Melalui ayat-ayat dari 246 - 251 itu Allah menjelaskan tentang kisah peperangan Raja Thalut dan Raja Jalut kepada kita semua untuk dijadikan pembelajaran, sebagai contoh bagaimanakah perjuangan orang-orang beriman melawan orang-orang kafir, walaupun dengan kesederhanaannya orang-orang beriman yang memang sudah memiliki keyakinan yang tebal terhadap Allah, maka Allah benar-benar melidunginya.
Raja Jalut dalam peperangan itu dibunuh oleh Nabi Dawud as dan dipenggal kepalanya. Dengan meninggalnya Raja Jalut otomatis kaum Amalik juga ada yang melarikan diri namun ada juga yang menyerahkan diri sebagai tawanan perang.
Dan Nabi Dawud as oleh Allah diberinya hikmah dan kerajaan, yaitu kerajaan Jalut diserahkannya kepada Nabi Dawud as. Dan beliau adalah orang yang pertama sekali mendapatkan jabatan/gelar sekaligus yaitu sebagai seorang Raja dan juga Nabi .
Bila kejahatan di muka bumi ini dibiarkan oleh Allah tumbuh dengan subur, lalu apa akan terjadi ? Pasti bumi akan rusak dan kejahatan akan merajalela. Hal ini pasti tidak akan dibiarkan oleh Allah. Sengaja Allah mengatur benteng-benteng pertahanan itu, karena Dia lah pemilik karunia yang diberikan kepada semesta alam.
Bila manusia tidak segera sadar diri, makin jauh tersesat, maka boleh jadi azab yang pernah diturunkan saat zaman para Nabi-nabi terhadulu, akan terjadi saat ini. Contoh stunami di Aceh, lumpur Lapindo, angin puting beliung, gunung meletus, gempa bumi dll, yang kesemuanya itu merupakan peringatan bagi manusia dari Allah.
Bila sudah diberi peringatan masih juga belum sadar diri, maka bisa jadi semua manusia yang ada di muka bumi negeri ini akan dimusnahkan dan akan digantikan dengan manusia yang rido terhadap Allah dan Allah rido terhadap mereka.
Dan pada ayat 252 Allah menguatkan penjelasanNya bahwa ayat-ayat yang telah diuraikan itu merupakan saksi sejarah atas kesaksian Nabi Muhammad saw, karena kisah tersebut disampaikan oleh Nabi Muhammad saw kepada umatnya masa itu, dan sampai sekarang pun tidak robah sedikitpun, masih sesuai dengan aslinya.
Itulah kehebatan Kitab Allah Al Qur'anul Karim yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw, sebagai salah satu mukjizat yang Allah berikan kepada beliau. Dan sampai sekarangpun Al Qur'an tidak ada yang mampu menandinginya. Jangankan satu Qur'an. manusia ditantang untuk membuat satu ayat yang persis sama dengan ayat Al Qur'an saja tidak ada yang mampu.
Kemudian dengan contoh ini, mengapa kebanyakan manusia itu enggan untuk mempelajari Al Qur'an. Mengapa yang dibaca hanya Arabnya saja, sedangkan artinya tidak tahu, sehingga tidak memahami apa yang dibacanya itu.
Yang mau mempelajari Qur'an terjemahannya itu hanya sebagian kecil. Bahkan banyak yang beranggapan, bahwa yang berhak memahami arti isi kandungan Al Qur'an itu hanya ustadz, kyai, Syech atau Habib karena tugas merekalah yang akan menyampaikan kepada umat masa kini. Sungguh hal ini kekeliruan yang amat besar.
Setiap umat Islam itu sudah seharusnya memahami isi kandungan Al Qur'an, lalu mengamalkannya sesuai dengan kadar kesanggupannya, karena Allah itu tidak ingin membuat hambaNya susah di dalam mengabdi atau menyembahNya
Bahkan ada yang jauh lebih sesat dan menyesatkan yaitu ada sebagian ayat yang digunakan untuk tujuan tertentu misalnya untuk pengasihan, adalagi untuk keselamatan, untuk kekuatan dsb. Semua ini adalah tidak benar.
Apakah Allah menganjurkan untuk berbuat seperti itu. Allah tidak menuntun agar manusia bisa menjadi sakti, bisa menerawang kejadian yang akan datang, bisa mengetahui perkara-perkara yang gaib. Sungguh hal ini tidak ada sama sekali. Bila ada manusia yang mempelajari ini, berarti itu bukan ilmunya Allah. Yang dikehendaki Allah itu manusia harus mencari cara bagaimanakah beribadah kepadaNya itu bisa dilakukan dengan nikmat dan tulus serta ikhlas karena Dia dan hanya untukNya. selain dari itu tidak ada . Bila anda ada yang sudah melakukan itu semua, maka segeralah hentikan dan bertobat kepada Allah. Al Qur'an tidak mengajarkan hal-hal seperti itu. Naudzubillahi min dzaalik.
Semoga kita semua tidak mengikuti jejak orang-orang yang sesat dan menyesatkan, dan marilah kita kembali ke sumbernya yang asli yakni Al Qur'an dan Hadist.
Aaaaamiin Yaa Rabbal'aalamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar