Jumat, 06 Maret 2015

MEMAHAMI MASALAH KEHIDUPAN

KETETAPAN TELAH DITENTUKAN  MENGAPA MANUSIA MASIH HARUS BERUSAHA  

Dari sini, mungkin akan muncul sebuah pertanyaan, 
yaitu jika memang segala bentuk nasib di masa depan 
ternyata telah ditentukan atau ditetapkan, 
lalu mengapa dan untuk apa kita diperintahkan 
untuk berbuat dan berusaha untuk merubah nasib kita? 
Mengapa di satu sisi, al-Qur’an dan al-Hadits menjelaskan 
bahwa segala sesuatu pada hakikatnya telah ditetapkan 
dan telah tertulis di dalam Lauh Mahfuudz , 
jauh sebelum semuanya diciptakan, sedangkan di sisi lain, 
al-Qur’an juga menjelaskan bahwa nasib suatu kaum itu 
tidak akan berubah jika kaum itu sendiri
 tidak berusaha untuk merubahnya? 
Kita tentu juga tidak bisa memungkiri keberadaan ayat al-Qur’an yang artinya berikut ini:

“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” ( Ar-Ra’d : 11)

Dalam hal ini, tentu pertanyaan yang muncul semacam itu 


tidaklah bisa kita hindari, karena memang kita seakan-akan 

mendapati dua kaidah yang tampak saling bertentangan. 

Namun pada hakikatnya, ketika kita harus memperhatikan ayat-ayat al-Qur’an 

dan riwayat-riwayat hadits secara keseluruhan, 

sesungguhnya wujud perintah untuk berbuat dan merubah keadaan semacam itu 

tak lain adalah sebagai bentuk sebab yang telah dikehendaki oleh Allah SWT, 

yang mana melalui sebab itulah Dia akan merubah gerakan hati suatu kaum 

untuk mengarahkan ikhtiar mereka kepada suatu perbuatan atau amal tertentu, 

hingga nasib mereka pun menjadi sesuai 

dengan apa yang telah Dia tetapkan sebelumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar