Allah
swt berfirman di dalam QS Al Baqarah ayat 270
yang artinya berbunyi sebagai berikut :
“Apa
saja yang kamu nafkahkan atau apa saja yang kamu nazarkan, maka sesungguhnya
Allah mengetahuinya. Orang-orang yang berbuat zalim tidak ada seorang penolongpun
baginya “
Melalui ayat ini Allah swt
memberitahukan kepada kita semua bahwa apapun yang dinafkahkan, apapun yang
diinfakkan, dan apapun yang dinazarkan semuanya tidak terlepas dari pengawasan
Allah, artinya bila hal yang dilakukan itu baik maka akan mendapatkan pahala
dan yang dilakukan itu tidak baik maka akan mendapatkan siksa.
Nazar merupakan keniatanyang timbul dari
diri sendiri untuk berbuat sesuatu kebaikan misalnya lulus ujian, terhindar
dari musibah, sembuh dari penyakit dll, ini patut disyukuri. Adapun nazar yang
sudah diucapkan itu harus dilaksanakan. Bila tidak pasti akan ada teguran dari
Allah, cepat atau lambat. Adapun teguranNya itu tergantung kepada Allah, jadi
tidak ada manusia yang tahu.
Nazar yang baik itu misalnya dengan berpuasa,
bersedekah, atau melakukan sesuatu hal yang bermanfaat bagi orang lain, bisa
juga untuk menyumbang ke masjid dsb. Adapun nazar yang sifatnya merusak maka
tidak ada rido dari Allah.
Bukan hanya nazar, akan tetapi cara
menafkahkan harta juga sama, jika untuk kebaikan maka akan mendapatkan balasan
berlipat ganda dari Allah. Sebaliknya bila untuk keburukan, untuk maksiat, atau
kikir, maka akan dibalasnya dengan azab.
Bagi orang yang yang tidak mau
melaksanakan nazarnya, tidak mau menafkahkan hartanya di jalan Allah maka akan
termasuk golongan orang zalim. Dan orang zalim ini adalah orang yang tega
menganiaya dirinya sendiri. Mereka termasuk golongan orang-orang kafir. Untuk
itu bagi mereka tidak ada penolong maupun pelindung dari Allah.
Semoga kita semua tidak termasuk
golongan orang-orang yang menganiaya diri sendiri.
Aaaaamiin Yaa Rbbal’aalamiin.
Allah
swt berfirman di dalam QS Al Baqarah ayat 271
yang artinya berbunyi sebagai berikut :
“Jika
kamu menampakkan sedekah (mu) , maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu
menyembunyikannya, dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka
menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu
sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”
Melalui ayat ini Allah swt menjelaskan
kepada kita semua bahwa bila di antara kita ada yang akan bersedekah dengan
cara terang-terangan, agar terlihat, terdengar, dan diketahui oleh orang
lain itu, boleh asalkan tidak tercampuri dengan sifat
riya. Hal ini dikategorikan baik.
Tujuannya adalah untuk memberi contoh
kepada yang lain agar bisa mengikuti langkahnya. Selain dari itu menghilangkan
sifat bakhil, dan orang yang mendengarnya akan turut bersyukur serta
mendoakannya. Dan orang-orang yang demikian biasanya akan dihormati oleh orang
lain.
Namun ada juga orang yang bersedekah itu
dengan cara diam-diam agar tidak diketahui oleh orang lain, cukup antara
dirinya dan Allah saja yang tahu. Tujuannya adalah untuk menghindari sikap riya
di hatinya. Selain dari itu agar fakir miskin yang menerimanya tidak merasa
rendah diri terhadap orang lain , tidak dipandang hina oleh orang lain dan oleh
masyarakat umum. Hal ini akan lebih baik lagi.
Perlu diketahui dengan memberikan
sedekah secara diam-diam, maka akan menumbuh kembangkan keikhlasan di dalam
beramal bagi si pemberi. Dan keikhlasan ini merupakan jiwa setiap ibadah dan
amal saleh.
Marilah kita simak sebuah Hadist dari
Abu Hurairah ra , yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim, yaitu Rasulullah
bersabda bahwa di Hari Kiamat kelak akan ada tujuh orang atau golongan yang
akan mendapatkan naungan dari Allah, di antaranya adalah :
1.
Imam
( Pemimpin ) yang adil, artinya tidak merugikan siapapun yang dipimpinnya;
2. Pemuda
yang sejak kecilnya telah terdidik dan suka beribadah kepada Allah artinya
tidak terpengaruh dengan kemajuan zaman yang sifatnya menyimpang dari aturan
agama ;
3. Orang
yang hatinya selalu terpaut kepada masjid, artinya selalu ingat kepada Allah
dan gemar shalat berjamaah baik di rumah maupun di masjid ;
4. Dua
orang yang saling mengasihi dalam menjalankan agama Allah, mereka berkumpul dan
berpisah untuk itu. Artinya saat berkumpul, tidak membicarakan orang lain, akan
tetapi membicarakan bagaimanakah agar bisa ibadah semakin baik dan dengan
harapan ibadahnya itu bisa diterima oleh Allah , dan saat berpisah mereka
menjalani apa yang tadi dibicarakan. Jadi selalu mengevaluasi diri ;
5.
Seorang
lelaki yang diajak oleh seorang perempuan yang memiliki kedudukan yang baik dan
kecantikan untuk berbuat serong, tetapi dia(lelaki) itu menolak dengan berkata,
“Aku takut kepada Allah,Tuhan seluruh alam”. Ini mengingatkan kita akan cerita
Nabi Yusuf as “ ;
6. Orang yang bersedekah serta merahasiakannya.
Artinya perbuatan sedekahnya itu yang tahu hanya dirinya dan Allah saja .
Ibaratnya tangan kanan memberi namun tangan kiri tidak boleh tahu dan tidak
diberitahu ;
7. Orang
yang mengingat Allah ketika dia sendirian, lalu dia menangis . Artinya di dalam
kesendiriannya itu tidak melamun namun dia seperti sedang berbincang dengan
Allah. Dia amat menyesali atas segala perbuatannya yang mungkin banyak noda dan
dosa dan semuanya itu hanya dia dan Allah saja yang tahu. Dan Allah dengan
kasih sayangnya masih menutupi semua aib dirinya, sehingga timbul rasa malu
denganNya. Selain itu dia telah melaksanakan perintah Allah, dan ada yang
dikhawatirkan apa yang telah dilakukannya itu masih jauh dari apa yang
diharapkan Allah, namun dia tidak berkecil hati dan memohon dengan segala
keburukan dan kekurangannya itu agar amal ibadahnya diterima olehNya, dan tanpa
terasa air matapun meleleh ,mengalir d kedua pipinya.
Semoga kita semua dijauhkan dari sifat
kikir, bakhil dan riya yang akan merusak keimanan dan keislaman kita semua
Aaaamiin Yaa
Rabbal’aalamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar