Assalamu’alaikum
Warahmatullaahi Wabarakaatuh.
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Wahai
saudaraku adakah di dunia ini manusia yang hidupnya itu ingin celaka dan
sengsara ? Saya kita tidak ada sama
sekali .
Justru
semua manusia itu menginginkan hidupnya berbahagia baik di dunia maupun di
akhirat .
Namun
bila kita cermati memang mudah saat berbicara, dalam kenyataannya itu sungguh
sangat sulit untuk dilakukan bila kita tidak sungguh – sungguh pelaksanaannya .
Jalan
untuk menuju kebahagiaan itu sungguh amat sulit dan pahit. Sebaliknya jalan
untuk celaka dan sengsara itu sungguh sangat mudah dan manis .
Oleh
karena itu hal yang perlu kita sadari adalah bahwa pandangan seseorang terhadap
kebahagiaan dan kebaikan itu berbeda-beda satu sama lain .
Tidak
menutup kemungkinan, pandangan kami terhadap kebaikan dan kebahagiaan berbeda dengan
anda sekalian .
Perbedaan
ukuran kebahagiaan itu adalah karena adanya perbedaan pandangan
terhadap kebaikan dan kebahagiaan itu .Bahkan bisa jadi saling bertolak
belakang.
Dengan
adanya perbedaan pandangan tersebut, selanjutnya akan melahirkan cara
berperilaku yang berbeda .
Dengan
perbedaan prilaku itu akhirnya menimbulkan kebudayaan yang berbeda pula .
Karena
pada dasarnya budaya itu lahir dari interaksi prilaku manusia.
Dalam
pandangan Islam, dari perbedaan itu, setidaknya ada dua budaya yang berkembang
besar, hingga menjadi dua landansan umat manusia dalam menjalani fungsinya
sebagai makhluk sosial:
PERTAMA :
Siapa saja yang memandang bahwa kebaikan dan
kebahagiaan itu tolak ukurnya dunia semata .
Tanpa
ada tujuan terhadap akhirat, maka kebaikan dan kebahagiaan hanya berupa harta ,
wanita dan tahta, maka ia akan melakukan apa saja untuk mencapai kebaikan dan
kebahagiaan menurut ukurannya .
Didalam
berinteraksi dengan pola pikir dunia, bersosialisasi dengan tujuan meraup
harta, mendapat pasangan hidup yang cantik dan menduduki kekuasaan yang tinggi
.Segala tindak tanduk lainnya yang didasarkan pada kesenangan dunia semata .
Oleh
karena itu akan terbentuk interaksi dunia semata, yaitu interaksi yang tak
mengindahkan
tujuan akhirat, interaksi yang kosong dari ajaran Islam.
Dari
interaksi inilah muncul budaya yang sering kita sebut sebagai “budaya
jahiliyah”.
Hal
yang perlu kita sadari bersama bahwa, budaya jahiliyah ini sesungguhnya adalah
budaya yang merusak .
Budaya
jahiliyah ini menjadi virus disetiap segi, tidak hanya pada kehidupan manusia,
juga merusak pada tatanan alam semesta.
Bagaimana
tidak, interaksi yang terbentuk didalam budaya jahiliyah ini, adalah interaksi
syahwat belaka .
Ajaran
Islam yang telah ditiadakan digantikan oleh system brutal , arogan dan
tempramental untuk mewujudkan kesenangan dunia semata .
Akibatnya
segala cara ditempuh untuk tujuan itu, segala
cara dipergunakan, meski harus mengorbankan banyak orang, atau meski merusak
banyak lini.
Baik
dari aspek jiwa, hingga aspek di luar jiwa.
Lihat
saja, korupsi merajalela, perampokan dimana-mana, permerkosaan dan perzianahan
semakin meningkat juga semakin keji
dan masih banyak lagi penyakit-penyakit
sosial yang diakibatkan oleh budaya jahiliyah yang terbentuk dari
interaksi-interaksi hewaniyah.
Sehingga
secara jelas, budaya jahiliyah ini akan menurukan derajat manusia menjadi lebih
hina dari pada hewan.
Selain
dari itu dampak yang paling parah yaitu orang muslim yang menjadi musuh Islam .
Mengapa
orang Islam kok memusuhi orang Islam lainnya ? Sebab keisalaman dicampakkan
lalu diganti dangan pola hidup jahiliyah, atau barat, dewasa ini yang hanya
memuaskan nafsu belaka.
Padahal
Rasululllah SAW telah mengultimatum kita semua sebagai umatnya
dengan
sabdanya:
مَنْتَشَبَّهَبِقَوْمٍفَهُوَمِنْهُمْ (أبيداود
“Barang
siapa yang menyerupai suatu kaum maka ia tergolong didalam golongan tersebut”
(HR.
Abu Daud)
Berlanjut
……………………….
Semoga
uraian ini bermanfaat untuk kita semua.
Insya Allah . Aaaaamiin.
Wassalamu’alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar