Melalui ayat 248 - 251 Allah swt melanjutkan kisah tentang Raja thalut dan Jalut dari ayat sebelumnya. Mengapa Allah telah memilihkan Thalut sebagai Raja ? Allah memilihnya itu karena telah memenuhi persyaratan sebagai seorang Raja atau seorang pimpinan yaitu :
1. Thalut mempunyai fisik yang kuat sehingga mampu untuk melaksanakan tugasnya sebagai Kepala Negara.
2. Memiliki banyak ilmu pengetahun, sehingga cara pandangnya atau wawasannya amat luas. Dia paham benar letak kekuatan umat dan kelemahannya, sehingga dalam memimpin dia bersikap bijaksana;
3. Memiliki kesehatan jasmani dan kecerdasan fikiran yang kuat ;
4. Selalu bertaqwa kepada Allah agar mendapat taufik dan hidayah Allah untuk mengatasi segala kesulitan yang tidak mungkin diatasinya sendiri, kecuali dengan taufik dan hidayah Allah.
Tandanya Thalut dipilih sebagai Kepala Negara karena kembaliny tabut (berupa peti pusaka) kepada Bani Isra'il yang tadinya hilang direbut musuh selama beberapa tahun dan beberapa benda peninggalan zaman nabi Musa dan Nabi Harun seperti tongkat Nabi Musa, sandal, sorban nabi Harun dan beberapa pecahan piring dari batu yg dibawa Nabi Musa dari Gunung Simai. Di saat perang Tabut itu selalu dibawanya bukan sebagai jimat tapi sebagai pemicu semangat berjuang dan menumbuhkan keberanian dalam berperang.
Pada saat Thalut keluar membawa tentaranya berperang melawan orang-orang Amalik, sebelum berangkat beliau memberitahukan tentaranya akan ada beberapa peristiwa yang akan dialami mereka sebagai ujian dari Allah, yaitu di padang pasir nanti mereka diperlihatkan ada sebuah sungai yang ada airnya, disitulah ujian keimanan dari para tentara Thalut.
Barangsiapa yang meminum air sungai tersebut maka tentara tersebut bukan termasuk golongan Thalut, tapi yang tidak meminum air sungai tersebut maka termasuk golongan Thalut, boleh minum tapi hanya sedikit yaitu sebatas seciduk atau dua ciduk air dengan tangan mereka sendiri.
Kemudian Raja Thalut juga untuk yang akan berperang itu memilih tentaranya artinya bagi mereka yang ada permasalahan ,maka tidak boleh ikut berperang. Permasalahan itu misalnya, isterinya yg sedang hamil, yg sedang membangun dan belum selesai bangunannya, yang punya hutang, yang mengurus dagangan, pasangan pengantin yang belum berkumpul dengan siterinya, semuanya tidak boleh ikut berperang.
Peperangan yang akan dihadapi sekarang ini adalah melawan Raja Jalut dan para tentaranya, yang telah memiliki senjata lengkap, serta pasukan yang amat besar.
Namun Raja Thalut dan tentaranya walaupun jumlah tentaranya hanya sedikit, hanya dengan berbekal keyakinan kepada Allah yaitu tidak mungkin yang Haq kalah oleh yang Bathil, akhirnya peperangan dimenangkan oleh rombongan Raja Thalut atas seizin Allah. Dan dalam peperangan itu Raja Thalut dan tentaranya dibantu oleh Nabi Dawud as .
Demikianlah ringkasan cerita tentang Raja Thalut dan Jalut dan dari cerita ini kita semua dapat mengambil hikmahnya yaitu;
1. Setiap manusia tidak akan terlepas dari ujian dan cobaan dari Allah. Ujian dan cobaan yang datang kepada setiap manusia itu disesuaikan dengan kadar kesanggupan masing-masing.
2. Allah tidak mungkin menguji manusia melebihi batas kesanggupannya ;
3. Kita semua harus menyadari bahwa kita ini adalah makhluk yang lemah oleh karena itu kita hars tetap bersandar kepada Allah, mohon petunjuk dan taufik, hidayah Allah agar segalanya dapat diatasi dengan mudah.
4. Setiap diri adalah pemimpin, dan harus mampu memimpin dirinya sendiri. Jangan coba-coba memimpin orang lain, apalagi memimpin sebuah negara kalau memimpin diri sendiri saja masih belum bisa.
5. Seorang pemimpin itu harus disiplin, tegas, bijaksana dan adil. Harus bisa memberikan contoh suri tauladan bagi yang dipimpinnya, jujur, memiliki pandangan yang luas. Harus bisa memotivasi orang lain, memberikan inovasi, dan selalu koreksi, agar setiap langkahnya itu tidak terlepas dari evaluasi.
Semoga kita semua bisa mencontoh sikap dan prilaku Raja Thalut untuk diterapkan oleh kita di dalam kehidupan sehari-hari.
Aaaaamiin Yaa Rabbal'aalamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar