Sabtu, 09 November 2019

ALLAH SWT TIDAK MEMAKSAKAN ISLAM KEPADA SIAPAPUN..



Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Alhamdulillaahirrahmaanirrahiim.  Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad .

Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’iin  .
Laa ilaaha illa anta subhanaka inni kuntu minadz dzoolimiin.

Ya ayyuhal adziina aamanut taqullooha , haqqo tuqootihi wa antum muslimuun
Amma ba’du ;

Allah swt tidak pernah menawarkan agama apapun kepada manusia kecuali Islam . 

Allah hanya memberitakukan bahwa ini lho agama yang AKU ridoi untuk manusia akhir zaman yakni Islam . Innad diian indallaahil Islaam  .

Dan Allah tidak memaksakan setiap manusia agar masuk Islam …  Laa ikraaha fidiin . 

Jadi bagi mereka yang sudah meyakini apapun yang sudah dijalaninya , silahkan saja kalau tidak rela dengan Islam.

Asalkan jangan mencela dan menghina Islam. Mencela dan menghina Islam maka saja dengan menghina Allah dan Rasulnya.

Adapun kelak di akhirat semua perbuatan manusia itu akan ditanggung oleh pribadi masing – masing . 

Bila baik maka untuk dirinya sendiri, sebaliknya bila buruk juga ditanggung oleh dirinya sendiri .

Andaikata semua manusia di dunia masuk Islam semua, juga tidak akan membuat Allah semakin kaya. 

Seandainya manusia di dunia menentang Allah semua juga tidak akan membuat Allah susah.

Yang jelas apa yang dipilihnya, maka itulah yang akan dipetik hasilnya untuk dinikmatidi alam akhirat .

Jadi tidak usah saling fitnah, menjelek jelekkan, berdebat sampai timbul perpecahan umat.

Bila perdebatan itu terjadi di kalangan umat Islam sendiri, bukan berarti ajaran Islam itu jelek  .

Yang jelek adalah penganutnya karena masing masing memikirkan egonya sendiri merasa paling benar.

Benarnya ini menurut siapa menurut diri, menurut manusia atau menurut Allah. 

Kalau benar menurut Allah pun belum tentu apakan sudah sesuai dengan kehendak Allah. Insya Allah tidak ada yang tahu akan hal ini, kcuali hanya Allah.

Jadi tetaplah hidup rukun dan damai , tanamkan rasa cinta kasih dengan sesama mausia , bila ingin tahu tentang Islam maka pelajarilah tentang Islam secara mendalam, kajiah sampai kalian menemukan keyakinan sendiri, jadi bukan kata si fulan, kata kyai fulan, kata Habib fulan dsb.

Itulah makanya bila terjadi perselisihan dalam hal agama Islam , maka segeralah kembali kepada dua sumbernya yang asli yakni Allah [ Al Quran ] dan Nabi Muhammad saw [ As Sunnah  Hadits ].

Pakar sejarah bersepakat bahwa Nabi s.a.w. tidak pernah berpergian lama dari kaumnya dan tidak banyak juga Nabi s.a.w. bepergian ke daerah ahli kitab, sehingga para penentang berkata:
Sesungguhnya Dia (Muammad) belajar dari mereka.”

Sedangkan Nabi s.a.w. hanya melakukan satu atau dua kali safar (bepergian) ke daerah ahli kitab semasa hidupnya, dalam waktu yang sebentar sekiranya tidak memungkinkan untuk belajar sedikit, apakah sebanding waktu belajar itu dengan luasan ilmunya Baginda Nabi s.a.w.?

Dan al-Qur’ān telah membantah apa yang ditentangkan kepada Baginda Nabi s.a.w., seperti yang tercantum dalam ayat berikut:
وَ قَالُوْا أَسَاطِيْرُ الْأَوَّلِيْنَ اكْتَتَبَهَا فَهِيَ تُمْلى عَلَيْهِ بُكْرَةً وَ أَصِيْلًا.
Dan mereka berkata: “(Itu hanya) dongeng-dongeng orang-orang terdahulu, yang diminta agar dituliskan, lalu dibacakanlah dongeng itu kepadanya setiap pagi dan petang”.”.
(QS al-Furqān [25]: 5).

“Katakanlah (Muammad): “al-Qur’ān itu diturunkan oleh (Allah) yang mengetahui rahasia di langit dan di bumi. Sungguh, Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang”.”
(QS al-Furqān [25]: 6).

قُلْ أَنْزَلَهُ الَّذِيْ يَعْلَمُ السِّرَّ فِي السَّمَاوَاتِ وَ الْأَرْضِ إِنَّهُ كَانَ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا.
Katakanlah (Muammad): “al-Qur’ān itu diturunkan oleh (Allah) yang mengetahui rahasia di langit dan di bumi. Sungguh, Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang”.”.
(QS al-Furqān [25]: 6).

Wallaahu a’lam
Subhanakallaahumma wabihamdika asyhadu anlaa ilaaha illa anta astaghfiruka wa atubu ilaika .

Wassalamu’alaikum warahmatullaahi waarakaatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar