JANGANLAH MENJADI MANUSIA YANG CENGENG
Kita semua sudah tahu semua dan sadar bahwa tidak ada hidup di
dunia ini yang enak., yang menyenangkan, yang memuaskan. Karena semuanya tidak
ada yang kekal, Adapun yang kekal hanyalah kehidupan akhirat. Di pagi hari kita
dibuatnya senang, tertawa-tawa bersenandung, namun di siang harinya mulai
dibuat pusing dengan segala permasalahan yang datang di hari itu. Dan di sore
harinya, segala masalah, segudang persoalan belum juga terselesaikan, tahu-tahu
kematian datang. Kita dibuatnya menangis, karena ditinggalkan oleh orang yang
kita cintai, yang kita sayangi, yang kita banggakan yang bisa menjadi tumpuan
harapan di masa depan.
Seorang pemimpin sejati tidak pernah berbuat untuk memikirkan
dirinya sendiri. Akan tetapi yang dia fikirkan bagaimanakah nasib orang-orang
yang dipimpinnya itu agar mereka bisa mandiri, bisa menjalani hidup dengan
tidak bergantung kepada siapapun, memiliki rasa percaya diri yang tinggi, bisa
dan mampu menghadapi segala persoalan kehidupannya sendiri, dan bisa
membaktikan dirinya kepada Sang Ibu Pertiwi, Negara Indonesia yang mereka
cintai. Mereka rela mengorbankan dirinya, baik dengan harta benda yang
dimilikinya, bahkan sampai nyawanyapun apabila diperlukan diberikannya,
disumbangkannya demi Ibu Pertiwi yang telah memberikan kehidupan kepadanya,
yang mencukupi segala kebutuhannya.
Sungguh tidaklah mudah untuk dilakukan semuanya itu, bicara memang
mudah. Namun apabila tidak dimulai dari hal-hal yang kecil yang sekiranya mampu
dilakukannya, kenapa harus menunggu sampai besar. Apabila hal itu baik dan
benar kenapa tidak dilakukan dengan segera, jangan sampai kesempatan itu hilang
lenyap berlalu begitu saja.
Allah swt adalah Tuhan Yang Maha Adil, Dia tidak pernah merugikan
siapapun. Setiap manusia pasti akan diujinya sesuai dengan kadar kesanggupan
atau kemampuannya. Semakin tinggi keyakinan, semakin banyak yang diinginkan
maka akan semakin banyak ujian dan cobaan menerpanya bagaikan hujan badai dan
gelombang pasang yang saling bersusulan menghantamnya. Dan hal itu disesuaikan
dengan keinginan dan kesanggupan hambaNya. Sungguh Allah itu tidak pernah zalim
kepada siapapun, akan tetapi kebanyakan manusianya saja yang banyak menzalimi
dirinya sendiri.
Oleh karena itu janganlah kita menjadi manusia yang cengeng, jangan
gampang emosi, protes karena apa yang didapatkan itu masih belum sesuai dengan
kehendaknya. Kenapa kebanyakan mausia itu sangat pandai mengeluh di hadapan
orang lain, kata katanya rapih tertata- tertiti dengan baik, sehingga membuat orang
yang mendengarkan bisa sangat bersedih hati. Dengan tujuan minta dikasihani.
Namun kalau Allah tidak berkehendak, maka sungguh tidak akan terjadi. Sementara
keluhan yang tadi disampaikan ke orang lain malah di hadapan Allah tertutup,
tidak ada yang keluar ucapan lainnya, selain ya Allah, Ya Allah, Ya Allah,
setelah itu sudah gak ada kata-kata lainnya.
Oleh karena itu janganlah kita menjadi manusia yang cengeng, jangan
gampang emosi, protes karena apa yang didapatkan itu masih belum sesuai dengan
kehendaknya. Kenapa kebanyakan mausia itu sangat pandai mengeluh di hadapan
orang lain, kata katanya rapih tertata- tertiti dengan baik, sehingga membuat
orang yang mendengarkan bisa sangat bersedih hati. Dengan tujuan minta
dikasihani. Namun kalau Allah tidak berkehendak, maka sungguh tidak akan
terjadi. Sementara keluhan yang tadi disampaikan ke orang lain malah di hadapan
Allah tertutup, tidak ada yang keluar ucapan lainnya, selain ya Allah, Ya
Allah, Ya Allah, setelah itu sudah gak ada kata-kata lainnya.
Marilah sejak saat ini kita buka hati kita yang selama ini telah
terkunci, buka mata hati kita untuk menerima hal-hal yang nyata, bukan hal-hal
yang penuh dengan hayalan, bukan hal-hal yang tidak ada kepastaiannya, bukan
hal-hal yang ditambah-tambah, sehingga menjadi beban hidup yang seharusnya
tidak dilakukan. Apabila di antara kita ada yang ingin jadi pemimpin,
belajarlan memimpin dirinya sendiri terlebih dahulu, tanamkan pada diri sifat
jujur, jujur pada diri sendiri, jujur pada orang lain dan jujur pada Allah.
Apabila hal ini sudah mendarah daging, maka Insya Allah apa yang diinginkan
akan terwujud. Ucapannya sangat tajam tapi dipercaya, ucapannya lebih tajam
dari silet, lebih tajam dari pisau cukur. Ucapannya bisa menyejukkan hati orang
yang sedang resah dan gelisah, bisa menentramkan orang yang sedang galau
hatinya, bisa mendamaikan pikirannya yang sedang kalut. Hal ini tidak bisa
digambarkan dngan suatu cerita, akan tetapi harus dibuktikan oleh diri sendiri,
bukan dengan cara keilmuan, akan tetapi secara alami. Hukum kodrat alam
berkalu, siapa yang menanam, dialah yang menuai. Apabila kita menanam cabe,
pastilah buahnya cabe. Tidak mungkin berbuah durian.