Marilah kita
mulai memeriksa cacatan perjalanan hidup manusia. Pada umumnya manusia baik dengan sesama
itu karena ada pamrih tertentu, setelah dia mendapatkan apa yang di pamrihkan
lalu pada menjauh. Banyak orang yang awalnya baik , banyak orang yang ditolong
oleh kita, namun apa timbal baliknya ?
Mereka terkadang membalasnya dengan keburukan, bukannya berterima kasih,
malahan yang terjadi sebaliknya mereka memusuhi kita. Bagaimanakah sikap mereka
terhadap Allah ? Ya sama juga seperti dengan sesama manusia. Disaat mereka
ditimpa berbagai macam kesusahan, kesengsaraan, penderitaan, kmelaratan,
musibah, mereka sangt rajin beribadah
mendekatkan diri kepada Allah dengan berbagai macam cara, sampai-sampai jalan
yang sebenarnya menyimpang dari agama misalnya dengan mendatangi tempat-tempat
kramat, berziarah ke orang-orang yang menurutnya dianggapnya memiliki kelebihan
pun juga didatanginya, agar semua permsalahannya segera tuntas dan beres,
aman. Begitu Allah mengabulkan permohonannya, waow sudah lupa diri. Mereka gak
ingat saat lagi susah bicara apa pada Allah, janji apa dengan-Nya, mereka
kembali ke jalan mereka sendiri. Masalah rasa terima kasihnya bagaimana ?
Semuanya sudah terlupakan, yang ada hanya semakin kurang dan semakin kurang.
Oleh karena
itu apabila diantara kita ada yang berbuat kebaikan kepada siapapun, maka
janganlah beranggapan bahwa nanti akan ada imbalan dari mereka, ingin
mendapatkan balasan dari mereka. Biarkan saja semua itu, janganlah difikirkan
apa yang telah ditanamkan kita kepada mereka, serahkan saja sama Allah. Allah
lebih tahu apa yang ada di hati setiap manusia. Apalagi kita ,yang kita
tanamkan kebaikan itu tidak seberapa, jika dibandingkan dengan Allah ? Mereka
banyak yang menentang-Nya, mendustakan-Nya, mengingkari-Nya.
Mari kita
sedikit berbagi cerita sebagai bahan renungan untuk kita. Ada seorang ayah
telah memelihara anaknya dengan baik. Dia memberinya makan, minum, mendidiknya
hingga menjadi orang pandai. Sang Ayah rela tidak tidur demi anaknya, rela tidak
makan asalkan anaknya kenyang dan bahkan mau bersusah payah agar anaknya
bahagia.
Namun apa
lacur ketika sang anak sudah berkumis lebat dan kuat tulang-tulangnya, anak itu
bagaikan anjing galak yang selalu menggonggong kepada orang tuanya.Sang anak
tidak hanya berani menghina orangtuanya, tetapi juga melecehkannya, acuh tak
acuh, congkak, durhaka terhadap orang tuanya, sampai ada juga yang mencemarkan
nama baik orangtuanya. Dan semua itu sang anak tunjukkan dengan perkataan dan
tindakan.
Oleh karena itu siapa saja yang
kebaikannya diabaikan dan dilecehkan oleh orang-orang yang menyalahi fitrahnya,
maka sudah seyogyanya menghadapi semua itu dengan kepala dingin, hati yang
sejuk. Dan ketenangan seperti itu akan mendatangkan balasan pahala dari Dzat
yang perbendaharaan-Nya tidak pernah habis dan sirna .
Ajakan ini bukan menyuruh anda
meninggalkan berbuat kebaikan yang telah anda lakukan selama ini, atau agar
anda sama sekali tidak berbuat baik kepada orang lain. Ajakan ini hanya ingin
agar anda tidak goyah dan terpengaruh sedikitpun oleh kejadian, kekejian dang
pengingkaran mereka atas semua kebaikan yang telah anda perbuat. Dan janganlah
anda pernah bersedia menerima balasan dengan apa saja yang mereka perbuat.
Berbuatlah kebaikan hanya demi
untuk Allah semata, maka anda akan dapat menguasai keadaan, tak pernah terusik
oleh kebencian mereka, dan tak pernah merasa terancam oleh perlakuan keji
mereka. Anda harus bersyukur kepada Allah karena anda dapat berbuat baik ketika
orang-orang di sekitar anda berbuat jahat. Dan ketahuilah bahwa tangan anda di
atas itu lebih baik dari tangan yang di bawah. Sebagaimana firman Allah di
dalam Q.S Al Insan ayat 9 yang artinya, “ Sesungguhnya kami memberi makanan
kepada mu hanyalah untuk mengharapkan keridoan Allah. Kami tidak mengharapkan
balasan dari kamu dan tidak pula ucapan terima kasih “
Melalui ayat
ini Allah swt memberitahukan kepada kita semua bahwa Dia memberikan segala
sesuatu baik berupa harta, tahta, wanita kepada kita adalah sebagai alat atau
lahan ibadah dengan hanya mengharapkan rido-Nya. Dia tidak meminta balasan
apapun dari kita semua. Dan alangkah berbahagianya Allah, apabila apa yang
diminta, apa yang diperintahkannya dipatuhinya, dilaksanakannya dengan penuh
keikhlasan tanpa meminta apapun seperti apa yang Dia lakukan terhadap
makhluk-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar