Kamis, 31 Oktober 2019

MASA MUDA NABI MUHAMMAD SAW KE 1



Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Alhamdulillaahirrahmaanirrahiim.  Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad .

Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’iin  .
Laa ilaaha illa anta subhanaka inni kuntu minadz dzoolimiin.

Ya ayyuhal adziina aamanut taqullooha , haqqo tuqootihi wa antum muslimuun
Amma ba’du ;

MASA  KECIL  NABI  MUHAMMAD SAW .

Wahai saudaraku setelah kita mengetahui bagaimana kisah kelahiran Nabi Muhammad saw yang sangat luar biasa . Dan tidak bisa dijangkau dengan daya nalar manusia . Karena segalanya serba luar biasa dan istimewa .

Maka dalam hati kita mulai mengagumi beliau kenapa Allah sampai berbuat seperti itu . 

Itu menandakan Allah swt sudah memilih beliau sebagai manusia pilihanNya yang terbaik , dan sekaligus menjadikan beliau sebagai kekasihNya .

Kemudian beliau tidak langsung besar , prosesnya sama dengan kita semua yaitu melalui masa kecilnya ketika beliau masih anak – anak sampai dengan menjelang masa remajanya .

Semenjak kecil orang mengenang Muammad s.a.w. sebagai anak yang berakhlak mulia, manis budi bahasanya, jujur, penyabar, senang membantu orang yang dalam kesusahan dan senantiasa menjauhkan diri dari perbuatan yang tidak baik.

Pertumbuhan Rasūlullās.a.w. selalu dalam naungan penjagaan Allah s.w.t. dari perbuatan-perbuatan buruk jāhiliyyah, hal itu dikarenakan kemuliaan yang Allah telah inginkan kepadanya, hingga Muammad s.a.w. dikenal sebagai orang yang paling baik budi pekertinya .

Sampai-sampai kaumnya menjuluki Muammad s.a.w. dengan panggilan “AL-AMIN”, disebabkan banyaknya hal-hal baik yang Allah s.w.t. berikan kepada Muammad s.a.w.

Dan salah satu dari penjagaan yang Allah s.w.t. berikan kepadanya sebagaimana diriwayatkan oleh Imām adz-Dzahabī dari Sayyidinā ‘Alī ibn Abī Thālib r.a., bahwa
Rasūlullās.a.w. pernah bersabda:

Aku tidak pernah tertarik oleh perbuatan yang lazim dilakukan orang-orang jahiliyyah kecuali dua kali. 

Namun dua kali itu Allah menjaga dan melindungi diriku. Ketika aku masih bekerja sebagai penggembala kambing bersama kawan-kawanku, pada suatu malam kukatakan kepada seseorang dari mereka: 

Awasilah kambing gembalaanku ini, aku hendak masuk ke kota (Makkah) untuk bergadang seperti yang biasa dilakukan oleh kaum pemuda.” 

Setibaku di Makkah aku dengar bunyi rebana dan seruling dari sebuah rumah yang mengadakan pesta. 

Ketika aku tanyakan kepada seseorang di dekat rumah itu, ia menjawab bahwa itu pesta perkawinan si Fulan dengan si Fulanah. 

Aku lalu duduk hendak mendengarkan, tetapi kemudian Allah membuatku tertidur hingga tidak mendengar apa-apa. 

Dan aku baru terbangun dari setelah disengat panas matahari. Peristiwa ini terulang lagi keesokan harinya. 

Demi Allah, sejak itu aku tidak pernah mengulang hal-hal seperti itu, sampai Allah s.w.t. memuliakanku dengan kenabian-Nya.”

Wallaahua’lam .
Subhanakalloohuma wa bihamdika asyhadu an laa ilaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika

Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar