Kamis, 19 Desember 2013

BERSAMA KESEMPITAN ADA KELAPANGAN



BERSAMA KESULITAN ADA KEMUDAHAN

Kobaran api tidak mampu membakar tubuh Nabi Ibrahim as Dan itu karena pertolongan Ilahi membuka “ jendela “ seraya berkata, “ Hai api menjadi dinginlah dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim “ ( QS Al Anbiya ayat 69 ) .
Lautan yang sebegitu sangat luasnya tidak kuasa menenggelamkan Kalimur Rahman ( Musa as) juga karena suara yang agung kala itu bertitah, “ Sekali-kali tidak akan tersusul. Sesungguhnya, Rabb ku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku “ ( QS Asy Syu’ara ayat 62 )

Ketika Nabi Muhammad saw bersembunyi di sebuah gua akibat kejaran kaum kafir. Beliau mengabarkan kepada Abu Bakar bahwa Allah Yang Maha Tunggal dan Maha Tinggi ada bersama mereka. Sehingga rasa aman, tenteram dan tenangpun datang menyelimuti Abu Bakar.

Mereka yang terpaku pada waktu yang terbatas dan pada kondisi yang ( mungkin ) sangat kelam, umumnya hanya akan merasakan kesusahan, kesengsaraan dan keputus asaan dalam hidup mereka. Itu karena mereka hanya menatap dinding-dinding kamar dan pintu-pintu rumah mereka. Padahal, mereka seharusnya menembuskan pandangan sampai ke belakang tabir dan berfikir lebih jauh tentang hal-hal yang berada di luar pagar rumahnya.

Oleh karena itu janganlah pernah merasa terhimpit sejengkalpun, karena setiap keadaan pasti berubah. Dan sebaik-baik ibadah adalah menanti kemudahan dengan sabar. Betapapun, hari demi hari akan terus bergulir, tahun demi tahun akan selalu berganti, malam demi malam pun datang silih berganti. Meski demikian, yang gaib akan tetap tersembunyi, dan Yang Maha Bijaksana tetap pada keaadaan dan segala sifat-Nya. Dan Allah mungkin akan menciptakan sesuatu yang baru setelah itu semua. Tetapi sesungguhnya, setelah kesulitan itu tetap akan muncul kemudahan.

Wahai manusia kenapa dalam hidup ini anda selalu banyak mengeluh ? Sementara itu yang bisa mengatasi keluhan anda tidak pernah disapanya. Kenapa anda setiap ada yang bertemu dengan anda yang diceritakan anda itu selalu tentang kesusahan, kesulitan, kesengsaraan ? Sedangkan yang bisa mengatasi segala persoalan anda tidak pernah ditegurnya, disapanya. Kenapa anda selalu sedih karena tidak ada yang yang mau mencintai anda ? Sementara Sang Pemilik Cinta tidak pernah diajak bicara.

Sebenarnya Allah Tuhan Yang Maha Esa selalu beserta kita, dekat dengan kita bahkan sangat dekat, namun karena kitanya selalu menjauh, maka Dia juga tidak mau mengganggu kita, kalau diganggu khawatir kita menjadi marah. Dia mau menuruti segala kemauan kita asalkan segala persyaratan yang diinginkanNya dipenuhi, aturan mainnya ditaati, petunjuknya diikuti. Dia tidak meminta apapun kepada kita, tidak menuntut apapun kepada kita, tidak meminta bagian apapun dari kita. Bahkan sebaliknya Dia akan melipat gandakan segala kebaikan yang telah kita kerjakan.

Marilah kita renungkan bersama untuk membuka hati kita yang selama ini telah terkunci. Kita tinggal di rumahnya langit sebagai atapnya dan bumi sebagai lantainya lengkap dengan segala isinya yang diperuntukkan untuk kebutuhan kita. Sudahkah kita mengucapkan rasa terima kasih kita kepadaNya yang sudah memberikan usia sampai berapa tahun kita sekarang ini ? Kado yang terbaik apakah yang sudah kita berikan kepadaNya ?

Selama ini kita hanya banyak mengeluh, pusing, marah, jengkel, resah, gelisah, minta itu, minta ini, ingin itu, ingin ini, perlu itu perlu ini, butuh itu butuh ini dst kalau diantrikan entah berapa kilometer panjangnya . Kepada siapa kita ungkapkan semua itu ? Apakah hanya kepada orang lain saja atau kepada Allah ? Kalau kepada orang lain pastilah minta imbalan jasa, tetapi kalau kepada Allah, Dia tidak meminta imbalan,  juga punya keinginan dari kita, oleh kita dan untuk kita . Sudah berapa banyak tuntutanNya dipenuhi oleh kita ?


Waktu bergulir, dan bergerak terus ke depan, tidak pernah mundur. Usia kita semakin lama semakin bertambah. Dengan bertambahnya usia itu berbagai macam langkah telah dikerjakan untuk mempertahankan hidup, contoh kalau tidak punya uang , kita kerja. Kalau sakit kita ke dokter, Kalau lapar kita makan,. Kalau haus kita minum dst. Dan untuk memenuhi hal itu semua kita kerja keras, kasarnya kepala buat kaki dan kaki buat kepala. Sadarkah kita dibalik itu bahwa dengan bertambahnya usia berarti umur kita makin pendek. Sudah sebanyak apa usaha yang kita lakukan untuk menghadapi kematian. Sudah sebanyak apa bekal yang disiapkan kita untuk kehidupan kita setelah melewati proses kematian ? Sudah sekeras apakah usaha kita untuk mempersiapkan hal itu ? Ingat baik buruknya bukan keluarga kita atau orang tua kita yang menanggungnya, akan tetapi diri kita masing-masing. Selamat bermalam Jum’at sambil mengkaji diri, koreksi diri dan mawas diri. !!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar