Kamis, 11 Juli 2019

NIAT DAN IKHLAS .


Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,
Bismillaahirrahmaanirrahiim .

Wahai saudaraku semuanya segala amal perbuatan terutama amal kebaikan, tidak bisa terlepas dari niat.  

Jadi niat dan amal itu tidak bisa berdiri sendiri. Shalat yang kita kerjakan tanpa diawali dengan niat adalah tidak sah, begitu pula ibadah - ibadah lainnya..

Bicara tentang niat, maka erat hubungannya dengan ikhlas. Artinya, apapun pekerjaan yang kita lakukan, terutama amal taat, hendaknya diawali dengan niat.

Dan niat itu harus ikhlas. Tanpa niat yang ikhlas, maka ibadah kita sia-sia.

Rasulullah saw bersabda,
"Apabila seseorang mengikhlaskan amal perbuatannya karena Allah selama 40 hari, maka memancarlah hikmah dari hati dan lidahnya"

Allah berfirman di dalam Q.S Azumar 39 : 3 yang berbunyi  ,
" alaa lillaahid diinul khoolish " , 
yang artinya  " Dan tiadalah mereka disuruh kecuali untuk menyembah Allah dengan mengikhlaskan beragama"   untukNya" 

Dari ayat tersebut, kita sebagai orang yang beriman diperintahkan untuk menyembah Allah secara ikhlas.

Artinya penyembahan atau keimanan itu hendaknya bersih karena Allah, bukan karena malu pada teman, bukan malu pada atasan, atau kepada siapapun.

Namun hati kita harus bersih, niat kita hanya satu, karena Allah. Inilah yang disebut keimanan yang ikhlas.

Allah berfirman di dalam Q.S Al Kahfi 18 : 110  yakni ,  
" faman kaana yarjuu liqoooo a robbihii fal ya'mal 'amalan shoolihan walaa yusyrik bi'ibaadati robbihiiii ahada."  

Yang artinya ,
" Maka barang siapa yang mengharap bertemu Tuhannya, hendaklah ia melakukan amal baik dan janganlah menyekutukan dengan sesuatu apapun dalam menyembah Allah "

Contoh kita berniat shalat dan menyempurnakan gerakkannya, bukan karena Allah, akan tetapi agar kelihatan oleh orang lain bahwa kita ahli shalat.

Atau kita membaca Al Qur'an dengan suara lantunan yang merdu dan suara keras, tujuannya agar dipuji orang.

Allah berfirman dalam hadits qudtsi yaitu ,

"Keikhlasan adalah salah satu rahasia diantara rahasiaKu, dan kusimpan di hati orang-orang yang Aku cintai dikalangan para hambaKu"

Sekarang perhatikan suatu Hadits berikut ini :

Rasulullah saw bersabda bahwa pada hari kiamat kelompok atau golongan yang pertama dihisab adalah golongan orang-orang berilmu / golongan ulama, dan golongan orang-orang yang mati syahid dalam berjihad.
Allah bertanya kepada para ulama,

"Apa yang telah engkau perbuat dengan ilmumu yang telah Aku titipkan kepadamu ketika berada di dunia ?" 

Mereka ( ulama ) menjawab, "Ya Allah ilmu yang telah kami miliki kami  manfaatkan untuk shalat malam dan di ujung siang"

Allah menjawab, " Kamu benar-benar pembohong ! Karena ibadah yang kamu lakukan hanya agar orang lain mengagumimu sehingga keluar kata-kata kamu adalah seorang ulama. Dan kenyataannya memang seperti itu. Dan celakanya kamu merasa senang dengan pujian mereka. Hai malaikat Zabaniah lemparkan para ulama itu ke jurang neraka"

Oleh karena itu bagi siapa saja yang merasa diberi kelebihan di bidang agama, 

Hadits ini sebagai peringatan, janganlah merasa bangga atau terhormat diberi gelar ustadz, kyai, almukarom, gus dll .

Hal itu akan ditanyakan oleh Allah, apakah amalnya sudah sesuai dengan gelar yang ia sandang.

Allah tidak melihat semua itu yang dilihat hati orang itu. Dan Allah itu sungguh Maha Mengetahui rahasia isi hati manusia.

Selanjutnya Allah bertanya kepada orang kaya yang gemar bersedekah, "Aku telah memberimu banyak harta  benda. Kau manfaatkan untuk apa harta bendamu itu ketika di dunia ?"

Mereka menjawab ,"Sebagian dari harta itu kami sedekahkan kepada fakir miskin, anak yatim dan untuk kepentingan kemakmuran agama Islam "

Allah menjawab, "Kau bohong ! aku Maha Mengetahui, sedekah yang kamu lakukan bukan untuk beribadah kepadaku. Niatmu berbeda yaitu agar dipuji oleh orang lain bahwa kau dikenal sebagai dermawan dan gemar bersedekah. Begitu orang memujimu, kau merasa senang. Hai malaikat Zabaniah lemparkan ahli sedekah itu ke jurang neraka"

Oleh karena itu janganlah kita berbangga diri dengan sedekan yang telah kita keluarkan, apakah memang sudah benar-benar sesuai dengan kehendak Allah.  Allah hanya melihat apa yang diperbuat hambaNya yang ikhlas.

Selanjutnya Allah memanggil orang-orang yang ketika hidupnya berperang membela agama, dan bertanya , kau berparang into untuk apa ?

Mereka menjawab, “ Aku berperang sebagai seorang mujahid untuk membela agama, menyebarkan agama karena mentaati perintahMU dan mengikuti tuntunan RasulMu “

Allah menjawab “ Kau Bohong  !  Kau berperang bukan karena Aku dan RasulKU tapi agar kau dikenal oleh orang lain sbagai mujahid .  Hai malaikat Zabaniah lemparkan ahli sedekah itu ke jurang neraka"

Berperang itu tidak harus memanggul senjata saja, tidak harus pergi ke medan laga saja . Melawan hawa nafsu sendiri juga itu berperang . Menafkahi keluarga juga berperang . Mengajarkan ilmu kepada orang lain juga berperang  . Beramal ibadah juga berperang .

Semuanya tu diniatkan karena Allah dan hanya untuk Allah . Dan semuanya  itu dilakukan dengan tulus dan ikhlas karena Allah , bukan karena ingin mendapatkan pujian dan sanjungan dari orang lain. Bukan karena ingin dihormati oleh orang lain . Serta bukan karena mngharapkan imbalan balas jasa dari orang lain .

Semoga uraian ini bermanfaat untuk kita semuanya. Insya Allah .

Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar