Kita harus sadar diri
bahwa
saat kita lahir tidak membawa apa-apa.
Tapi setelah kita berada di dunia
dalam
beberapa puluh tahun kita telah memiliki
apa yang kita inginkan walaupun
belum sesusuai sama dengan keinginan hati nurani.
Dan kita harus menyadari dan
mengetahui
serta memahami bahwa semua yang kita miliki,
harta benda dan
kekayaan duniawi yang dimiliki
dan dimanfaatkan oleh kita semua itu
pada
hakekatnya adalah milik Allah.
Kepemilikikan terhadap harta tersebut
hanya
bersifat pemanfaatan. Kita bisa saja mengumpulkan
dan menyimpan harta benda
sebanyak-banyaknya,
tetapi sebagai pemiliki mutlak tetap saja Allah semata.
Maka Dia bisa berbuat apa saja, bisa saja menambahkan,
dan menumbuh
kembangkannya, dan bisa saja
terjadi sebaliknya yaitu mencabut semua harta
benda
yang telah dititipkannya sesuai dengan kehendakNya.
Kapanpun waktunya,
dan dalam kondisi apapun
Allah
sw berfirman, “Sesungguhnya perumpamaan kehidupan
duniawi itu, adalah seperti
air (hujan) yang Kami turunkan dan langit,
lalu tumbuhlah dengan suburnya
karena air itu tanam-tanaman bumi,
di antaranya ada yang dimakan manusia dan
binatang ternak.
Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya,
dan
memakai (pula) perhiasannya , dan pemilik-permliknya
mengira
bahwa mereka pasti menguasasinya , tiba-tiba
datanglah kepadanya azab Kami
di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan
(tanam-tanamannya) laksana
tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum
pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan
(Kami)
kepada orang-orang berfikir “. ( QS 10 : 24 )
Dari
ayat ini Allah swt telah menggambarkan kepada kita
semua bahwa kehidupan
duniawi itu seperti perhiasan
maksudnya bumi yang indah dengan gunung-gunung
dan lembah-lembahnya telah menghijau dengan tanam-tanamannya.
Dan bila
dipelihara akan menghasilkan
untuk memenuhi segala kebutuhan hidup.
Karena
semua itu miliknya, tentunya dia bisa berbuat apa saja
sesuai dengan
kehendaknya , karena dia sebagai penguasanya
maksudnya dapat memetik
hasilnya. Inilah yang tidak disukai oleh
Allah,
karena niatnya itu sudah bukan niat yang baik tapi nafsu serakah
dengan
melihat keadaan tersebut . Akhirnya dia lupa
dengan mengatakan bahwa semua itu
miliknya,
berarti sudah melupakan Allah.
Atas kejadian itu Allah menjadi murka,
maka didatangkanlah azab
dan apa yang
sudah menjadi angan-angannya berbalik
menjadi musnah, dia tidak
memiliki apa-apa lagi.
Semoga
semua ini bisa dijadikan pembelajaran
buat kita semua, jangan sampai kejadian
yang seperti ini
akan menimpa kita. Sehingga Allah tidak mau lagi
mengakui
keberadaan kita. Sadari bahwa kita semuanya
akan kembali kepadanya. Dan akan
ditanyai satu persatu
tentang apa yang telah diperbuat oleh kita selama berada
di dunia.
Termasuk juga harta kita akan ditanyakan semuanya.
Dari mana harta
benda itu didapat ?
bagaimanakah cara mencari harta benda itu ?
Setelah didapat
harta tersebut lalu
dimanfaatkan untuk apa ?
Allahu Akbar….. Subhanallah….
Astaghfirullah al’adhim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar