Selasa, 10 Maret 2015

BAGAIMANAKAH CARANYA AGAR YANG JELEK MENJADI BAIK

ADAKAH MANFAAT HAWA NAFSU  ?  
Sudah menjadi kodrat Ilahi Rabbi bahwa setiap diri manusia di dalamnya sudah diberi hawa nafsu oleh Allah. Kenapa hal ini dilakukan oleh-Nya ? Apa yang telah diberikan llah itu seharusnya dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, termasuk hawa nafsu yaitu harus dikendalikan , dikelola ke arah perbuatan baik, sehingga menghasilkan kekuatan energy positif. 
Maka dengan cara ini keinginan yang baik bisa tersalurkan dan  yang kurang baik bahkan yang tidak baik bisa dinetralkan lalu diperbaiki. Jadi dalam rangka memerangi hawa nafsu ( jihadun nafs  ) bukan berarti harus menutup diri untuk bergaul dengan dunia luar, karena khawatir tidak bisa mengendalikan hawa nafsunya. 
Namun tidak juga harus memasung diri atau memisahkan diri dari dunia luar, bukan untuk melakukan perlawanan, tapi menyerah untuk selama-lamanya. Apalagi sampai menyakiti diri sendiri, mengebiri segala keinginan, memasung segala naluri kemnusiaannya, tanpa memberi kelonggaran sedikitpun dalam kehidupan di dunia ini yang harus dikelola dengan baik. 
Sebagaimana firman Allah swt di dalam QS Al Baqarah ayat 30 yang artinya berbunyi sebagai berikut,
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." ( QS 2 : 30 )

Melalui ayat ini Allah swt menjelaskan kepada kita yaitu janganlah heran bahwa kalau sebagian besar manusia itu hanya akan saling bertengkar, bermusuhan, bahkan sampai menumpahkan darah, hanya akan membuat kerusakan,kekacauan di muka bumi ini. Yang seharusnya hal ini tidak dilakukan oleh mereka. 
Mereka banyak yang tidak memahami kenapa mereka diciptakan Allah, lalu dilahirkan ke dunia, ada apa sebenarnya ? Apakah akan selamanya di dunia atau tidak ?  Kalau tidak lalu akan kemana lagi ?  Dan perlu bekal tidak , kalau iya, maka apa bekalnya agar tidak sengsara dan menderita ? 
Jangankan orang tua, anak-anak saja akan bisa menjawabnya dan pasti jawabannya akan benar. Namun sayangnya hanya dengan ucapan saja tanpa dibarengi dengan usaha mempersiapkan diri ke arah itu. Semoga saja setelah membaca status ini kita semua mulai sadar diri untuk berbuat apa yang harus dilakukan. Karena siapa lagi yang akan menyayangi diri kita kalau bukan kita sendiri. 
Kalau Allah terserah apa yang kita inginkan. Kita berbuat baik saja tidak akan menguntungkan Allah dan sebaliknya kita berbuat jahat juga tidak akan merigikan-Nya. Semua perbuatan itu kita sendiri yang akan menanggung akibatnya.  
Aaaamiin yarabbal’aalamiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar