Minggu, 24 November 2013

MENGENANG HARI GURU NASIONAL


GURU  ,  GURU  ,  GURU , OH  ,  GURU

Hari ini tanggal 25 Nopember  adalah merupakan HARI GURU NASIONAL.

Hari ini kita peringati bersama HARI GURU NASIONAL khususnya pencetus pendidikan yaitu salah seorang tokoh pahlawan nasional. Beliau adalah seorang pahlawan pendidikan. Beiau lah yang awal mencetuskan pendidikan formal yaitu sekolah-sekolah, disamping menekankan kepada para orang tua yang harus memberikan pendidikan juga di lingkungan keluarga dan sebagai perwujudan semua itu harus dibuktikan melalui masyarakat, yang dikenal dengan pendidikan di lingkungan masyarakat.

Pendidikan di lingkungan keluarga adalah merupakan modal dasar yang utama dan paling utama. Ibarat kalau kita mau mendirikan rumah adalah fondasinya,. Semakin kuat fondasi maka akan semakin kuat pula bagunan yang akan dibangun di atasnya. Dan berkenaan dengan hari guru, marilah kita semua yang merasa memiliki anak-anak, bimbing dan tuntun mereka untuk menjadi anak yang tahu akan hak ( menerima aturan apapun yang dikeluarkan oleh orang tuanya ) dan juga punya kewajiban ( untuk mengangkat, derajat, harkat dan martabat dirinya, keluarganya, agamanya, bangsa dan negara ). Baik buruknya anak-anak ini bergantung kepada kita sebagai orang tua, karena di sekolah itu hanya beberapa jam saja. Oleh karena itu apabila kita menghendaki agar anak-anak kita menjadi baik, maka kasih sayangilah mereka ,sebagaimana kita mengasihi dan menyayangi diri kita sendiri. Dengan harapan agar anak-anak kita kehidupannya bisa lebih baik lagi dari kita sebagai orangtuanya. Apabila anak-anak kita kehidupannya bisa lebih baik dari kita, berarti kita berhasil dalam membimbing, membina, mengarahkan mereka. Ini berarti kita telah berhasil melaksanakan amanat Allah dengan baik. Apabila anak-anak kita kehidupannya sama saja dengan kita, berarti kita menjadi orang yang rugi, artinya merugikan anak-anak. Ini berarti kita telah gagal membina mereka atau gagal untuk melaksanakan amanat Allah. Apabila kehidupan anak-anak kita lebih buruk dari kita, maka kita telah menjerumuskan anak-anak kita ke jurang kehinaan, telah mencelakai mereka. Hal ini berarti kita telah menzalimi anak kita sendiri.

Pendidikan di lingkungan sekolah, semua ini bergantung kepada para bapak dan ibu guru , baik buruknya anak, maju mundurnya anak, berhasil dan gagalnya anak semuanya bergantung kepada para guru. Apabila para anak didiknya di dalam kehidupannya menjadi baik, berpendidikan, berbudaya berarti para guru berhasil dalam menyampaikan ilmunya, apabila sikap dan prilaku anak tersebut sama saja dari hari ke hari berarti guru itu gagal dalam melaksanakan amanat Allah, Apabila sikap dan prilaku anak -anak lebih buruk dari sebelumnya berarti guru itu telah  menzalimi anak-anaknya.

Pendidikan di lingkungan masyarakat adalah pendidikan yang tidak disajikan di sekolah artinya apakah anak-anak setelah keluar atau tamat menempuh pendidikan di sekolah tersebut dapat menebar kemaslahatan,  banyak dibutuhkan oleh masyarakat, banyak membatu dan dikenal oleh masyarakat, berarti sekolah itu telah mengangkat derajat anak tersebut ,

Dari uraian di atas Ki Hajar Dewantara selaku pelopor pendidikan dalam rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya melalui teori Trilogi kependidikan atau tiga teori pendidikan yaitu : 1. Pendidikan di lingkungan keleuarga ; 2. Pendidikan formal atau pendidikan di lingkungan sekolah dan 3. Pendidikan non formal atau pendidikan di lingkungan masyarakat.  Ketiga-tiganya itu saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Artinya berdiri, dan maju seiiring sejalan, ketiga-tiganya tidak bisa berdiri masing-masing, berjalan semuanya sendiri-sendiri. Ketiga-tiganya adalah satu system yang harus bergerak bersama secara selaras, serasi dan seimbang.Apabila salah satu system rusak maka akan merusak system yang lain.

Sekarang mari kita tengok keadaan masyarakat di luar, para siswa banyak yang mendirikan geng motor, apakah geng motor itu banyak menguntungkan masyarakat atau merugikan masyarakat. Di banyak sekolah kedisiplinan sudah banyak merosot. Banyak anak sekolah yang sering datang terlambat , dalam jam belajar mereka masih nongkrong di pinggir jalan menunggu angkutan . Maraknya tawuran bukan anak sekolah menengah ke bawah saja, sampai di kalangan mahasiswa yang perupakan calon intelektual marak dengan demo, dengan alasan ketidak puasan terhadap sesuatu. Sayangnya kemarahan itu kok ditumpahkannya di jalan, bukan mencari titik temu permasalahan itu sumbernya dimana, dan segera diatasinya. Dampak dari semua itu akhirnya meresahkan masyarakat. Bisa membuat suasana mencekam di lingkungan masyarakat. Dan di kalangan pejabat pun sama, korupsi merajalela, kebohongan dan kedustaan sudah menjamur dan kayanya seperti dijadikan budaya , layaknya seperti mereka semua ini tidak pernah makan bangku sekolah, tidak mengenyam pendidikan, tidak pernah mengenal guru, dan tidak takut akan akibat yang ditimbulkannya.
Semoga di HARI GURU ini semua orang Indonesia bisa menghargai sekolahnya, para gurunya telah memberikan berbagai macam ilmu baik ilmu akhlaq dan ilmu pengetahuan yang lainnya sehingga kehidupannya bisa layak dengan yang lain, karena bagaimanapun baik buruknya bergantung kepada kita semua, dan itu lebih aikbaik ,merupakan suatu harga diri , suatu kehormatan yang tidak bisa dibuat main-main, akan tetapi harus ditujukkan melalui sikap dan prilaku kita sebagai bangsa yang bermartabat dan berbudaya.


Semua itu tidak akan terwujud tanpa adanya kerjasama yang tulus dan ikhlas dari orang tua,guru ,serta masyarakat dalam mengantarkan anak-anak kita menjadi generasai yang lebih baik,cerdas, ,berakhlak,beradab,mulia dimata manusia,lebih-lebih lagi di mata  Allah SWT. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar