Kamis, 18 Desember 2014

SURAT AL BAQARAH AYAT 270 (ALLAH MENGETAHUI PERBUATAN MANUSIA)



Allah swt berfirman di dalam QS Al Baqarah ayat 270  yang artinya berbunyi sebagai berikut :

“Apa saja yang kamu nafkahkan atau apa saja yang kamu nazarkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. Orang-orang yang berbuat zalim tidak ada seorang penolongpun baginya “

Melalui ayat ini Allah swt memberitahukan kepada kita semua bahwa apapun yang dinafkahkan, apapun yang diinfakkan, dan apapun yang dinazarkan semuanya tidak terlepas dari pengawasan Allah, artinya bila hal yang dilakukan itu baik maka akan mendapatkan pahala dan yang dilakukan itu tidak baik maka akan mendapatkan siksa.

Nazar merupakan keniatanyang timbul dari diri sendiri untuk berbuat sesuatu kebaikan misalnya lulus ujian, terhindar dari musibah, sembuh dari penyakit dll, ini patut disyukuri. Adapun nazar yang sudah diucapkan itu harus dilaksanakan. Bila tidak pasti akan ada teguran dari Allah, cepat atau lambat. Adapun teguranNya itu tergantung kepada Allah, jadi tidak ada manusia yang tahu.

Nazar yang baik itu misalnya dengan berpuasa, bersedekah, atau melakukan sesuatu hal yang bermanfaat bagi orang lain, bisa juga untuk menyumbang ke masjid dsb. Adapun nazar yang sifatnya merusak maka tidak ada rido dari Allah.

Bukan hanya nazar, akan tetapi cara menafkahkan harta juga sama, jika untuk kebaikan maka akan mendapatkan balasan berlipat ganda dari Allah. Sebaliknya bila untuk keburukan, untuk maksiat, atau kikir, maka akan dibalasnya dengan azab.

Bagi orang yang yang tidak mau melaksanakan nazarnya, tidak mau menafkahkan hartanya di jalan Allah maka akan termasuk golongan orang zalim. Dan orang zalim ini adalah orang yang tega menganiaya dirinya sendiri. Mereka termasuk golongan orang-orang kafir. Untuk itu bagi mereka tidak ada penolong maupun pelindung dari Allah.

Semoga kita semua tidak termasuk golongan orang-orang yang menganiaya diri sendiri.
Aaaaamiin Yaa Rbbal’aalamiin.

Allah swt berfirman di dalam QS Al Baqarah ayat 271  yang artinya berbunyi sebagai berikut :

“Jika kamu menampakkan sedekah (mu) , maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya, dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”

Melalui ayat ini Allah swt menjelaskan kepada kita semua bahwa bila di antara kita ada yang akan bersedekah dengan cara terang-terangan, agar terlihat, terdengar, dan diketahui oleh orang lain  itu,  boleh asalkan tidak tercampuri dengan sifat riya. Hal ini dikategorikan baik.

Tujuannya adalah untuk memberi contoh kepada yang lain agar bisa mengikuti langkahnya. Selain dari itu menghilangkan sifat bakhil, dan orang yang mendengarnya akan turut bersyukur serta mendoakannya. Dan orang-orang yang demikian biasanya akan dihormati oleh orang lain.

Namun ada juga orang yang bersedekah itu dengan cara diam-diam agar tidak diketahui oleh orang lain, cukup antara dirinya dan Allah saja yang tahu. Tujuannya adalah untuk menghindari sikap riya di hatinya. Selain dari itu agar fakir miskin yang menerimanya tidak merasa rendah diri terhadap orang lain , tidak dipandang hina oleh orang lain dan oleh masyarakat umum. Hal ini akan lebih baik lagi.

Perlu diketahui dengan memberikan sedekah secara diam-diam, maka akan menumbuh kembangkan keikhlasan di dalam beramal bagi si pemberi. Dan keikhlasan ini merupakan jiwa setiap ibadah dan amal saleh.

Marilah kita simak sebuah Hadist dari Abu Hurairah ra , yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim, yaitu Rasulullah bersabda bahwa di Hari Kiamat kelak akan ada tujuh orang atau golongan yang akan mendapatkan naungan dari Allah, di antaranya adalah :

1.      Imam ( Pemimpin ) yang adil, artinya tidak merugikan siapapun yang dipimpinnya;

2.   Pemuda yang sejak kecilnya telah terdidik dan suka beribadah kepada Allah artinya tidak terpengaruh dengan kemajuan zaman yang sifatnya menyimpang dari aturan agama ;

3.     Orang yang hatinya selalu terpaut kepada masjid, artinya selalu ingat kepada Allah dan gemar shalat berjamaah baik di rumah maupun di masjid ;

4.    Dua orang yang saling mengasihi dalam menjalankan agama Allah, mereka berkumpul dan berpisah untuk itu. Artinya saat berkumpul, tidak membicarakan orang lain, akan tetapi membicarakan bagaimanakah agar bisa ibadah semakin baik dan dengan harapan ibadahnya itu bisa diterima oleh Allah , dan saat berpisah mereka menjalani apa yang tadi dibicarakan. Jadi selalu mengevaluasi diri ;

5.      Seorang lelaki yang diajak oleh seorang perempuan yang memiliki kedudukan yang baik dan kecantikan untuk berbuat serong, tetapi dia(lelaki) itu menolak dengan berkata, “Aku takut kepada Allah,Tuhan seluruh alam”. Ini mengingatkan kita akan cerita Nabi Yusuf as “ ;

6.    Orang yang bersedekah serta merahasiakannya. Artinya perbuatan sedekahnya itu yang tahu hanya dirinya dan Allah saja . Ibaratnya tangan kanan memberi namun tangan kiri tidak boleh tahu dan tidak diberitahu ;

7.  Orang yang mengingat Allah ketika dia sendirian, lalu dia menangis . Artinya di dalam kesendiriannya itu tidak melamun namun dia seperti sedang berbincang dengan Allah. Dia amat menyesali atas segala perbuatannya yang mungkin banyak noda dan dosa dan semuanya itu hanya dia dan Allah saja yang tahu. Dan Allah dengan kasih sayangnya masih menutupi semua aib dirinya, sehingga timbul rasa malu denganNya. Selain itu dia telah melaksanakan perintah Allah, dan ada yang dikhawatirkan apa yang telah dilakukannya itu masih jauh dari apa yang diharapkan Allah, namun dia tidak berkecil hati dan memohon dengan segala keburukan dan kekurangannya itu agar amal ibadahnya diterima olehNya, dan tanpa terasa air matapun meleleh ,mengalir d kedua pipinya.

Semoga kita semua dijauhkan dari sifat kikir, bakhil dan riya yang akan merusak keimanan dan keislaman kita semua
Aaaamiin Yaa Rabbal’aalamiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar