Kamis, 18 Juli 2019

JANGAN MENANTANG ALLAH .


Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Alhamdulillaahirrahmaanirrahiim.  Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad.

Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’iin  . Laa ilaaha illa anta subhanaka inni kuntu minadz dzoolimiin.

Ya ayyuhal adziina aamanut taqullooha , haqqo tuqootihi wala tamutuuna wa antum muslimuun
Amma ba’du ;

Orang yang tidak mau beramal baik dan beribadah sama saja menantang Allah swt.

Orang yang tidak mau solat, bersedekah/zakat , berpuasa wajib sama saja menantang Allah swt .

Orang yang hidupnya tidak mau berkasih saying dengan sesame manusia sama saja menantang Allah swt .

Orang yang tidak ada rasa peduli terhadap fakir , miskin, anak-anak yatim dan kaum yang lemah sama saja menantang Allah swt.

Janganlah sombong hidup ini karena semua itu dari Allah. Takutlah pada Allah bila kita berbuat sesuatu yang tidak disukai oleh Allah swt. Dan cepat atau lambat kita semua akan kembali kepada Allah swt .

Di dunia kita masih dibiarkan berbuat sesuka hati. Tapi kelak di akhirat semua perbuatan kita itu akan dimintai pertangung jawabannya di hadapan Allah swt.

Maka langah terbaik yang harus kita lakukan adalah takutlah kamu pada hari ( ketika ) tidak seorangpun dapat membela orang lain sedikit pun. Hari itu adalah hari Kiamat.

Pada hari itu sungguh hari yang sangat mengerikan, masing-masing ingin menyelamatkan dirinya sendiri.

Seorang bapak lupa pada anaknya. Seorang ibu yang lagi menyusui bayi akan melupakan bayinya. 

Seorang bapak tidak bisa menolong anaknya  atau sebaliknya. Yang bisa membantu atau menolong dirinya adalah hanya amal kebajikan yang telah dikerjakannya.

Semua orang akan dbangkitkan dari alam kuburnya seolah-olah seperti baru bangun dari tidur. 

Mereka semuanya akan dikumpulkan di suatu padang yang luas tak berbatas, akan dihisab ( ditanya ), oleh Allah 

karena semuanya akan menghadap Allah swt dan mempertanggung jawabkan atas segala perbuatan yang telah dilakukannya ketika mereka berada di alam dunia, 

setelah dihisab kemudian kitab amalnya ditimbang. Apabila banyak kebaikkannya maka 

timbangan akan condong ke kanan dan kitab amal diserahkan kembali ke pemiliknya, diterima dengan tangan kanan, setelah itu melewati suatu jembatan yang disebut sirothol mustaqim  .

Kemudian yang terakhir mereka menempati tempat yang telah disediakan oleh Allah, suatu tempat yang penuh dengan kenikmatan dan kebahagiaan.

Sedangkan bagi mereka yang timbangan amal kebaikannya hanya sedikit, maka timbangan akan condong ke kiri, dan kitab amalnyapun akan diterima dengan tangan kiri, setelah melewati jembatan sirothol mustaqim 

mereka pun dimasukkan ke suatu tempat yang telah disediakan oleh Allah yaitu tempat yang penuh dengan siksa dan azab yang menghinakan. 

Dan kesemuanya itu akan kekal selama-lamanya berada di sana.

Sungguh syafaat dan tebusan apapun darinya tidak diterima dan mereka tidak akan ditolong. 

Ini khusus untuk orang-orang yang menerima kitab amalnya dengan tangan kiri.

Mereka ingin ditolong, ingin diselamatkan, ingin dilindungi.Namun apa yang terjadi ? 

Sayang seribu kali sayang walapun punya harta benda seisi dunia  ini untuk menebus segala perbuatannya, tetap Allah tidak menerima tebusan itu. 

Karena pada waktu di dunia tidak mau menjalankan perintah Allah dan menjauhi laranganNya . 

Artinya  sama saja  tidak mau mengakui Allah swt , maka di akhiratpun Allah tidak akan mengakui mereka.

Di akhirat itu tidak ada yang sanggup menolong dan menyelamatkan apalagi melindunginya kecuali jika  Allah berkehendak.

Barulah manusia menyadari bahwa apa yang selama ini dilakukan ternyata sesat dan menyesatkan, namun apa mau dikata,  

nasi sudah menjadi bubur, tidak mungkin akan berubah lagi menjadi nasi. Sunggguh mereka di dalam kerugian yang nyata.

Wahai saudaraku semuanya mengapa  Allah st menyampaikan berita ini kepada kita semua  ?

 Tujuannya adalah  agar kita semua tidak terjerumus  atau mengikuti orang-orang terdahulu yang memang sudah sesat jalannya.

Akan tetapi setelah disampaikan begini oleh Allah swt , kemudian kita semua tidak mau  segera sadar diri,  berarti  sudah siap menanggung segala resikonya. 

Semoga kita semua bisa  menjadi orang yang banyak bersyukur kepada Allah, mulai sibuk atau menyibukkan diri, mempersiapkan diri, menata diri 

untuk keperluan akhirat kita dengan memperbanyak berbuat amal kebajikan, beribadah dengan tulus dan ikhlas hanya kepada Allah, tidak mempersekutukanNya dengan sesuatu selain Dia, banyak memohon ampunannya, bertaubat dan bertawakal serta berserah diri kepada Nya.  Insya Allah .

Wallaahua’lam .

Subhanakalloohuma wa bihamdika asyhadu an laa ilaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaihi .

Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar