BERSAMA
KESULITAN ADA KEMUDAHAN
Kobaran
api tidak mampu membakar tubuh Nabi Ibrahim as Dan itu karena pertolongan Ilahi
membuka “ jendela “ seraya berkata, “ Hai api menjadi dinginlah dan menjadi
keselamatanlah bagi Ibrahim “ ( QS Al Anbiya ayat 69 ) .
Lautan
yang sebegitu sangat luasnya tidak kuasa menenggelamkan Kalimur Rahman ( Musa
as) juga karena suara yang agung kala itu bertitah, “ Sekali-kali tidak akan
tersusul. Sesungguhnya, Rabb ku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk
kepadaku “ ( QS Asy Syu’ara ayat 62 )
Ketika
Nabi Muhammad saw bersembunyi di sebuah gua akibat kejaran kaum kafir. Beliau
mengabarkan kepada Abu Bakar bahwa Allah Yang Maha Tunggal dan Maha Tinggi ada
bersama mereka. Sehingga rasa aman, tenteram dan tenangpun datang menyelimuti
Abu Bakar.
Mereka
yang terpaku pada waktu yang terbatas dan pada kondisi yang ( mungkin ) sangat
kelam, umumnya hanya akan merasakan kesusahan, kesengsaraan dan keputus asaan
dalam hidup mereka. Itu karena mereka hanya menatap dinding-dinding kamar dan
pintu-pintu rumah mereka. Padahal, mereka seharusnya menembuskan pandangan
sampai ke belakang tabir dan berfikir lebih jauh tentang hal-hal yang berada di
luar pagar rumahnya.
Oleh
karena itu janganlah pernah merasa terhimpit sejengkalpun, karena setiap
keadaan pasti berubah. Dan sebaik-baik ibadah adalah menanti kemudahan dengan
sabar. Betapapun, hari demi hari akan terus bergulir, tahun demi tahun akan
selalu berganti, malam demi malam pun datang silih berganti. Meski demikian,
yang gaib akan tetap tersembunyi, dan Yang Maha Bijaksana tetap pada keaadaan
dan segala sifat-Nya. Dan Allah mungkin akan menciptakan sesuatu yang baru
setelah itu semua. Tetapi sesungguhnya, setelah kesulitan itu tetap akan muncul
kemudahan.
Wahai
manusia kenapa dalam hidup ini anda selalu banyak mengeluh ? Sementara itu yang
bisa mengatasi keluhan anda tidak pernah disapanya. Kenapa anda setiap ada yang
bertemu dengan anda yang diceritakan anda itu selalu tentang kesusahan,
kesulitan, kesengsaraan ? Sedangkan yang bisa mengatasi segala persoalan anda
tidak pernah ditegurnya, disapanya. Kenapa anda selalu sedih karena tidak ada
yang yang mau mencintai anda ? Sementara Sang Pemilik Cinta tidak pernah diajak
bicara.
Sebenarnya
Allah Tuhan Yang Maha Esa selalu beserta kita, dekat dengan kita bahkan sangat
dekat, namun karena kitanya selalu menjauh, maka Dia juga tidak mau mengganggu
kita, kalau diganggu khawatir kita menjadi marah. Dia mau menuruti segala
kemauan kita asalkan segala persyaratan yang diinginkanNya dipenuhi, aturan
mainnya ditaati, petunjuknya diikuti. Dia tidak meminta apapun kepada kita,
tidak menuntut apapun kepada kita, tidak meminta bagian apapun dari kita.
Bahkan sebaliknya Dia akan melipat gandakan segala kebaikan yang telah kita
kerjakan.
Marilah
kita renungkan bersama untuk membuka hati kita yang selama ini telah terkunci.
Kita tinggal di rumahnya langit sebagai atapnya dan bumi sebagai lantainya
lengkap dengan segala isinya yang diperuntukkan untuk kebutuhan kita. Sudahkah
kita mengucapkan rasa terima kasih kita kepadaNya yang sudah memberikan usia
sampai berapa tahun kita sekarang ini ? Kado yang terbaik apakah yang sudah
kita berikan kepadaNya ?
Selama
ini kita hanya banyak mengeluh, pusing, marah, jengkel, resah, gelisah, minta
itu, minta ini, ingin itu, ingin ini, perlu itu perlu ini, butuh itu butuh ini
dst kalau diantrikan entah berapa kilometer panjangnya . Kepada siapa kita
ungkapkan semua itu ? Apakah hanya kepada orang lain saja atau kepada Allah ?
Kalau kepada orang lain pastilah minta imbalan jasa, tetapi kalau kepada Allah,
Dia tidak meminta imbalan, juga punya
keinginan dari kita, oleh kita dan untuk kita . Sudah berapa banyak tuntutanNya
dipenuhi oleh kita ?
Waktu
bergulir, dan bergerak terus ke depan, tidak pernah mundur. Usia kita semakin
lama semakin bertambah. Dengan bertambahnya usia itu berbagai macam langkah
telah dikerjakan untuk mempertahankan hidup, contoh kalau tidak punya uang ,
kita kerja. Kalau sakit kita ke dokter, Kalau lapar kita makan,. Kalau haus
kita minum dst. Dan untuk memenuhi hal itu semua kita kerja keras, kasarnya
kepala buat kaki dan kaki buat kepala. Sadarkah kita dibalik itu bahwa dengan
bertambahnya usia berarti umur kita makin pendek. Sudah sebanyak apa usaha yang
kita lakukan untuk menghadapi kematian. Sudah sebanyak apa bekal yang disiapkan
kita untuk kehidupan kita setelah melewati proses kematian ? Sudah sekeras
apakah usaha kita untuk mempersiapkan hal itu ? Ingat baik buruknya bukan
keluarga kita atau orang tua kita yang menanggungnya, akan tetapi diri kita
masing-masing. Selamat bermalam Jum’at sambil mengkaji diri, koreksi diri dan
mawas diri. !!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar