Sabtu, 22 Desember 2018

KEBAHAGIAAN MANUSIA KE 1


Assalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.
Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Wahai saudaraku adakah di dunia ini manusia yang hidupnya itu ingin celaka dan sengsara ?  Saya kita tidak ada sama sekali .

Justru semua manusia itu menginginkan hidupnya berbahagia baik di dunia maupun di akhirat .

Namun bila kita cermati memang mudah saat berbicara, dalam kenyataannya itu sungguh sangat sulit untuk dilakukan bila kita tidak sungguh – sungguh pelaksanaannya .

Jalan untuk menuju kebahagiaan itu sungguh amat sulit dan pahit. Sebaliknya jalan untuk celaka dan sengsara itu sungguh sangat mudah dan manis .

Oleh karena itu hal yang perlu kita sadari adalah bahwa pandangan seseorang terhadap kebahagiaan dan kebaikan itu berbeda-beda satu sama lain .

Tidak menutup kemungkinan, pandangan kami terhadap kebaikan dan kebahagiaan berbeda dengan anda  sekalian .

Perbedaan ukuran kebahagiaan itu adalah karena adanya perbedaan pandangan terhadap kebaikan dan kebahagiaan itu .Bahkan bisa jadi saling bertolak belakang.

Dengan adanya perbedaan pandangan tersebut, selanjutnya akan melahirkan cara berperilaku yang berbeda .

Dengan perbedaan prilaku itu akhirnya menimbulkan kebudayaan yang berbeda pula .
Karena pada dasarnya budaya itu lahir dari interaksi prilaku manusia.

Dalam pandangan Islam, dari perbedaan itu, setidaknya ada dua budaya yang berkembang besar, hingga menjadi dua landansan umat manusia dalam menjalani fungsinya sebagai makhluk sosial:

PERTAMA

Siapa saja yang memandang bahwa kebaikan dan kebahagiaan itu tolak ukurnya dunia semata .

Tanpa ada tujuan terhadap akhirat, maka kebaikan dan kebahagiaan hanya berupa harta , wanita dan tahta, maka ia akan melakukan apa saja untuk mencapai kebaikan dan kebahagiaan menurut ukurannya  .

Didalam berinteraksi dengan pola pikir dunia, bersosialisasi dengan tujuan meraup harta, mendapat pasangan hidup yang cantik dan menduduki kekuasaan yang tinggi .Segala tindak tanduk lainnya yang didasarkan pada kesenangan dunia semata .

Oleh karena itu akan terbentuk interaksi dunia semata, yaitu interaksi yang tak
mengindahkan tujuan akhirat, interaksi yang kosong dari ajaran Islam.

Dari interaksi inilah muncul budaya yang sering kita sebut sebagai “budaya jahiliyah”.

Hal yang perlu kita sadari bersama bahwa, budaya jahiliyah ini sesungguhnya adalah budaya yang merusak .

Budaya jahiliyah ini menjadi virus disetiap segi, tidak hanya pada kehidupan manusia, juga merusak pada tatanan alam semesta.
 
Bagaimana tidak, interaksi yang terbentuk didalam budaya jahiliyah ini, adalah interaksi syahwat belaka .

Ajaran Islam yang telah ditiadakan digantikan oleh system brutal , arogan dan tempramental untuk mewujudkan kesenangan dunia semata .

Akibatnya segala cara ditempuh untuk tujuan itu,  segala cara dipergunakan, meski harus mengorbankan banyak orang, atau meski merusak banyak lini.

Baik dari aspek jiwa, hingga aspek di luar jiwa.

Lihat saja, korupsi merajalela, perampokan dimana-mana, permerkosaan dan perzianahan semakin meningkat juga semakin keji 

dan masih banyak lagi penyakit-penyakit sosial yang diakibatkan oleh budaya jahiliyah yang terbentuk dari interaksi-interaksi hewaniyah.

Sehingga secara jelas, budaya jahiliyah ini akan menurukan derajat manusia menjadi lebih hina dari pada hewan. 

Selain dari itu dampak yang paling parah yaitu orang muslim yang menjadi musuh Islam .

Mengapa orang Islam kok memusuhi orang Islam lainnya ? Sebab keisalaman dicampakkan lalu diganti dangan pola hidup jahiliyah, atau barat, dewasa ini yang hanya memuaskan nafsu belaka. 

Padahal Rasululllah SAW telah mengultimatum kita semua sebagai umatnya
dengan sabdanya:

مَنْتَشَبَّهَبِقَوْمٍفَهُوَمِنْهُمْ (أبيداود

“Barang siapa yang menyerupai suatu kaum maka ia tergolong didalam golongan tersebut”
(HR. Abu Daud)

Berlanjut ……………………….

Semoga uraian ini  bermanfaat untuk kita semua. Insya Allah . Aaaaamiin.

Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar