Rabu, 11 Desember 2013

LUPAKAN KEBAIKAN tapi INGAT-INGATLAH KEBURUKAN



Marilah kita mulai memeriksa cacatan perjalanan hidup manusia. Pada umumnya manusia baik dengan sesama itu karena ada pamrih tertentu, setelah dia mendapatkan apa yang di pamrihkan lalu pada menjauh. Banyak orang yang awalnya baik , banyak orang yang ditolong oleh kita, namun apa timbal  baliknya ? Mereka terkadang membalasnya dengan keburukan, bukannya berterima kasih, malahan yang terjadi sebaliknya mereka memusuhi kita. Bagaimanakah sikap mereka terhadap Allah ? Ya sama juga seperti dengan sesama manusia. Disaat mereka ditimpa berbagai macam kesusahan, kesengsaraan, penderitaan, kmelaratan, musibah,  mereka sangt rajin beribadah mendekatkan diri kepada Allah dengan berbagai macam cara, sampai-sampai jalan yang sebenarnya menyimpang dari agama misalnya dengan mendatangi tempat-tempat kramat, berziarah ke orang-orang yang menurutnya dianggapnya memiliki kelebihan pun juga didatanginya, agar semua permsalahannya segera tuntas dan beres, aman. Begitu Allah mengabulkan permohonannya, waow sudah lupa diri. Mereka gak ingat saat lagi susah bicara apa pada Allah, janji apa dengan-Nya, mereka kembali ke jalan mereka sendiri. Masalah rasa terima kasihnya bagaimana ? Semuanya sudah terlupakan, yang ada hanya semakin kurang dan semakin kurang.

Oleh karena itu apabila diantara kita ada yang berbuat kebaikan kepada siapapun, maka janganlah beranggapan bahwa nanti akan ada imbalan dari mereka, ingin mendapatkan balasan dari mereka. Biarkan saja semua itu, janganlah difikirkan apa yang telah ditanamkan kita kepada mereka, serahkan saja sama Allah. Allah lebih tahu apa yang ada di hati setiap manusia. Apalagi kita ,yang kita tanamkan kebaikan itu tidak seberapa, jika dibandingkan dengan Allah ? Mereka banyak yang menentang-Nya, mendustakan-Nya, mengingkari-Nya.

Mari kita sedikit berbagi cerita sebagai bahan renungan untuk kita. Ada seorang ayah telah memelihara anaknya dengan baik. Dia memberinya makan, minum, mendidiknya hingga menjadi orang pandai. Sang Ayah  rela tidak tidur demi anaknya, rela tidak makan asalkan anaknya kenyang dan bahkan mau bersusah payah agar anaknya bahagia.

Namun apa lacur ketika sang anak sudah berkumis lebat dan kuat tulang-tulangnya, anak itu bagaikan anjing galak yang selalu menggonggong kepada orang tuanya.Sang anak tidak hanya berani menghina orangtuanya, tetapi juga melecehkannya, acuh tak acuh, congkak, durhaka terhadap orang tuanya, sampai ada juga yang mencemarkan nama baik orangtuanya. Dan semua itu sang anak tunjukkan dengan perkataan dan tindakan.

Oleh karena itu siapa saja yang kebaikannya diabaikan dan dilecehkan oleh orang-orang yang menyalahi fitrahnya, maka sudah seyogyanya menghadapi semua itu dengan kepala dingin, hati yang sejuk. Dan ketenangan seperti itu akan mendatangkan balasan pahala dari Dzat yang perbendaharaan-Nya tidak pernah habis dan sirna .

Ajakan ini bukan menyuruh anda meninggalkan berbuat kebaikan yang telah anda lakukan selama ini, atau agar anda sama sekali tidak berbuat baik kepada orang lain. Ajakan ini hanya ingin agar anda tidak goyah dan terpengaruh sedikitpun oleh kejadian, kekejian dang pengingkaran mereka atas semua kebaikan yang telah anda perbuat. Dan janganlah anda pernah bersedia menerima balasan dengan apa saja yang mereka perbuat.

Berbuatlah kebaikan hanya demi untuk Allah semata, maka anda akan dapat menguasai keadaan, tak pernah terusik oleh kebencian mereka, dan tak pernah merasa terancam oleh perlakuan keji mereka. Anda harus bersyukur kepada Allah karena anda dapat berbuat baik ketika orang-orang di sekitar anda berbuat jahat. Dan ketahuilah bahwa tangan anda di atas itu lebih baik dari tangan yang di bawah. Sebagaimana firman Allah di dalam Q.S Al Insan ayat 9 yang artinya, “ Sesungguhnya kami memberi makanan kepada mu hanyalah untuk mengharapkan keridoan Allah. Kami tidak mengharapkan balasan dari kamu dan tidak pula ucapan terima kasih “

Melalui ayat ini Allah swt memberitahukan kepada kita semua bahwa Dia memberikan segala sesuatu baik berupa harta, tahta, wanita kepada kita adalah sebagai alat atau lahan ibadah dengan hanya mengharapkan rido-Nya. Dia tidak meminta balasan apapun dari kita semua. Dan alangkah berbahagianya Allah, apabila apa yang diminta, apa yang diperintahkannya dipatuhinya, dilaksanakannya dengan penuh keikhlasan tanpa meminta apapun seperti apa yang Dia lakukan terhadap makhluk-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar