Assalamu’alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh.
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Alhamdulillaahirrahmaanirrahiim. Allahumma
sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad .
Iyyaka na’budu wa
iyyaka nasta’iin .
Laa ilaaha illa
anta subhanaka inni kuntu minadz dzoolimiin.
Ya ayyuhal adziina
aamanut taqullooha , haqqo tuqootihi wa antum muslimuun
Amma ba’du ;
KISAH
KYAI SOLEH SEMENDI , KYAI FATHAH SEGOROPURO , KYAI HASAN MADINA DAN KYAI BAKIR
GELURAN .
Keempat
orang kyai ini adalah sudah menjadi kyai besar atau terkenal semua .
Mereka
sangat besarengaruhnya di masyarakat dan mereka sangat terkenal dengan
keilmuannya, baik dalam hal ilmu agama maupun ilmu kemasyarakatan .
Dalam
ilmu agama mereka selalu mengajar murid – murid atau para santrinya ikhlas ,
tidak pernah membebani para santrinya dalam masalah kehidupan .
Tidak
seperti di zaman sekarang orang yang tidak mampu membayar maka tidak akan
mendapatkan ilmu orang yang diharapkan .
Akhirnya
kebanyakan mereka [ orang zaman sekarang ] itu mulut bisa bicara bila ada
duitnya, ilmu bisa diajarkan bila ada duitnya .
Tidak
ada rasa peduli orang yang akan belajar itu kaya atau miskin , tapi semuanya
dianggap kaya , punya duit.
Kalau
para kyai zaman dulu banyak orang yang belajar ilmu membuat hatinya semakin
senang , dan berusaha agar para santri itu semakin senang dengan ilmunya dan
semakin betah belajar kepadanya.
Sehingga
lama kelamaan batasan antara kyai dan santri itu sudah tidak ada. Yang ada
adalah terjalinnya hubungan batin yang kuat antara kyai dan santri seperti
hubungan orang tua dan anaknya sendiri .
Jadi
para santri walupun sudah banyak yang meninggalkan pondokan pasti suatu saat
akan merindukan kyainya dan ingin bertemu dengannya. Karena bila lama tidak
berjumpa itu ada rasa kerinduan yang mendalam .
Rindu
itu semakin ditahan justru semakin ingin bertemu . Dan begitu bertemu keduanya,
rasa sakit yang terpendam di dada itu mendadak hilang semua .
Dan
muncullah rasa kangen ingat saat dirinya masih belajar di pondok pesantren
tersebut .
Itulah
kehebatan para kyai zaman dulu dibandingkan para kyai zaman sekarang . Dan
semua itu siapalagi yang menentukan hal ini, kalau bukan Allah. Mengapa Allah
berbuat seperti itu ?
Tujuannya
adalah untuk pengkajian kita bersama, sudah seberapa baik tingkat keikhlasan
seseorang untuk memberikan sesuatu yang dimilikinya terhadap orang lain .
Apakah
yang dilakukannya agar orang lain kehidupannya menjadi lebih baik dari
sebelumnya, apakah agar orang lain memberikan balasan terhadapnya , atau apakah
orang lain selalu memuji dan memujanya .
Wahai
saudara sekalian empat kyai besar itu bila mereka bertemu rasa kangennya itu
dengan melakukan canda.
Namun
canda mereka itu tidak seperti canda kita di zaman sekarang ini tapi candanya
itu dengan cara saling menjajagi keilmuannya masing – masing.
Dan
anehnya canda mereka itu bukan berkelahi atau bertengkar hebat karena masing –
masing merasa ingin menang tai sebaliknya hanya sekedar ingin tahu ilmunya itu
sudah sebaik apa.
Karena
kualitas ilmu tersebut bisa dijajagi dari kualitas amal perbuatan mereka baik
hubungan antar sesama manusia maupun hbungan dirinya dengan Allah swt .
Hal
ini silahkan Tanya pada hati kita masing – masing. Dan jawabannyapun juga ada
di hati kita masing – masing . Bila menurut kita itu baik silahkan dilanjutkan
dan ditingkatkan kualitasnya.
Dan
bila buruk maka sgera buang jauh – jauh.
Kyai Soleh Semendi itu ada yang mengatakan bahwa ia adalah anak dari Syeh
Syarif Hidayatullah yang dikenal dengnan nama Sunan Guning Jati , yang
pemakamannya itu di kota Cirebon, Jawa Barat .
Tapi
a da yang mengatakan bahwa Kyai Soleh Semendi itu adalah cucu dari Sunan Gunung
jati.
Sunan
Gunung Jati punya anak yang bernama Sultan Hasanudin , tinggalnya di Banten dan
dikenal sebagai salah seorang pahlawan nasional saat melawan penjajah Belanda ,
sebeum zaman kemerdekaan .
Jadi
Kyai Soleh Semendi itu anaknya Sutan Hasanudin, dan anak yang lainnya adalah
Khodiriyah dan Syarifah Jeneh.
Ibu
Khodiriyah Syarifah Jeneh ini unya anak yang bernama Kyai Sulaeman Mojo Agung .
Pada
suatu hari Kyai Soleh Semendi bersilaturahmi ke rumah keponakannya yaitu Kyai
Fathah Kyai Fathah ini adalah cicitnya Kyai Alil Arif Mojo Agung .
Sesampainya
di rumah Kyai Fathah , Kyai Soleh disambut dengan sukacita oleh keponakannya
yaitu Kyai Soleh.
Kemudian
Kyai Soleh menjamu seadanya dan kebetulah makanan yang tersedia saat itu hanya
buah semangka dan air putih saja .
Lalu
Kai Soleh menyodorkan sebuah isah dan berkata , silahkan paman Kyai Soleh
dinikmati semangkanya.
Kyai
Soleh menerima pisau itu , tapi ia masih saja ngobrol karena kangen sudah lama
tidak bertemu dengan keponakannya itu.
Agar
semangka itu dimakan maka Kyai Fathah meninggalkan ruangan itu supaya Kyai
Soleh segera menikmati buah semangkanya .
Sesampainya
di dalam lalu ia segera mengintip apa yang akan dilakukan oleh Kyai Soleh .
Tenyata
benar Kyai Soleh ambil semangkanya , kemudian semangka itu dibelah tapi kok
nggak mempan , sampai ditekan dengan keras pisau itu tetap saja seperti
menembus batu.
Dalam
hati Kyai Soleh bergumam wah ponakanku ini mengajak gurau rupanya , maka beliau
taruh lagi semangka dan pisau itu , lalu minum saja.
Kyai
Fathahpun keluar sambil dalam hatinya tertawa, dan berkata, kenapa semangkanya
nggak dibelah kyai, apakah nggak suka semangka. Nggak sih namun melihat kulit
sebangka itu aku nggak ada selera untuk memakannya, kecuali bila kamu yang
membeahnya maka terpaksa aku makan, jawab Kyai Soleh .
Maka
semangka itupun dibelah oleh Kyai Fathah , setelah terbelah baru ia berikan
pada Kai Soleh , dan dimakannya sampai habis . Waktu berkunjungpun habis, maka
Kyai Soleh berpamitan.
Selang
beberapa waktu kemudian Kyai Soleh bertamu lagi ke rumah Kyai Fthah sambil
membawa oleh – oleh buah papaya . Beliau juga membawa pisau serta sebuah
gergaji kayu barangkali butuh sesuatu di jalan maka pisau dan gergaji itu bisa
digunakan .
Sambil
bincang – bincang Kyai Soleh berkata maaf aku datang lagi tidak membawa oleh –
oleh yang istimewa , kecuali hanya buah papaya ini.
Kamu
kan suka papaya, maka sengaja aku bawakan makanan kesukaanmu . Silahkan dibelah
dan dinikmai pepayanya. Oh iya membelah kan harus ada pisau , nih pisaunya
untuk membelah pepayanya.
Kyai
Fathah tidak adarasa curiga sedikitpun terhadap Kyai Soleh. Pisau diambilnya,
lalu dibelahnya papaya itu.
Ternyata
keras sekali nggak bisa dibelah. Kyai Fathah mau ambil pisau miliknya di dalam.
Nggak usah , mungkin pisau saya itu tumpul , ini silahkan papaya itu belah saja
pake gergaji ini .
Kyai
Fathah ambil gergaji kayu itu lalu semangka dibegergaji. Ternyata tetap saja
papaya tidak bisa terbelah . Kenapa nggak mampu tah dengan ilmumu ? Sini tak
belah oleh aku sendiri .
Pepaya
diambil oleh Kyai Soleh lalu memukul semangka itu dengan perlahan sambil
membolak balikkannya. Setelah itu ia serahkan kembali ke Kya Fathah silahkan
dibelah lagi dengan pisau itu .
Kyai
Fathah patuh , diambilnya pisau itu lalu dibelahnya pepaya itu .
Dengan
mudah papaya itu sudah terbelah tapi aneh, ternyata papaya itu sudah teriris
iris kecil , jadi tinggal memakannya saja . Itulah gurauan mereka .
Itulah
guruan orang2 yang memiliki tinggat kelebihan yang luar biasa. Mereka tidak
saling menyalahkan tapi saling mengkaji diri dan koreksi diri
Semoga
bermanfaat
Wallaahu
a’lam
Subhanakallaahumma
wabihamdika asyhadu anlaa ilaaha illa anta astaghfiruka wa atubu ilaika .
Wassalamu’alaikum
warahmatullaahi waarakaatuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar