Jumat, 08 November 2019

ALLAH MAHA BERKEHENDAK DAN MAHA KUASA .


Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Alhamdulillaahirrahmaanirrahiim.  Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad .

Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’iin  .
Laa ilaaha illa anta subhanaka inni kuntu minadz dzoolimiin.

Ya ayyuhal adziina aamanut taqullooha , haqqo tuqootihi wa antum muslimuun
Amma ba’du ;

NABI MUHAMMAD SAW TIDAK BELAJAR DARI KITAB MAUNPUN DARI MANUSIA  MANAPUN .

Nabi Muhammad saw sejak lahir sampai pertumbuhannya itu tidak belajar kepada siapapun dan tidak mempelajari kitab apapun .

Beliau tumbuh dan berkembang secara alami karena yang mendidik beliau adalah Allah sendiri .

Semenjak dipilih dan disiapkan oleh Alah sejakdari alam kandungan, sampai proses kelahirannya, sampai pemeliharaannya, sampai beliau menikah, sampai diangat menadi nabi, kemudian diangkat menjadi Rasul , semua itu Allah sudah menetapkannya.

Sebagian dari musuh-musuh Islam menuduh bahwa Nabi s.a.w. melakukan koneksi dan berteman dengan rahib Yahudi dan pendeta Nasrani, serta belajar dari mereka, 

ini adalah tuduhan yang tidak benar dikarenakan tuduhan itu bertentangan dengan fakta dan bukti bahwa Nabi s.a.w. dikenal tumbuh besar dalam keadaan ummiy (buta huruf) di antara kalangan keluarga dan kaumnya.

Al-Imām Qādhī ‘Iyādh rhm. berkata dalam kitabnya “asy-Syifā” berikut:

“Beliau s.a.w. adalah seorang lelaki yang difirmankan Allah s.w.t. ummiy (tidak membaca dan menulis), dan tidak diketahui bahwa beliau bersahabat dengan orang yang bisa membaca dan menulis, juga tidak pula tumbuh besar di kalangan kaum yang memiliki pengetahuan baca dan tulis serta tidak diketahui bahwa beliau sebelumnya mengetahui tentang baca dan tulis tersebut.”

Allah s.w.t. berfirman:
وَ مَا كُنْتَ تَتْلُوْ مِنْ قَبْلِهِ مِنْ كِتَابٍ وَ لَا تَخُطُّهُ بِيَمِيْنِكَ إِذًا لَّارْتَابَ الْمُبْطِلُوْنَ.
Dan engkau (Muammad) tidak pernah membaca sesuatu Kitab sebelum (al-Qur’ān) dan engkau tidak (pernah) menulis suatu kitab dengan tangan kananmu; sekiranya (engkau pernah membaca dan menulis), niscaya ragu orang-orang yang mengingkarinya.”.
(QS. al-‘Ankabūt [29]: 48).

بَلْ هُوَ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ فِيْ صُدُوْرِ الَّذِيْنَ أُوْتُوا الْعِلْمَ وَ مَا يَجْحَدُ بِآيَاتِنَا إِلَّا الظَّالِمُوْنَ.
Sebenarnya, (al-Qur’ān) itu adalah ayat-ayat yang jelas di dalam dada orang-orang yang berilmu. Hanya orang-orang yang zhalim yang mengingkari ayat-ayat Kami.”.
(QS. al-‘Ankabūt [29]: 49). (11).

Wallaahu a’lam
Subhanakallaahumma wabihamdika asyhadu anlaa ilaaha illa anta astaghfiruka wa atubu ilaika .

Wassalamu’alaikum warahmatullaahi waarakaatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar