KETETAPAN
TELAH DITENTUKAN MENGAPA MANUSIA MASIH
HARUS BERUSAHA
Dari sini, mungkin
akan muncul sebuah pertanyaan,
yaitu jika memang segala bentuk nasib di masa
depan
ternyata telah ditentukan atau ditetapkan,
lalu mengapa dan untuk apa
kita diperintahkan
untuk berbuat dan berusaha untuk merubah nasib kita?
Mengapa
di satu sisi, al-Qur’an dan al-Hadits menjelaskan
bahwa segala sesuatu pada
hakikatnya telah ditetapkan
dan telah tertulis di dalam Lauh Mahfuudz ,
jauh sebelum semuanya diciptakan, sedangkan di sisi
lain,
al-Qur’an juga menjelaskan bahwa nasib suatu kaum itu
tidak akan berubah jika kaum itu sendiri
tidak berusaha
untuk merubahnya?
Kita tentu juga tidak bisa memungkiri keberadaan ayat
al-Qur’an yang artinya berikut ini:
“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” ( Ar-Ra’d : 11)
Dalam hal ini, tentu pertanyaan yang muncul semacam itu
tidaklah bisa kita hindari, karena memang kita seakan-akan
mendapati dua kaidah yang tampak saling bertentangan.
Namun pada hakikatnya, ketika kita harus memperhatikan ayat-ayat al-Qur’an
dan riwayat-riwayat hadits secara keseluruhan,
sesungguhnya wujud perintah untuk berbuat dan merubah keadaan semacam itu
tak lain adalah sebagai bentuk sebab yang telah dikehendaki oleh Allah SWT,
yang mana melalui sebab itulah Dia akan merubah gerakan hati suatu kaum
untuk mengarahkan ikhtiar mereka kepada suatu perbuatan atau amal tertentu,
hingga nasib mereka pun menjadi sesuai
dengan apa yang telah Dia tetapkan sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar