Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Ini karena orang yang paling kaya akan dihisab paling lama.
Orang lain berusaha keras jadi kaya. Sebaliknya, As Sayyidina Abdurrahman bin Auf RA berusaha keras jadi miskin tapi selalu gagal.
Dari As Sayyidina Zaid bin Tsabit ra , ia mendengar Rasûlullâh saw bersabda :
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Alhamdulillaahirrahmaanirrahiim. Allahumma
sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad.
Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’iin
.
Laa ilaaha illa anta subhanaka inni kuntu
minadz dzoolimiin.
Ya ayyuhal adziina aamanut taqullooha ,
haqqo tuqootihi wa antum muslimuun
Amma ba’du ;
Miskin kaya sudah ada
yang mengaturnya. Tak usah iri dengan rezeki yang diterima oleh orang lain .
AS SAYYIDINA
ABDURRAHMAN BIN AUF RA SELALU GAGAL JADI ORANG MISKIN
Jika tiba-tiba
kondisi ekonomi "down", saya selalu terhibur mengingat kisah bisnis
As Sayyidina Abdurrahman bin Auf RA, tentang investasinya membeli kurma busuk.
Suatu ketika
Rasulullah saw berkata, As Sayyidina Abdurrahman bin Auf RA akan masuk surga
terakhir karena terlalu kaya.
Ini karena orang yang paling kaya akan dihisab paling lama.
Maka mendengar ini,
As Sayyidina Abdul Rahman bin Auf RA pun berfikir keras, bagaimana agar bisa
kembali menjadi miskin supaya dapat masuk syurga lebih awal.
Setelah Perang Tabuk,
kurma di Madinah yang ditinggalkan sahabat menjadi busuk. Lalu harganya jatuh.
As Sayyidina
Abdurrahman bin Auf RA pun menjual semua hartanya, kemudian memborong semua
kurma busuk milik sahabat tadi dengan harga kurma bagus.
Semuanya bersyukur..
Alhamdulillah.. kurma yang dikhawatirkan tidak laku, tiba-tiba laku keras!
Diborong semuanya oleh As Sayyidina Abdurrahman bin Auf RA dan Sahabat
gembira.
As Sayyidina Abdurrahman bin
Auf RA pun juga gembira. Sahabat lain gembira sebab semua dagangannya laku.
As Sayyidina Abdurrahman bin Auf RA gembira juga sebab... berharap jatuh miskin! Masya Allah.... hebat .
As Sayyidina Abdurrahman bin Auf RA gembira juga sebab... berharap jatuh miskin! Masya Allah.... hebat .
Coba kalau kita?
Usaha diuji dikit, udah teriak tak tentu arah.
As Sayyidina Abdurrahman bin Auf RA merasa sangat lega, sebab tahu akan
bakal masuk surga dulu, sebab sudah miskin.
Namun.. Masya
Allah , Rencana Allah Subhanahu wa
ta'ala itu memang terbaik..
Tiba-tiba, datang
utusan dari Yaman membawa berita, Raja Yaman mencari kurma busuk.
Rupa-rupanya, di
Yaman sedang berjangkit wabah penyakit menular, dan obat yang cocok adalah
KURMA BUSUK !
Utusan Raja Yaman
berniat memborong semua kurma As Sayyidina Abdurrahman bin Auf RA dengan harga
10 kali lipat dari harga kurma biasa. Allahu
Akbar....
Orang lain berusaha keras jadi kaya. Sebaliknya, As Sayyidina Abdurrahman bin Auf RA berusaha keras jadi miskin tapi selalu gagal.
Sebagaimana firman
Allah SWT :
_"Wahai manusia,
di langit ada rezki bagi kalian. Juga semua karunia yang dijanjikan pada kalian
"
(Qs. Adz Dzariat, 22 )
(Qs. Adz Dzariat, 22 )
Jadi.. yang banyak
memberi rezeki itu datangnya dari kurma yang bagus atau kurma yang busuk?
Allah Subhanahu wa
ta'ala lah yang Memberi rezki
Semoga kisah ini
dapat menyuntik kembali semangat dalam
diri kita semua, yang sedang diuji dalam pekerjaan dan usaha kita, UNTUK LEBIH
MENGUTAMAKAN URUSAN Kepada Allah dibanding urusan dunia yang sementara ini,
aamiin.
Kisah diatas sesuai
dengan hadist
Dari As Sayyidina Zaid bin Tsabit ra , ia mendengar Rasûlullâh saw bersabda :
مَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ ، فَرَّقَ اللهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ ، وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ ِ، وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلَّا مَا كُتِبَ لَهُ ، وَمَنْ كَانَتِ الْآخِرَةُ نِيَّـتَهُ ، جَمَعَ اللهُ أَمْرَهُ ، وَجَعَلَ غِنَاهُ فِيْ قَلْبِهِ ، وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ.
Barangsiapa tujuan
hidupnya adalah dunia, maka Allâh akan mencerai-beraikan urusannya, menjadikan
kefakiran di kedua pelupuk matanya, dan ia tidak mendapatkan dunia kecuali
menurut ketentuan yang telah ditetapkan baginya.
Barangsiapa yang niat
(tujuan) hidupnya adalah negeri akhirat, Allâh akan mengumpulkan urusannya,
menjadikan kekayaan di hatinya, dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan
hina. ”
Hadits ini shahih,
diriwayatkan oleh Imam Ahmad Lafazh hadits Ibnu Mâjah rahimahullah.
Wallaahua’lam .
Subhanakalloohuma wa bihamdika asyhadu an
laa ilaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaihi .
Wassalamu’alaikum warahmatullaahi
wabarakaatuh .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar