BACAAN ATTAHIYYAT
ADALAH DIALOG ANTARA RASULULLAH S.A.W
DENGAN ALLAH S.W.T
DENGAN ALLAH S.W.T
Assalamu’alaikum warahmatullaahi
wabarakaatuh.
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Alhamdulillaahirrahmaanirrahiim. Allahumma
sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad .
Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’iin .
Laa ilaaha illa anta subhanaka inni kuntu
minadz dzoolimiin.
Ya ayyuhal adziina aamanut taqullooha ,
haqqo tuqootihi wa antum muslimuun
Amma ba’du ;
Seandainya kita
mengetahui bahwa sebagian dari bacaan shalat itu adalah dialog antara
Rasulullah saw dengan Allah swt , tentu
kita tidak akan terburu-buru melakukannya.
Allahu Akbar,
ternyata bacaan shalat itu dapat membuat kita seperti berada di syurga.
Mari kita camkan dan
renungkan kisah berikut ini, tentu akan berlinang air mata kita.
ماشاءالله
Singkat cerita, pada
malam itu Jibril a.s mengantarkan Rasulullah Shalallahu'Alaihi Wasallam naik ke
Sidratul Muntaha.
Namun karena Jibril a.s tidak diperkenankan untuk mencapai Sidratul Muntaha, maka Jibril a.s pun mengatakan kepada Rasulullah untuk melanjutkan perjalanannya sendiri tanpa dirinya.
Rasulullah saw melanjutkan
perjalanan perlahan sambil terkagum-kagum melihat indahnya istana Allah swt hingga tiba di Arsy.
Setelah sekian lama
menjadi seorang Rasul, inilah pertama kalinya Nabi Muhammad saw berhadapan dan
berbincang secara langsung dengan Allah swt .
Bayangkanlah betapa
indah dan luar biasa dahsyatnya moment ini.. MasyaAllah.
Percakapan antara Nabi
Muhammad Rasulullah saw dengan Allah Subhanahu Wata'ala :
Rasulullah saw pun mendekat
dan memberi salam penghormatan kepada Allah swt .
"Attahiyyatul
mubarokastush shalawatuth thayyibaatulillah = Semua ucapan penghormatan,
pengagungan dan pujian hanyalah milik Allah".
Kemudian Allah swt
menjawab sapaannya :
"Assalamu
'alaika ayyuhan Nabiyyu warahmatullahi wa barakaatuh =
Segala pemeliharaan dan pertolongan Allah untukmu wahai Nabi, begitu pula rahmat Allah dan segala karunia-Nya".
Segala pemeliharaan dan pertolongan Allah untukmu wahai Nabi, begitu pula rahmat Allah dan segala karunia-Nya".
Mendapatkan jawaban
seperti ini, Rasulullah saw tidak merasa jumawa atau berbesar diri, justru
beliau tidak lupa dengan umatnya, ini yang membuat kita sangat terharu.
Beliau menjawab
dengan ucapan :
"Assalaamu
'alaina wa 'alaa 'ibadallahish shalihiin" = "Semoga perlindungan dan
pemeliharaan diberikan kepada kami dan semua hamba Allah yang shalih".
Bacalah percakapan
mulia itu sekali lagi, itu adalah percakapan Sang Khaliq dan hamba-NYA, Sang
Pencipta dan ciptaan-NYA dan beliau saling menghormati satu sama lain,
menghargai satu sama lain .
Dan lihat betapa
Rasulullah saw mencintai kita umatnya, bahkan beliau tidak lupa dengan kita
ketika beliau di hadapan Allah swt .
Melihat peristiwa
ini, para Malaikat yang menyaksikan dari luar Sidratul Muntaha tergetar dan
terkagum-kagum betapa Rahman dan Rahimnya Allah swt , betapa mulianya Nabi Muhammad
saw .
Kemudian para
Malaikat-pun mengucap dengan penuh keyakinan :
"Asyhadu Allaa
ilaaha illallah, wa asyhadu anna Muhammaddarrasulullah" = "Kami
bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan kami bersaksi bahwa Muhammad itu
adalah hamba Allah dan Rasul Allah".
Jadilah rangkaian
percakapan dalam peristiwa ini menjadi suatu bacaan dalam shalat yaitu pada
posisi Tahiyat Awal dan Akhir, yang kita ikuti dengan shalawat kepada Nabi
sebagai sanjungan seorang individu yang menyayangi umatnya.
Mungkin sebelumnya
kita tidak terpikirkan arti dan makna kalimat dalam bacaan ini.
Semoga dengan
penjelasan singkat ini kita dapat lebih meresapi makna shalat kita.
Sehingga kita dapat
merasakan getaran yang dirasakan oleh para Malaikat disaat peristiwa itu.
Dan semoga bermanfaat
untuk menambah kekhusyu'an shalat kita.
امين يارب العالمين
Semoga bermanfat . Wallaahua'lam
Wassalamu’alaikum
warahmatullaahi waarakaatuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar