Sabtu, 07 Maret 2015

JANGANLAH MENGKHIANATI AMANAH

Kita harus sadar diri bahwa 
saat kita lahir tidak membawa apa-apa. 
Tapi setelah kita berada di dunia dalam 
beberapa puluh tahun kita telah memiliki 
apa yang kita inginkan walaupun 
belum sesusuai sama dengan keinginan hati nurani. 
Dan kita harus menyadari dan mengetahui 
serta memahami bahwa semua yang kita miliki, 
harta benda dan kekayaan duniawi yang dimiliki 
dan dimanfaatkan oleh kita semua itu 
pada hakekatnya adalah milik Allah. 
Kepemilikikan terhadap harta tersebut 
hanya bersifat pemanfaatan. Kita bisa saja mengumpulkan 
dan menyimpan harta benda sebanyak-banyaknya, 
tetapi sebagai pemiliki mutlak tetap saja Allah semata. 
Maka Dia bisa berbuat apa saja, bisa saja menambahkan, 
dan menumbuh kembangkannya, dan bisa saja 
terjadi sebaliknya yaitu mencabut semua harta benda 
yang telah dititipkannya sesuai dengan kehendakNya. 
Kapanpun waktunya, dan dalam kondisi apapun

Allah sw berfirman, “Sesungguhnya perumpamaan kehidupan 
duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dan langit, 
lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, 
di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. 
Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, 
dan memakai (pula) perhiasannya , dan pemilik-permliknya mengira 
bahwa mereka pasti menguasasinya , tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami 
di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanam-tanamannya) laksana 
tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) 
kepada orang-orang berfikir “. ( QS 10 : 24 )

Dari ayat ini Allah swt telah menggambarkan kepada kita 
semua bahwa kehidupan duniawi itu seperti perhiasan 
maksudnya bumi yang indah dengan gunung-gunung 
dan lembah-lembahnya telah menghijau dengan tanam-tanamannya. 
Dan bila dipelihara akan menghasilkan 
untuk memenuhi segala kebutuhan hidup. 
Karena semua itu miliknya, tentunya dia bisa berbuat apa saja 
sesuai dengan kehendaknya , karena dia sebagai penguasanya 
maksudnya dapat memetik hasilnya.  Inilah yang tidak disukai oleh Allah, 
karena niatnya itu sudah bukan niat yang baik tapi nafsu serakah 
dengan melihat keadaan tersebut . Akhirnya dia lupa 
dengan mengatakan bahwa semua itu miliknya, 
berarti sudah melupakan Allah. 
Atas kejadian itu  Allah menjadi murka, 
maka didatangkanlah azab dan apa yang 
sudah menjadi angan-angannya berbalik 
menjadi musnah, dia tidak memiliki apa-apa lagi.

Semoga semua ini bisa dijadikan pembelajaran 
buat kita semua, jangan sampai kejadian yang seperti ini 
akan menimpa kita. Sehingga Allah tidak mau lagi 
mengakui keberadaan kita. Sadari bahwa kita semuanya 
akan kembali kepadanya. Dan akan ditanyai satu persatu 
tentang apa yang telah diperbuat oleh kita selama berada di dunia. 
Termasuk juga harta kita akan ditanyakan semuanya. 
Dari mana harta benda itu didapat ? 
bagaimanakah cara mencari harta benda itu ? 
Setelah didapat harta tersebut lalu 
dimanfaatkan untuk apa ? 
Allahu Akbar….. Subhanallah…. Astaghfirullah al’adhim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar