Rabu, 17 Desember 2014

SURAT AL BAQARAH AYAT 265



Allah swt berfirman di dalam QS Al Baqarah ayat 265 yang artinya berbunyi sebagai berikut :

“Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridoan Allag dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dia kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka huja  gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat”.

Melalui ayat ini Allah swt masih menjelaskan tentang masalah infak dan sadaqah kepada kita semua. Mengapa pada ayat ini Allah menggambarkannya dengan tanaman yang tumbuh di dataran tinggi ?

Pohon berupa pepohonan yang tumbuh di dataran tinggi ini dapat mengurangi resiko terjadinya erosi. Hujan di kebun pegunungan bukanlah penyebab erosi akan tetapi memberikan manfaat, dari kebun itu hasilnya akan meningkat.

Dengan membelanjakan harta di jalan Allah untuk mencari rido Allah itu bagaikan kebun di pegunungan yang disirami hujan dan menghasilkan buah-buahan dua kali lipat. Andaikan tidak ada hujan lebat, hujan gerimispun di pegunungan itu sudah memadai untuk menghasilkan buah-buahan yang baik.

Di sini jelas Allah menggambarkan tentang tanda-tanda kebesaranNya dan kekuasaanNya melalui fenomena alam, sehingga semua makhluk dapat bertasbih kepadaNya.

Embun atau yang sering disebut dengan kabut adalah awan yang bersentuhan langsung dengan tanah atau pepohonan. Kabut berbeda dengan awan yang lainnya. Keadaan ini bisa terjadi di dataran rendah maupun di pegunungan.

Timbulnya kabut adalah saat uap air memadat menjadi butiran air yang sangat halus di udara. Pemadatan uap air inilah yang kemudian nampak dan menjadi apa yang dinamakan awan. Terjadinya kabut biasanya di daerah yang sangat lembab. Dan dengan kelembaban itu maka terjadi penambahan uap air di udara, atau suhu udara menurun. Kabut sering menghasilkan hujan dalam bentuk gerimis .

Jadi jika kita bersadaqah berarti kita telah meneguhkan hati kita untuk berbuat kebaikan dan menghilangkan pengaruh harta yang melekat pada jiwa. Oleh karenanya Allah menutup ayat ini dengan firmanNya , “ Wallaahu bimaa ta’maluuna bashiir” yang artinya “Allah selalu melihat apa yang kamu kerjakan”. Hal ini menujukkan bahwa Allah selalu mengetahui segala kebaikan yang dilakukan oleh hambaNya, apakah yang dilakukannya itu dengan ikhlas, atau karena tidak enak dengan orang lain takut disebut kikir, atau karena mengharapkan pujian dan sanjungan dari orang lain.

Dan Allah akan membalas sekecil apapun kebaikan yang dilakukan oleh hambaNya dan juga akan mengazab hambaNya bila melakukan hal yang buruk.

Semoga kita semua bisa melaksanakan perintah Allah ini, yaitu menafkahkan harta kita di jalanNya dan bersedia melakukan infak sera sadaqah dengan tulus dan ikhlas karena Allah.


Aaaaamiin Yaa Rabbal’aalamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar