ADAKAH MANFAAT HAWA NAFSU ?
Sudah menjadi kodrat Ilahi Rabbi bahwa setiap diri manusia di dalamnya
sudah diberi hawa nafsu oleh Allah. Kenapa hal ini dilakukan oleh-Nya ? Apa yang
telah diberikan llah itu seharusnya dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya,
termasuk hawa nafsu yaitu harus dikendalikan , dikelola ke arah perbuatan baik,
sehingga menghasilkan kekuatan energy positif.
Maka dengan cara ini keinginan
yang baik bisa tersalurkan dan yang
kurang baik bahkan yang tidak baik bisa dinetralkan lalu diperbaiki. Jadi dalam rangka memerangi hawa
nafsu ( jihadun nafs ) bukan berarti
harus menutup diri untuk bergaul dengan dunia luar, karena khawatir tidak bisa
mengendalikan hawa nafsunya.
Namun tidak juga harus memasung diri atau
memisahkan diri dari dunia luar, bukan untuk melakukan perlawanan, tapi
menyerah untuk selama-lamanya. Apalagi sampai menyakiti diri sendiri, mengebiri
segala keinginan, memasung segala naluri kemnusiaannya, tanpa memberi kelonggaran sedikitpun dalam kehidupan di dunia ini yang harus dikelola dengan
baik.
Sebagaimana firman Allah swt di dalam QS Al Baqarah ayat 30 yang artinya
berbunyi sebagai berikut,
“Ingatlah ketika Tuhanmu
berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan
seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau
hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji
Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." ( QS 2 : 30 )
Melalui ayat ini Allah swt menjelaskan
kepada kita yaitu janganlah heran bahwa kalau sebagian besar manusia itu hanya
akan saling bertengkar, bermusuhan, bahkan sampai menumpahkan darah, hanya akan
membuat kerusakan,kekacauan di muka bumi ini. Yang seharusnya hal ini tidak
dilakukan oleh mereka.
Mereka banyak yang tidak memahami kenapa mereka
diciptakan Allah, lalu dilahirkan ke dunia, ada apa sebenarnya ? Apakah akan
selamanya di dunia atau tidak ? Kalau
tidak lalu akan kemana lagi ? Dan perlu
bekal tidak , kalau iya, maka apa bekalnya agar tidak sengsara dan menderita ?
Jangankan orang tua, anak-anak saja akan bisa menjawabnya dan pasti jawabannya
akan benar. Namun sayangnya hanya dengan ucapan saja tanpa dibarengi dengan
usaha mempersiapkan diri ke arah itu. Semoga saja setelah membaca status ini
kita semua mulai sadar diri untuk berbuat apa yang harus dilakukan. Karena
siapa lagi yang akan menyayangi diri kita kalau bukan kita sendiri.
Kalau Allah
terserah apa yang kita inginkan. Kita berbuat baik saja tidak akan
menguntungkan Allah dan sebaliknya kita berbuat jahat juga tidak akan
merigikan-Nya. Semua perbuatan itu kita sendiri yang akan menanggung
akibatnya.
Aaaamiin yarabbal’aalamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar