Di dalam kehidupan Allah selalu menciptakan perpasangan , kaya dan miskin. Andaikan kaya semua, kalau mau sadaqah kemana ? Pandai dengan bodoh. Kalau semuanya pandai, yang pandai mengalkan ilmunya ke siapa ? Beriman dan kafir ? Kalau semuanya beriman, bagaimanakah bisa mengetahui kadar keimanannya, karena harus diuji terlebih dahulu. Ujiannya melalui orang2 kafir, munafik dan fasik dan seterusnya.
Kenapa Rasulullah saw menyebutkan amal yang paling utama adalah membantu orang yang beriman ? Orang yang beriman itu tidak semuanya kaya dan tidak semuanya miskin. Yang diterangkan oleh Rasulullah saw itu membantu orang yang beriman yang miskin, yang hidupnya serba kekurangan, atau yang banyak hutangnya.
Cara membantu orang yang beriman yang miskin yaitu dengan cara memberi kail, bukan memberi ikan. Jadi orang tersebut diberi bantuan dengan memberikan modal sesuai dengan bidangnya agar dari pemberian itu bisa dikembangkan sendiri. Kalau langsung diberikan secara cuma-cuma, sama saja mendidik sifat malas kepadanya.
Hal ini berlaku juga kepada orang yang hidupnya serba kekurangan, diberikan modal untuk jalan hidupnya agar kekurangannya itu bisa teratasi sendiri, apakah dengan cara memberikan pinjaman uang dengan pembayaran secara lunak ( ringan ), tidak menekan seperti orang yang melaksanakan riba.
Dan bagi yang berhutangpun diperlakukan sama, bisa diberikan bantuan berupa uang, atau bisa juga dengan memberikan pekerjaan tambahan. Yang penting untuk mendapatkan uang itu harus mau bekerja dulu, tapi dengan tidak memberatkan dia. Dan masih banyak cara untuk melakukannya.
Ingat disini orang yang beriman itu bukan hanya beriman di mulut saja ,akan tetapi dibarengi dengan ketaqwaannya. Karena keimanan seseorang itu bisa dilihat dari ketaqwaannya sebagai wujud dari prilakunya sehari-hari. Dan keadaan mereka memang benar benar miskin yang amat perlu dibantu, Karena mereka walaupun hidupnya serba kekurangan , mereka tidak mau meminta-minta layaknya pengemis. Mereka masih memiliki harga diri. Orang-orang yang demikianlah yang perlu dibantu.
Zaman sekarang amat sulit untuk membedakan batasan orang miskin. Contoh sederhana.,ada orang tua yang menyekolahkan anaknya beberapa bulan belum bisa bayar SPP. Setiap ditagih, ngakunya belum punya uang, Insya Allah kalau sudah punya akan dibayar. Namun dalam kenyataannya dia punya motor, dan anaknya punya HP yang harganya cukup lumayan tinggi. Setelah ditanya alasannya motor itu untuk membantu jalan usahanya. Tapi kalau didoakan dia akan menjadi orang miskin , dia tidak mau. Padahal dia gak sadar setiap bulannya menzalimi guru paling tidak 15 orang dan istri / suami guru 15 orang , karena mereka sudah berkeluarga,. Kalau setiap keluarga punya anak 1 orang berarti nambah 15 orang. Jadi jumlah seluruhnya 45 orang setiap bulan dizalimi oleh orangtua siswa. Bisa bayangkan kalau dia belum membayar SPP sebanyak 6 bulan, berarti yang dizalimi olehnya adalah 45org x 6 bln = 270 orang. Bagaimana rezkinya akan lancar. Orang yang menzalimi orang lain berarti siap dizalimi orang lain. Tidak mungkin menanam padi berbuah durian. Tidak mungkin menanam kebaikan akan berbuah keburukan
Mereka dalam hidupnya ingin dimuliakan Allah, segala amalnya ingin diterima Allah, namun prilakunya menzalimi sesama hamba Allah. Allah saja tidak menzalimi hambaNya, Lalu kenapa mereka berani menzalimi sesamanya. Sama saja hal ini dengan menentang Allah, bagaimana kemuliaan dan keutamaan akan didapat. .
Itulah gambaran orang-orang zaman abad milenium, banyak orang ointer tapi keblinger, inginnya menang sendiri. Orang semacam inilah yang dinamakan rakus. Barang orang lain buat saya dan barang saya juga milik saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar