Assalamu'alaikum warahmatullaahi w abarakaatuh.
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Wahai saudaraku saat Allah swt menguji dengan
berbagai macam kemudahan dan keberhasilan, janganlah terlalu gembira lalu larut
dengan kesenangan sampai melupakan Allah swt.
Dan saat Allah menguji dengan berbagai
kepahitan hidup, janganlah terlalu bersedih, tapi sikailah dengan sabar.
Untuk itu perlu kita memahami dari berbagai
pengalaman hidup di dalam menghadapi ujian dan cobaan dari Allah swt . Dalam menghadapi setiap ujian dan cobaan.
Pertama: Mengimani Takdir ILAHI. Apapun yang datang itu adala dari Allah. Suka atau tidak suka tetap harus diterima, dihadapi dan diatasinya dengan baik.
Kedua: Yakinlah, Ada Hikmah Dibalik Cobaan. Jadikan setiap peristiwa yang terjadi itu sebagai i'tibar .
Ketiga: Ingatlah, Musibah Yang Kita Hadapi
Belum Seberapa. Jangan emandang hanya kpada diri sendiri saja. Bila kalian merasa susah, maka masih ada yang lebih susah dari kalian di sekitar tetangga kalian .
Keempat: Ketahuilah, Semakin Kuat Iman Akan
Semakin Diuji. Tidak ada manusia yang lolos dari ujian Allah swt .
Kelima:
Yakinlah, Di Balik Kesulitan Ada Kemudahan. Selama beraa di dunia antara kesulitan dan kemudahan akan datang dan pergi , tidak akan bisa kekal selamanya.
ALLAH Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang
artinya:
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan”
[QS. Alam Nasyrah: 5].
Ayat ini pun diulang setelah itu, “Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan”
[QS. Alam Nasyrah: 6].
Qatadah mengatakan:
“Diceritakan pada kami bahwa Rasulullah
saw pernah memberi kabar gembira pada para sahabatnya
dengan ayat di atas, lalu Beliau mengatakan: Satu kesulitan tidak mungkin
mengalahkan dua kemudahan”
Keenam:
Hadapilah Cobaan Dengan Bersabar.
Menahan hati dan lisan dari berkeluh kesah, Serta menahan anggota badan dari perilaku emosional, Seperti menampar pipi dan merobek baju.
Menahan hati dan lisan dari berkeluh kesah, Serta menahan anggota badan dari perilaku emosional, Seperti menampar pipi dan merobek baju.
Ali
bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhu mengatakan:
“Sabar dan iman adalah bagaikan kepala pada jasad manusia. Oleh
karenanya, tidak beriman (dengan iman yang sempurna), jika seseorang tidak
memiliki kesabaran”
[Ibnu ‘Abdil Barr, hal. 250, Mawqi’ al-Waraq].
Ketujuh:
Bersabarlah Dari Awal musibah.
Bukan
mengeluh ketika di awal musibah, Itulah
sabar yang sebenarnya. Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Yang
namanya sabar seharusnya dimulai ketika awal ditimpa musibah”
[HR. Bukhari no.
1283].
Wallaahua'lam.
Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.