Assalamu’alaikum warahmatullaahi
wabarakaatuh.
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Alhamdulillaahirrahmaanirrahiim. Allahumma
sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad .
Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’iin .
Laa ilaaha illa anta subhanaka inni kuntu
minadz dzoolimiin.
Ya ayyuhal adziina
aamanut taqullooha , haqqo tuqootihi wa antum muslimuun
Amma ba’du ;
MASA KECIL
NABI MUHAMMAD SAW .
Wahai saudaraku
setelah kita mengetahui bagaimana kisah kelahiran Nabi Muhammad saw yang sangat
luar biasa . Dan tidak bisa dijangkau dengan daya nalar manusia . Karena
segalanya serba luar biasa dan istimewa .
Maka dalam hati kita
mulai mengagumi beliau kenapa Allah sampai berbuat seperti itu .
Itu menandakan Allah
swt sudah memilih beliau sebagai manusia pilihanNya yang terbaik , dan
sekaligus menjadikan beliau sebagai kekasihNya .
Kemudian beliau tidak
langsung besar , prosesnya sama dengan kita semua yaitu melalui masa kecilnya
ketika beliau masih anak – anak sampai dengan menjelang masa remajanya .
Semenjak kecil orang
mengenang Muḥammad s.a.w. sebagai anak yang
berakhlak mulia, manis budi bahasanya, jujur, penyabar, senang membantu orang
yang dalam kesusahan dan senantiasa menjauhkan diri dari perbuatan yang tidak
baik.
Pertumbuhan Rasūlullāh s.a.w. selalu dalam
naungan penjagaan Allah s.w.t.
dari perbuatan-perbuatan buruk jāhiliyyah, hal itu
dikarenakan kemuliaan yang Allah telah inginkan kepadanya, hingga Muḥammad s.a.w. dikenal sebagai
orang yang paling baik budi pekertinya .
Sampai-sampai kaumnya
menjuluki Muḥammad s.a.w. dengan panggilan
“AL-AMIN”, disebabkan banyaknya hal-hal baik yang Allah s.w.t. berikan kepada Muḥammad s.a.w.
Dan salah satu dari
penjagaan yang Allah s.w.t. berikan
kepadanya sebagaimana diriwayatkan oleh Imām adz-Dzahabī dari Sayyidinā ‘Alī ibn Abī Thālib r.a., bahwa
Rasūlullāh s.a.w. pernah bersabda:
“Aku tidak pernah tertarik oleh perbuatan yang
lazim dilakukan orang-orang jahiliyyah kecuali dua kali.
Namun dua kali itu
Allah menjaga dan melindungi diriku. Ketika aku masih bekerja sebagai penggembala
kambing bersama kawan-kawanku, pada suatu malam kukatakan kepada seseorang dari
mereka:
“Awasilah kambing gembalaanku ini, aku hendak masuk ke kota (Makkah)
untuk bergadang seperti yang biasa dilakukan oleh kaum pemuda.”
Setibaku di
Makkah aku dengar bunyi rebana dan seruling dari sebuah rumah yang mengadakan
pesta.
Ketika aku tanyakan kepada seseorang di dekat rumah itu, ia menjawab
bahwa itu pesta perkawinan si Fulan dengan si Fulanah.
Aku lalu duduk hendak
mendengarkan, tetapi kemudian Allah membuatku tertidur hingga tidak mendengar
apa-apa.
Dan aku baru terbangun dari setelah disengat panas matahari. Peristiwa
ini terulang lagi keesokan harinya.
Demi Allah, sejak itu aku tidak pernah
mengulang hal-hal seperti itu, sampai Allah s.w.t. memuliakanku dengan
kenabian-Nya.”
Wallaahua’lam
.
Subhanakalloohuma
wa bihamdika asyhadu an laa ilaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar