Assalamu’alaikum warahmatullaahi
wabarakaatuh.
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Alhamdulillaahirrahmaanirrahiim. Allahumma
sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad.
Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’iin
.
Laa ilaaha illa anta subhanaka inni kuntu
minadz dzoolimiin.
Ya ayyuhal adziina aamanut taqullooha ,
haqqo tuqootihi wa antum muslimuun
Amma ba’du ;
Wahai saudaraku pernahkah kita berupaya untuk memahami
dan mengenali nurani kita ?
Pernahkah kita mengoreksi hati kita ?
Perlu diketahui dalam hati yang paling dalam itu ada
nurani . Sedangkan di hati ada dua makhluk yaitu syaitan dan malaikat .
Antara syaitan dan malaikat itu saling mempengaruhi. Mana
yang kuat maka itulah yang menang, dan akan muncul dalam ucap , sikap dan
prilaku .
Wahai saudaraku Allah swt memberikan satu
perangkat peralatan kepada setiap manusia untuk membimbing kehidupannya.
Dan alat tersebut tidak pernah dusta . Kerjanya seperti
cermin. Apa yang disampaikannya itu selalu jujur , baik dan tanpa pamrih.
Apabila kita belum tahu tentang baik dan buruk dari ayat
Al Qur’an dan sunnah, maka alat tersebut selalu membisikkan kebaikan ( alat itu
adalah malaikat ).
Malaikat akan membisikkan kebaikan ke dalam hati atas
perintah Allah swt.
Namun sungguh masih banyak manusia yang mengabaikan
bisikan tersebut.
Mereka lebih percaya pada bisikan hayalannya,
angan-angannya, berandai-andai , bayangan yang menyenangkan, keuntungan yang
menggiurkan dan semua itu masih belum terjadi.
Semua masih dalam genggaman Allah swt . Dan semua itu
adalah perbuatan syaitan terlaknat .
Mari kita simak sabda Rasulullah saw berikut ini
.Wabishah bin al Malad al Juhanni r.a berkata , pernah saya datang
ke Rasulullah saw dan bertanya tentang kebaikan dan dosa
, maka
Nabi saw bersabda,
“ Tanyalah hati nuranimu
, kebaikan itu adalah yang dengan jiwamu menjadi tentram dan hatimu menjadi
damai . Sedangkan kejelekan atau dosa adalah yang dengan hatimu menjadi gelisah
dan engkau tidak suka apabila perbuata itu diketahui oleh orang lain “ .
H.R Tirmidy dan Ahmad .
Sekarang coba tengok tetangga kita yang kaya-kaya walau
rumahnya bukan di pinggir jalan kebanyakan dikelilingi pagar yang tinggi serta
gerbangnya digembok besar sekali. Apalagi bila rumahnya di pinggir jalan jelas
sekali. Kenapa itu ?
Artinya dalam diri mereka ada rasa khawatir . Khawatir
tentang apa ? Otomatis atas harta benda yang dimikinya takut ada hal-hal yang
tidak diinginkan terjadi.
Padahal dengan memagar sekeliling rumah dengan tembok
yang tinggi itu sama dengan mengisolir diri . Jangan sampai sembarang bisa
memasuki rumahnya.
Maaf bukan berarti harta kekayaannya itu diperoleh dengan
cara yang buruk. Tapi itulah gambaran tentang harta .
Harta itu membuat pemiliknya tersiksa. Harta itu bisa
meyesatkan manusia . Harta itu bisa menjauhkan manusia dari Allah swt.
Namun bagi mereka yang sudah beriman beda lagi tentang
masalah amanah Allah swt, apakah harta , tahta ataupun keluarga, semuanya itu
dimanfaatkan sebagai lahan amal, untuk berbuat kebajikan, berbuat amal saleh
yang Allah swt ridoi .
Semoga kita semua sering-sering mengoreksi hati kita
apakah nurani kita masih hidup ataukah sudah mati ?
Semoga kita sering memeriksa hati kita apakah masih kotor
atau sudah dibersihkan ?
Karena hati adalah Rajanya tubuh, komando seluruh anggota
tubuh.
Wallaahua’lam .
Subhanakalloohuma wa bihamdika asyhadu an
laa ilaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaihi .
Wassalamu’alaikum warahmatullaahi
wabarakaatuh .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar