Minggu, 25 Maret 2018

MASA MUDA YANG BERMANFAAT


Assalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Wahai saudaraku  Islam memiliki perhatian khusus kepada para pemuda.

Suatu ketika, khalifah Umar ra duduk dengan para sahabatnya. Ia berkata kepada mereka:  
“Berangan-anganlah kalian!”  

Salah seorang dari mereka berkata:  
“Aku berangan-angan, seandainya rumah ini
dipenuhi oleh emas untuk aku infakkan di jalan Allah.”

Umar lalu berkata: 
“Berangan-anganlah (lagi) kalian!”

Salah seorang lagi berkata:  
“Aku berangan-angan sekiranya rumah ini dipenuhi
dengan permata agar aku infakkan di jalan Allah dan bersedekah dengannya.”

Lalu Umar berkata lagi: 
“Berangan-anganlah (lagi) kalian!”

Mereka lalu berkata: 
“Kami tidak tahu lagi apa yang harus kami katakan
wahai Amirul mukminin?”

Umar berkata: 
“Aku justru berangan-angan agar ada orang-orang seperti Abu ‘Ubaidah bin Al-Jarrah, Mu’adz ibn Jabal dan Salim budak Abu Hudzaifah,  agar aku dapat meninggikan “kalimat Allah”  dengan bantuan mereka.”

Bukankah Mu’adz ibn Jabal seorang faqih  yang diutus oleh Rasul ke Yaman   ?
Ketika itu usianya masih muda.  Begitu juga dengan Salim: ia termasuk  salah seorang perawi hadits. Usianya juga masih muda.

Dalam sejarah Islam juga dikenal Muhammad Al-Fatih, pembebas kota Konstantinopel.  Saat itu usianya tidak lebih dari 22 tahun.

Usamah ibn Zaid pergi ke medan perang ketika usianya masih 15 tahun.  Padahal ketika usinya 14 tahun semangat jihadnya sudah berapi-api: ia ingin cepat berada di shaf para mujahid Allah. 

Namun Nabi saw melarangnya, karena masih teramat muda. Ia juga pernah menjadi
pemimpin pasukan Rasul, padahal saat itu para sahabat senior seperti Abu Bakar Ash-Shiddiq ada.

Namun Rasul saw mempercayakan kepadanya.  Mereka rela mengorbankan nyawanya demi agamanya sendiri .


R E N U N G A N  :

Uraian di atas adalah contoh sekaligus sebagai pembelajaran untuk diri kita . Mereka berjihad demi menegakkan agam Islam , demi membela Islam agar Islam tidak dirusak , dihancurkan oleh orang - orang kafir,  musyrik, munafik dan fasik.

Sekarang bagaimana untuk kita. Kita menganut agama Islam . Artinya kita ingin disayangi oleh Allah . Sudahkah kita menyayangi diri kita sendiri ?


Sayang pada diri sendiri itu dengan melaksanakan perintah Allah dengan baik dan benar.  Dan menjauhi laranganNya sekuat mungkin .  Sudahkah itu kita kerjakan ?

Bila belum lalu Islam yang menjadi pegangan hidup kita p, pedoman hidup kita apakah hanya cukup sebagai identitas saja agar tercantum di Kartu Tanda Penduduk agar disebut sebagai orang Islam  ?


Semoga uraian ini  bermanfaat untuk kita semua. 

Insya Allah . Aaaaamiin.

Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar