Minggu, 07 Desember 2014

SURAT AL BAQARAH AYAT 246



Allah swt berfirman di dalam QS Al Baqarah ayat  246 yang artinya berbunyi sebagai berikut :

"Apakah kamu tidak memperhatikan sesudah Nabi Musa yaitu ketikan mereka kepada seorang Nabi mereka, "Angkatlah unyuk kami seorang raja supaya kami berperang (di bawah pimpinannya) di jalan Allah." Nabi mereka menjawab, "Mungkin sekali jika kamu nanti diwajibkan berperang, kamu tidak akan berperang" Mereka menjawab, "Mengapa kami tidak mau berperang di jalan Allah, padahal sesungguhnya kami telah diusir dari kampung halaman kamu dan dari anak-anak kami" Maka tatkala perang itu diwajibkan atas mereka, merekapun berpaling, kecuali beberapa orang saja di antara mereka. Dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang zalim ".

Melalui ayat ini Allah swt memberitahukan kepada kita bahwa di zaman setelah Nabi Musa as berakhir Bani Isa'il meminta kepada Nabi (setelah Musa) agar salah satu di antara mereka diangkat jadi Raja untuk memimpin mereka. Dan mereka berjanji akan mematuhi Sang Raja tersebut.

Kemudian Nabi menjawab bahwa percuma saja mengangkat seorang Raja untuk dipatuhi segala perintahnya ,karena semuanya bila diperintahkan untuk berperang tidak akan mau. Hal itu sudah dicontohkan oleh saudara mereka pada saat zaman Nabi Musa. Padahal jika mereka mau berperang itu tujuannya untuk kebaikan mereka sendiri. Oleh karena itu salah satu sifat buruk mereka adalah apabila ada sesuatu hal sekiranya akan merugikan mereka, maka mereka bersembunyi, atau pura-pura tidak tahu. Tapi bila menurut pendapat mereka , hal itu akan menguntungkan mereka, maka mereka mau mengerjakannya.

Itulah sebabnya mereka diusir dari keluarganya yang ditawan, karena mereka hanya ingin menyelamatkan diri sendiri saja, dan kenyataannya yang mau berperang itu hanya sedikit.

Dari ayat ini kita bisa mengambil i'tibar dimana segala sesuatu yang diperintahkan oleh Allah dan RasulNya itu berarti sudah benar dan yang terbaik, untuk kepentingan umat.

Di zaman sekarangpun sama pula kejadiannya ,bahkan lebih parah dari zaman dulu, hanya untuk memenangkan pribadi dan golongannya, segala macam cara dilakukan, demi kesejahteraan, dan kepuasan hati mereka sendiri, bukan menegakkan keadilan, atau karena amanat Allah. Setelah tujuannya tercapai lalu melakukan berbagai kegiatan yang intinya semua untuk memperkaya dan memperkuat dirinya dan golongannya,sedangkan untuk yang lainnya tidak diperdulikannya.

Intinya adalah kami harus bisa, kami harus menang, kami harus berkuasa, untuk menguasai wilayah yang didudukinya. Kebenaran sudah dilalaikan, syari'at agama sudah dikesampingkan, hukum sudah tidak bisa dipatuhi, keadilan sudah tidak bisa ditegakkan. Permainan judi ditumbuh kembangkan. Mereka sekarang misalnya mengeluarkan dana untuk membantu rakyat 1 milyar rupiah, supaya rakyat senang. Dan saat senang mendapatkan bantuan itu mereka telah menyusun rencana, agar bagaimanakah caranya dari rakyat itu dapat menghasilkan lebih dari satu milyar demi kepentingan kelompoknya.

Semua orang pandai banyak, namun mencari orang bijak di zaman sekarang ini seperti mencari sebuah jarum di tumpukan jerami. Agama hanya digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan politiknya semata, berbicara dengan manisnya agar rakyat percaya mereka, bukannya untuk ditegakkan, ditumbuh kembangkan karena Allah dan hanya untuk Allah.

Aturan dibuat dengan cara musyawarah mufakat. Dengan aturan dibuat berarti dibuatlah sebuah pisau. Namun sayangnya pisau itu hanya tajam ke bawah, ke atasnya tumpul. Jadi kalau terjadinya pada kalangan bawahan maka hukum ditegakkan dengan benar. Namun bila kesalahan itu terjadi pada kalangan atasan, maka segala rekayasa dilakukan agar yang salah itu bisa menjadi benar, atau harusnya dihukum berat, dibalik menjadi hukuman ringan.

Oleh karenanya Allah swt di akhir ayat memberitahukan bahwa Dia Maha mengetahui siapa saja yang berbuat kezaliman, dan siapa saja yang berbuat dan bekerja untuk kemaslahatan umat manusia.

Dan pada akhirnya semua manusia akan menghadap kepadaNya, akan diadili olehNya. Di Dunia mereka selamat, tapi di hadapan Allah mereka tidak akan lolos sedikitpun dengan apa yang telah diperbuatannya. Jangankan yang nampak, yang baru hasrat dalam hati saja sudah Allah catat.

Semoga kita semua bisa berbuat demi kemaslahatan banyak orang, demi amanah Allah dan RasulNya

Aaaaamiin Yaa Rabbal'aalamiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar