GURU
, GURU , GURU
, OH ,
GURU
Hari ini tanggal 25 Nopember adalah merupakan HARI GURU NASIONAL.
Hari ini kita peringati bersama HARI GURU
NASIONAL khususnya pencetus pendidikan yaitu salah seorang tokoh pahlawan
nasional. Beliau adalah seorang pahlawan pendidikan. Beiau lah yang awal
mencetuskan pendidikan formal yaitu sekolah-sekolah, disamping menekankan
kepada para orang tua yang harus memberikan pendidikan juga di lingkungan
keluarga dan sebagai perwujudan semua itu harus dibuktikan melalui masyarakat,
yang dikenal dengan pendidikan di lingkungan masyarakat.
Pendidikan di lingkungan keluarga adalah
merupakan modal dasar yang utama dan paling utama. Ibarat kalau kita mau
mendirikan rumah adalah fondasinya,. Semakin kuat fondasi maka akan semakin
kuat pula bagunan yang akan dibangun di atasnya. Dan berkenaan dengan hari
guru, marilah kita semua yang merasa memiliki anak-anak, bimbing dan tuntun
mereka untuk menjadi anak yang tahu akan hak ( menerima aturan apapun yang
dikeluarkan oleh orang tuanya ) dan juga punya kewajiban ( untuk mengangkat,
derajat, harkat dan martabat dirinya, keluarganya, agamanya, bangsa dan negara
). Baik buruknya anak-anak ini bergantung kepada kita sebagai orang tua, karena
di sekolah itu hanya beberapa jam saja. Oleh karena itu apabila kita
menghendaki agar anak-anak kita menjadi baik, maka kasih sayangilah mereka
,sebagaimana kita mengasihi dan menyayangi diri kita sendiri. Dengan harapan
agar anak-anak kita kehidupannya bisa lebih baik lagi dari kita sebagai
orangtuanya. Apabila anak-anak kita kehidupannya bisa lebih baik dari kita,
berarti kita berhasil dalam membimbing, membina, mengarahkan mereka. Ini
berarti kita telah berhasil melaksanakan amanat Allah dengan baik. Apabila
anak-anak kita kehidupannya sama saja dengan kita, berarti kita menjadi orang
yang rugi, artinya merugikan anak-anak. Ini berarti kita telah gagal membina mereka
atau gagal untuk melaksanakan amanat Allah. Apabila kehidupan anak-anak kita
lebih buruk dari kita, maka kita telah menjerumuskan anak-anak kita ke jurang
kehinaan, telah mencelakai mereka. Hal ini berarti kita telah menzalimi anak
kita sendiri.
Pendidikan di lingkungan sekolah, semua ini
bergantung kepada para bapak dan ibu guru , baik buruknya anak, maju mundurnya
anak, berhasil dan gagalnya anak semuanya bergantung kepada para guru. Apabila
para anak didiknya di dalam kehidupannya menjadi baik, berpendidikan, berbudaya
berarti para guru berhasil dalam menyampaikan ilmunya, apabila sikap dan
prilaku anak tersebut sama saja dari hari ke hari berarti guru itu gagal dalam
melaksanakan amanat Allah, Apabila sikap dan prilaku anak -anak lebih buruk dari
sebelumnya berarti guru itu telah
menzalimi anak-anaknya.
Pendidikan di lingkungan masyarakat adalah
pendidikan yang tidak disajikan di sekolah artinya apakah anak-anak setelah
keluar atau tamat menempuh pendidikan di sekolah tersebut dapat menebar
kemaslahatan, banyak dibutuhkan oleh
masyarakat, banyak membatu dan dikenal oleh masyarakat, berarti sekolah itu
telah mengangkat derajat anak tersebut ,
Dari uraian di atas Ki Hajar Dewantara selaku
pelopor pendidikan dalam rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya melalui
teori Trilogi kependidikan atau tiga teori pendidikan yaitu : 1. Pendidikan di
lingkungan keleuarga ; 2. Pendidikan formal atau pendidikan di lingkungan
sekolah dan 3. Pendidikan non formal atau pendidikan di lingkungan
masyarakat. Ketiga-tiganya itu saling
berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Artinya berdiri, dan maju
seiiring sejalan, ketiga-tiganya tidak bisa berdiri masing-masing, berjalan
semuanya sendiri-sendiri. Ketiga-tiganya adalah satu system yang harus bergerak
bersama secara selaras, serasi dan seimbang.Apabila salah satu system rusak
maka akan merusak system yang lain.
Sekarang mari kita tengok keadaan masyarakat di
luar, para siswa banyak yang mendirikan geng motor, apakah geng motor itu
banyak menguntungkan masyarakat atau merugikan masyarakat. Di banyak sekolah
kedisiplinan sudah banyak merosot. Banyak anak sekolah yang sering datang
terlambat , dalam jam belajar mereka masih nongkrong di pinggir jalan menunggu
angkutan . Maraknya tawuran bukan anak sekolah menengah ke bawah saja, sampai
di kalangan mahasiswa yang perupakan calon intelektual marak dengan demo,
dengan alasan ketidak puasan terhadap sesuatu. Sayangnya kemarahan itu kok
ditumpahkannya di jalan, bukan mencari titik temu permasalahan itu sumbernya
dimana, dan segera diatasinya. Dampak dari semua itu akhirnya meresahkan
masyarakat. Bisa membuat suasana mencekam di lingkungan masyarakat. Dan di kalangan
pejabat pun sama, korupsi merajalela, kebohongan dan kedustaan sudah menjamur
dan kayanya seperti dijadikan budaya , layaknya seperti mereka semua ini tidak
pernah makan bangku sekolah, tidak mengenyam pendidikan, tidak pernah mengenal
guru, dan tidak takut akan akibat yang ditimbulkannya.
Semoga di HARI GURU ini semua orang Indonesia
bisa menghargai sekolahnya, para gurunya telah memberikan berbagai macam ilmu
baik ilmu akhlaq dan ilmu pengetahuan yang lainnya sehingga kehidupannya bisa
layak dengan yang lain, karena bagaimanapun baik buruknya bergantung kepada
kita semua, dan itu lebih aikbaik ,merupakan suatu harga diri , suatu kehormatan
yang tidak bisa dibuat main-main, akan tetapi harus ditujukkan melalui sikap
dan prilaku kita sebagai bangsa yang bermartabat dan berbudaya.
Semua itu tidak akan terwujud tanpa adanya kerjasama yang
tulus dan ikhlas dari orang tua,guru ,serta masyarakat dalam mengantarkan
anak-anak kita menjadi generasai yang lebih baik,cerdas, ,berakhlak,beradab,mulia
dimata manusia,lebih-lebih lagi di mata Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar