Mengapa Allah selalu banyak dicela oleh manusia, padahal mereka yang ada di dunia ini Dialah yang menciptakannya ? Mengapa manusia kebanyakan tidak mampu memuliakan dirinya, padahal mereka diciptakan Allah sebagai manusia yang mulia ? Mengapa mereka telah diberi agama yaitu Islam sebagai agama yang diridoi oleh-Nya, namun sayang banyak yang tidak mau menegakkan agamanya ? Mengapa manusia kalau butuh pertolongan, butuh perlindungan, butuh keselamatan mintanya kepada Allah, dan Allah pun mengabulkannya, namun sayang begitu Allah meminta agar mereka mengabdi kepadanya, banyak yang tidak patuh ? Mengapa kebanyakan manusia yang kafir, musyrik, munafiq dan fasik selalu membenci Allah, termasuk kepada sesamanya yang mematuhi Allah ? Mengapa Allah yang telah memberikan segala sesuatunya bagi manusia, akan tetapi sering diingkari, duhujat, diolok-olok, didustakan oleh mereka ?
Itulah sebagian atau beberapa pertanyaan yang kesemuanya menjelekkan Allah, namun sebegitu pedasnya kritikan ,hujatan dari manusia, Dia tetap memberikan rezki kepada mereka ? Dan kepada manusia yang banyak disepelekan, disisihkan, diasingkan, dikritik, dimarahi oleh orang lain, maka belajarlah dari Allah, dan serahkan semuanya kepada Allah. Karena yang mengatur segala-galanya dan yang menentukan berbagai macam keputusan hanyalah Allah.
Perlu diketahui dan diingat oleh kita bahwa manusia yang duduk di atas tanah tidak akan pernah jatuh, manusia tidak akan pernah menendang anjing yang sudah mati. Apabila ada orang di antara mereka yang marah dan kesal kepada kita, mungkin karena kita mengungguli mereka dalam hal kebaikan, keilmuan, tindak tanduk ataupun harta.
Jelasnya kita di mata mereka yang membenci kita dianggapnya orang yang berdosa yang tak terampuni sampai kita melepaskan karunia Allah dan nikmat Allah yang ada pada diri kita, atau sampai kita meninggalkan semua sifat yang terpuji dan nilai-nilai luhur yang selama ini kita pegang teguh. Dan agar kita menjadi orang yang bodoh , pandir dan tolol dan itu sudah merupakan bagian dari keinginan mereka.
Oleh karena itu, waspadalah terhadap apa yang mereka katakan. Kuatkan jiwa untuk mendengar kritikan, cemoohan dan hinaan mereka. Bersikaplah laksana batu cadas, tetap kokoh berdiri meski diterpa butiran-butira salju yang menderanya setiap saat, dan justru dia semakin kokoh karenanya. Artinya jika kita merasa terusik dan terpengaruh oleh kritikan dan cemoohan mereka, berarti kita telah meluluskan keinginan mereka untuk mengotori dan mencemarkan kehidupan kita.
Sebaiknya kita menjawab atau merespon kritikan mereka dengan menunjukkan akhlak kita yang baik. Acuhkan saja mereka, dan jangan pernah merasa tertekan oleh setiap upaya mereka untuk menjatuhkan kita. Karena kritikan mereka yang menyakitkan itu pada hakekatnya merupakan penghormatan untuk kita. Yakni, semakin tinggi derajat dan posisi yang kita duduki, maka akan semakin pedas pula kritikan datang kepada kita.
Walaupun kita akan merasa kesulitan membungkam mulut mereka dan menahan gerakan lidah mereka. Yang kita mampu adalah hanya mengubur dalam-dalam setiap kritikan mereka, mengabaikan tingkah polah mereka kepada kita, dan cukup mengomentari setiap perkataan mereka sebagaimana yang diperintahkan Alah.
Sumpalah mulut mereka dengan potongan-potongan daging agar diam seribu bahasa dengan cara memperbanyak keutamaan, memperbaiki akhlak, dan meluruskan setiap kealahan kita. Dan bila kita ingin diterima oleh semua pihak, dicintai semua orang dan terhindar dari cela, berarti kita telah menginginkan sesuatu yang mustahil terjadi dan menginginkan sesuatu yang terlalu jauh untuk diwujudkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar