Rabu, 23 Oktober 2019

LAHIR DAN BATIN.


Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Alhamdulillaahirrahmaanirrahiim.  Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad .

Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’iin  .
Laa ilaaha illa anta subhanaka inni kuntu minadz dzoolimiin.

Ya ayyuhal adziina aamanut taqullooha , haqqo tuqootihi wa antum muslimuun
Amma ba’du ;

Wahai saudaraku tubuh kita itu terlidir lahir [ jasad ] dan batin[ ruh ] . Keduanya harus dijaga dan dipelihara dengan baik agar tetap sehat .

Sebagian besar manusia yang menjaga agar tubuh tetap sehat. Karena yakin dalam tubuh yang sehat maka jiwanya akan sehat. Apakah benar seperti itu ?

Teori memang bisa seperti itu . Namun dalam kenyataannya , butuh pembuktian oleh diri sendiri .

Lahir akan sehat bila perut kita dijaga dari makanan dan minuman yang diharamkan oleh Allah .

Batin kita bisa sehat bila kita rajin membersihkan hati kita dengan cara menyempurnakan niat di setiap amal ibadah.

Bila hati bersih, maka seluruh anggota tubuh akan sehat, pikiran juga sehat, bicaranya sehat , sikap dan prilaku kita juga sehat .

Dulu lagi hidup miskin biasa biasa saja, rumah biasa , sederhana , pintu terbuka siang malam tanpa dikunci. Tamu boleh masuk atau datang kapan saja.

Sekarang setelah kaya raya. Mendadak rumah dipugar menjadi gedung yang megah . Batasan rumuah ditembok pagar keliling yang tinggi , depan rumah dibuat pintu gerbang , dan gemboknya besar. Kenapa ya ?

Tidak usah tanya kenapa tapi itu memberikan pembelajaran kepada kita bahwa dunia itu bila kita tidak memiliki dasar imanyang kuat maka bisa menyesatkan kita, menjerumuskan kita menjauhkan kita dari jalan Allah.

Semakin banyak harta hidupnya bukan semakin senang , akan tetapi semakin tersiksa . Tidur nggak nyenyak , bahkan kurang tidur. Takut hartanya dimalingi oleh orang lain .

Makan nggak terasa nikmat karena dikelilingi berbagai macam masalah. Makanya mencari rumah makan yang belum didatangi dan mencari makanan yang paling lezat.

Sekonya begitu lagi dan begitu lagi berulang kali dan lama kelamaan kaya jadi orang tolol, bingung sendiri .

Mengapa Rasulullah saw ditawari oleh malaikat atas peritah Allah bahwa lembah ini bagaimana bila dijadikan emas , Kalau kamu setuju maka aku kerjakan,tapi kalau kamu tidak setuju ya tidak aku kerjakan.

Apa jawaban Rasulullah saw ? Tidak usah sampaikan saja ke Allah tidak usah berbuat seperti itu. Kalau Allah mau menawarkan hal itu ke saya, maka saya hanya minta sehari diberi hidup cukup , dan esok harinya kurang , sehari cukup , sehari kurang.

Kenapa beliau tidak meminta hari ini diberi berlebih , esok cukup, lusanya berlebih lagi, esok lusanya cukup lagi,
Rasulullah saw sudah faham pengaruh dunia itu seperti apa .

Makanya beliau tidak mau hidup berlebih,tapi cukup
Dan Allah pun telah berfirman di dalam Al Quran surat Al maidah ayat 3 yaitu. " ..... ...TELAH AKU CUKUPKAN NIKMAT KU UNTUKMU ........"

Cukup itu tidak lebih tidak kurang . Cukup itu merupakan lambang keadilan Allah.

Jadi kalau diantara kita ingin hidup berlebih, maka harus menyimpang dari jalan Allah seperti berbuat dusta, menipu , memanipulasi , korupsi dan sejenisnya .

Lalu bagaimana dari hidup yang cukup itu agar kelakmenjadi orang kaya di akhirat.

Rasulullah saw mengajarkan kita agar banyak mendoakan orang lain .

Beliau selalu mendoakan umatnya siang dan malam agar dosa dosanya diampuni termasuk juga kedua orang tuanya.
Itulah kekayaan rasulullah saw yang tidak nampak oleh kita. Beliau setiap harinya banyak membaca

Allahummaghfili wali wa lidayya wa li jamii'il muslimiina wal muslimaat , wal mu'miniina wal mu'minaat , al ahyaa i min hum wal amwaat , wa autubu ilaika.

Apakah kita semua sudah biasa melakukan hal tersebut .  Bila belum maka marilah sejak saat ini kita memulainya. Mari kita manfaatkan sisa sisa umur kita ini dengan baik .

Semoga saja urain ini bisa membuka mata hati kita yang selama ini telah tertutup.

Wallaahua’lam .
Subhanakalloohuma wa bihamdika asyhadu an laa ilaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika

        Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar