Sabtu, 30 November 2013

TUMBUHKAN RASA PERCAYA DIRI TERHADAP PRIBADI

Menurut Ki Hajar Dewantara setiap diri adalah pemimpin.Dan sebagai pemimpin maka harus bisa memimpin dirinya sendiri. Untuk menjadi pemimpin yang baik dan benar itu tidak mudah, diperlukan latihan yang terus menerus.

Awalnya memang harus dipaksakan. Karena dipaksa akhirnya menjadi bisa. Apabila setiap hal bisa dilakukan maka akan menjadi biasa . Dan apabila hal itu dilakukan di dalam kehidupan sehari-hari ,maka akan menjadi kebiasaan.

Adapun pedoman yang diberikan oleh Ki Hajar Dewantara, sebagai salah seorang tokoh pahlawan nasional dalam masa pergerakan kemerdekaan, sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang pertama setelah Indonesia merdeka , Bapak Pendidikan Nasional, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia , tokoh Budayawan Indonesia  memberikan pedoman tiga macam yaitu

1. Ing Ngarso Sung Tulodo artinya apabila kita tampil di depan maka jadilah pemimpin yang baik dan benar, dapat melaksanakan amanah yang diembannya sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan, sehingga  bisa dijadikan contoh suri tauladan bagi yang lainnya.

2. Ing Madyo Mangun Karso artinya di saat turun dari kursi kedudukannya , di saat tidak berada di ruangannya, berbaur dengan sesamanya, dapat memberikan motivasi, dapat dijadikan inovasi bagi mereka, sehingga mereka dapat bekerja dengan penuh semangat, yang dipenuhi dengan kreasi-kreasi baru, demi kemajuan dirinya dan tempat dimana dia bekerja.

3. Tutwuri Handayani. Janganlah disalah artikan bahwa Tutwuri Handayani itu hanya khusus di bidang pendidikan saja akan tetapi menyeluruh untuk semua manusia. Artinya setelah kita sebagai pemimpin telah memberikan instruksi atau contoh, lalu memberikan motivasi, kreasi, inovasi kepada sesamanya, maka harus diadakan koreksi, evaluasi  baik terhadap pekerjaan yang dikerjakannya maupun terhadap dirinya.

Dan di dalam pelaksanaanya di dalam kehidupan sehari-hari Ki Hajar Dwantarapun telah memberikan peringatan, janganlah manusia melanggar Tri Pantangan ( Penyalah Gunaan ) yaitu:

1. Penyalah gunaan kekuasaan,  wewenang,  kekuatan.
2. Penyalah gunaan keuangan.
3. Pager ayu, atau pelanggaran susila. Yang oleh Pemerintah dicanangkannya PP no 10. Ternyata Ki Hajar Dewantara jauh-jauh sebelum keluarnya peraturan PP no 10 itu sudah dilakukan di lingkungan Perguruan Nasional Tamansiswa.

Mengapa Ki Hajar Mengeluarkan fatwa seperti itu ? Tujuannya adalah agar setiap diri, bisa memuliakan dirinya sebagai rasa syukur kepada Tuhannya yang telah menjadikannya sebagai manusia yang sempurna, manusia yang mulia di dunia untuk menuju ketenangan ,keselamatan dan kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat, yaitu sesuai dengan Semboyan Perguruan Nasional Tamansiswa adalah menuju suatu masyarakat yang tertib damai salam dan bahagia.





APAKAH KEPRIBADIAN NASIONAL ITU ?

Yang dimaksud dengan masyarakat adalah suatu kehidupan bersama yang tersusun dan teratur sehingga merupakan suatu kesatuan organis yang dapat hidup dan berkembang, baik perkembangan jiwanya maupun kepribadiannya.

Yang dimaksud dengan budaya adalah cara hidup masyarakat yang meliputi segala segi kehidupan manusia.

Yang dimaksud dengan kepribadian nasional adalah apa pun yang tercermin dalam kebudayaan sebagai ciri khusus cara hidup kita sebagai nasion yaitu sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat.

Kepribadian nasional yang baik dan luhur itu bergantung kepada para warga bangsanya yang baik dan luhur secara paripurna.



Agar warga bangsa memiliki kepribadian nasional yang baik dan luhur dan dapat mengembangkan jiwa raganya secara paripurna atau lengkap, maka mereka perlu dibimbing. Selain mereka harus memiliki badan yang sehat dan kuat, juga mereka harus memiliki kemampuan untuk bekerja secara efektif, efisien, pragmatis, dan rasional.

Selain dari itu mereka juga harus dibimbing agar bisa mengembangkan aspek logikanya, etikanya, estetikanya dan religinya. Sehingga kehidupan mereka penuh dijiwai oleh nilai-nilai yang bersumber pada apa yang nyata dan benar ( logika ), yang baik dan susila ( etika ), yang indah dan artistik ( estetika ), juga yang bersumber kepada sila Ketuhanan, dalam gaya dan irama Pancasila.

Oleh karena itu pendidikan yang perlu disampaikan kepada mereka tidaklah cukup hanya bergerak di bidang ilmu dan teknologi saja, akan tetapi juga harus dilengkapi dengan bidang pendidikan jasmani. Selain dari itu juga harus dilengkapi dengan pendidikan di bidang filsafat, budi pekerti, kesenian dan Ketuhanan.

JANGANLAH RAGU TERHADAP AL QUR'AN

Allah berfirman di dalam Q.S Al Baqarah 2 : 147 yaitu 

الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ ۖ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ [٢:١٤٧]


Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu. 

Melalui ayat ini Allah memberitahukan kepada kita semua yaitu setiap kebenaran itu hanya dari Allah. Walaupun yang menyampaikannya itu manusia tentang kebenaran. Terima saja dulu, lalu cocokkan dengan Al Qur'an, andaikan tidak sesuai maka janganlah diikuti, karena bisa saja dari isi ayat Qur'an yang disampaikan itu ada yang ditambah atau dikurangi. Oleh karena itu jangan ragu terhadap kebenaran Allah. 

Apabila masih tetap ragu tanyakan apa yang kamu dapat itu kepada orang yang lebih paham tentang Al Qur'an sesuai dengan firman-Nya di dalam Q.S Yunus 10 : 94 yaitu :

 فَإِنْ كُنْتَ فِي شَكٍّ مِمَّا أَنْزَلْنَا إِلَيْكَ فَاسْأَلِ الَّذِينَ يَقْرَءُونَ الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكَ ۚ لَقَدْ جَاءَكَ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ [١٠:٩٤]

Maka jika kamu (Muhammad) berada dalam keragu-raguan tentang apa yang Kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum kamu. Sesungguhnya telah datang kebenaran kepadamu dari Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu temasuk orang-orang yang ragu-ragu.


Jadi dari kedua ayat Al Qur'an dari surat Al Baqarah ayat 147 dan surat Yunus ayat 94 ini, maksudnya 
adalah apabila kita masih tidak mau membaca Al Qur'an, mempelajarinya, mengkajinya, memahaminya, 
menghayatinya, lalu mengamalkannya sesuai dengan kesanggupan apa yang telah Allah berikan kepada
kita, maka kita dianggap masih meragukan Al Qur'an, dan kita termasuk golongan orang yang ragu.

Apalagi kalau yang dipelajari, dikaji diperdalam itu tentang ilmu falak, ramalan bintang, buku primbon, ini 
akan lebih sesat lagi, karena di Al Qur'an itu yang namanya puasa itu hanyalah di dalam bulan Ramadhan, 
dan kalau pun akan berpuasa yang lainnya hanyalah puasa sunah yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw,
Tidak ada puasa mutih, puasa bukanya makan pala gumantung, tidak ada puasa bukanya makan pala 
kepenem, tidak ada yang namanya pati geni. Semua ini adalah ajaran nenek moyang yang sesat  dan
menyesatkan,. Karena sampai sekarang masih banyak yang menjalani budaya itu, jadi ajaran nenek moyang 
itu dianggapnya lebih benar daripada ajaran Al Qur'an dan Hadits 

LANDASAN PENDIDIKAN KITA ( TAMANSISWA )



Kita sebagai bangsa Indonesia mencita-citakan mewujudkan suatu masyarakat yang berbudaya dengan berdasarkan Pancasila, maka sudah dengan sendirinya pendidikan kita pun harus kita landaskan Pancasila.

Hal ini berarti bahwa pendidikan kita harus mempersiapkan para generasi muda untuk ditugaskan sebagai integre dan tepat guna dari masyarakat dan kebudayaan Indonesia yang berkepribadian nasional yang baik dan luhur berlandaskan Pancasila demi terwujudnya perikehidupan bersama yang tertib dan damai, adil dan sejahtera, serta salam dan bahagia.

Yag dimaksud dengan integre  adalah yang memiliki kemampuan untuk bersikap dan berlaku konsekuen ( tidak nyeleweng ) dalam keadaan apapun. Kemudian "tepat guna dari masyarakat dan kebudayaan Indonesia" maksudnya yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar secara umum sesuai dengan masyarakat Indonesia dengan beraneka ragam kebudayaannya akan tetapi tetap sebagai bangsa Indonesia.

Masyarakat yang berkepribadian Indonesia disini adalah masyarakat yang memiliki rasa nasionalisme, mencintai tanah airnya, yang sanggup membela negaranya, yang sanggup mengangkat harkat dan martabat bangsanya sehingga bisa sejajar dengan bangsa-bangsa lain dengan pribadi yang luhur yang berlandaskan Pancasila, agar suasana tertib damai bisa terwujud, suasana adil dan sejahtera bisa dinikmati, serta salam dan bahagia bisa dirasakan.

Karena tidaklah mungkin suasana damai bisa terwujud apabila pelaksanaannya tidak tertib. Tidaklah mungkin kesejahteraan akan bisa dinikmati apabila didalam pelaksanaannya tidak adil, karena masih ada yang diuntungkan dan dirugikan. Tidaklah mungkin rasa bahagia bisa dirasakan oleh batin apabila suasana lahirnya tidak mendukung.

Jumat, 29 November 2013

HANYA ORANG-ORANG BERIMAN YANG MENDAPAT KARUNIA ALLAH.

.
Allah swt berfirman di dalam Q.S Al Jum’ah 62 : 2 yaitu :
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ [٦٢:٢]
Dia lah yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,

Melalui ayat ini Allah memberitahukan kepada kita semua bahwa “Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka “ maksudnya Allah telah memilih diantara kaum itu seorang Rasul yang buta huruf ( yang masih polos, yang masih murni, yang belum tahu apa, kemudian Allah mengajarkan Kitab dan Hikmah ( As Sunnah ) untuk disampaikan kepada umatnya sebagai peringatan dan berita gembira dari Allah .

Kemudian Allah menjelaskan ayatnya yaitu , “, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah) “. Maksudnya setelah Allah memilih seorang Rasul dan telah memberikan Kitab sebagai pedoman bagi manusia dan Hikmah sebagai penyempurna prilaku bagi manusia, lalu disampaikanlah kepada mereka ( umatnya ) tentang peringatan-peringatan dari Allah yaitu selama manusia berada di dunia Allah telah memberikan perintah dan larangan bagi manusia, hal ini Allah sampaikan itu demi kebaikan, keselamatan dan kebahagiaan manusia itu sendiri baik ketika mereka berada di dunia maupun ketika kembali ke Allah, dan manusia tinggal memilihnya jalan yang mana yang akan ditempuh , apakah mau mentaati segala perintah Allah atau menentangnya, tidak mau menjalaninya. .

Peringatan Rasul kepada manusia adalah bagi siapapun yang tidak mau mengikuti aturan main Allah dan Rasul-Nya, misalnya yang seharusnya perintah itu dilaksanakan , tapi tidak dilaksanakan dan yang seharusnya dilarang oleh perintah, sebaliknya dikerjakan, yang kesemuanya itu merupakan peringatan dari Allah dan Rasul-Nya, maka manusia yang seperti ini akan celaka, akan dihinakan oleh Allah baik di dunia maupun di akhirat. Allah tidak mau menolong dan menyelamatkan mereka, harta benda yang mereka kumpulkan selama hidup termasuk anak-anaknya tidak bisa membantunya, semuanya ditolak Allah. Sungguh manusia yang seperti ini hidupnya selalu dalam kerugian dan dalam kesesatan yang nyata. 

Sebaliknya berita gembira dari Allah dan Rasulnya bagi manusia adalah siapapun yang mau menjalani aturan Allah dan Rasulnya, dan melaksanakan aturan main itu dengan baik dan benar. Artinya yang dikatakan baik itu belum tentu benar, namun kalau benar pasti baik. Kesemua aturan itu dilaksanakannya hanya karena Allah dan hanya untuk Allah sesuai dengan petunjuk Rasul-Nya, maka Allah akan mengangkat derajat yang tinggi di sisi-Nya, akan memuliakannya dan akan menolong dan membantunya baik ketika mereka hidup di dunia mapun ketika mereka kembali ke hadapan Allah di akhirat .


Kemudian Allah melanjutkan penjelasannya , “Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,” artinya semua yang Allah lakukan itu memang prilaku manusia itu sudah diketahui oleh Allah baik dalam hal segala  kelebihannya maupun kekurangannya, dan sesuai dengan apa yang telah Allah ucapkan bahwa Dia menciptakan manusia sebagai khalifah di dunia itu artinya sebagai makhluk yang mulia, sebagai pemimpin selama mereka berada di dunia. Yang dimaksud sebagai pemimpin disini adalah manusia harus bisa memimpin, membimbing, memelihara, menjaga dan  melindungi dirinya sendiri. Jadi kalau untuk keperluan dirinya sendiri saja masih belum mampu maka jelas mereka tidak akan mampu bagaimana akan mampu melakukan terhadap orang lain seperti terhadap dirinya sendiri.

Kamis, 28 November 2013

HARI PENDIDIKAN NASIONAL TANPA KI HAJAR DEWANTARA KE 2


Atas jasa-jasa Ki Hajar Dewantara dalam mengkonsep tentang pendidikan nasional, melaksanakan kosep tersebut, kemudian membinanya melalui Perguruan Nasional Tamansiswa, maka sebagai penghargaan hari lahir beliau tanggal 2 Mei dijadikan dan ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional melalui Keputusan Presiden no 316 / 1959.

Akhir-akhir ini terjadi ,dan memang bisa saja terjadi pelaksanaan Hari Pendidikan nasional tanpa disebutkannya nama Ki Hajar Dewantara, sebagai penyebab mengapa tanggal 2 Mei dijadikan Hari Pendidikan Nasional. Ki Hajar Sendiri memang berpendirian, bahwa tidak seyogyanya beliau dikultus individukan. Apalagi kalau seseorang itu masih hidup, sebab kehidupan seseorang masih selalu berkembang dan berubah.

Akan tetapi bahwasanya tanggal 2 Mei dijadikan Hari Pendidikan Nasional itu ada kaitannya dengan jasa-jasa beliau,  itu sudah pasti. Sejarah telah mencatatnya dan kita tidak perlu menggelapkan sejarah itu. Selain dari itu, diktum yang digunakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam melengkapi lambangnya dengan semboyan “ Tutwuri Handayani “, antara lain juga ditegaskan guna melengkapi penghargaan pemerintah kepada Ki Hajar Dewantara atas jasanya di bidang pendidikan nasional tersebut.

Pada tahun 1969 Bapak Soeharto selaku Presiden RI ( pada saat itu ) dalam acara Konferensi Nasional Tamansiswa 1969 telah memberikan sambutan dengan tegas sebagai berikut :

Bagi Bangsa Indonesia, Tamansiswa bukan hanya merupakan lembaga pendidikan bagi anak-anak saja, melainkan juga merupakan lambang dan tempat bertumbuhnya semangat kebangsaan dan semangat kemerdekaan, terutama dalam periode perjuangan Bangsa kita dalam merintis kemerdekaan. Memang pendidikan dan perjuangan bangsa merupakan dua masalah pokok yang tidak dapat dipisahkan, baik dalam periode perjuangan untuk mencapai kemerdekaan maupun dalam periode Pembangunan seperti sekarang ini. Bahkan pendidikan itu merupakan investasi yang mutlak bagi sesuatu bangsa untuk melanjutkan kehidupannya dalam mencapai cita-citanya.

Oleh karena itu, dasar pendidikan suatu Bangsa harus berpijak kepada Dasar Negara dan tujuan pendidikan harus menunjang tercapainya tujuan Bangsa. Pelaksanaan prinsip ini merupakan kewajiban asasi kita, karena dasar dan tujuan negara telah kita tetapkan bersama.

Dasar pendidikan kita ( Tamansiswa ) sudah jelas ialah Pancasila.  Hal ini berarti bahwa tujuan Pendidikan Nasional kita bukan semata-mata diarahkan tercapainya kemampuan intelektual yang tinggi, melainkan bersamaan dengan itu harus dapat mendorong lahirnya warga negara ber Ketuhanan Yang Maha Esa, yang ber Perikemanusiaan yang adil dan beradab, yang kuat semangat kebangsaannya, yang demokratis dan yang bertanggung jawab terhadap terwujudnya kesejahteraan bagi seluruh bangsa kita.

Sungguh begitu luas dasar dan tujuan pendidikan ini, sehingga masalah pendidikan bukanlah semata-mata tanggung jawab Negara saja, melainkan juga tanggung jawab orangtua dan seluruh masyarakat.
Saya sangat menghargai, bahwa dasar dan tujuan Pendidikan Nasional itu telah lama dirintis oleh Tamansiswa .................. ( 25 Agustus 1969 ).

Demikianlah lebih kurang penilaian Bapak Presiden terhadap Tamansiswa, dan tidak bisa dipisahkan tentu  juga kepada Bapak Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara.


Berdasarkan kenyataan tersebut marilah kita jadikan Hari Pendidikan Nasional itu menjadi hari kebangsaannya seluruh bangsa Indonesia, dan jangan hanya dari besarnya salah satu Departemen saja.

HARI PENDIDIKAN NASIONAL TANPA KI HAJAR DEWANTARA ke 1



Mengapa tulisan ini kami berikan sekarang, yang seharusnya lebih tepat pada tanggal 2 Mei ?
Ada beberapa alasan yang mudah2an bisa membuka mata hati kita semua tentang masalah pendidikan:
1. Awal setelah kemerdekaan khusus untuk pendidikan itu jawatannya dikatakan Pendidikan dan Kebudayaan, terus diganti dengan Pendidikan Nasional. Apakah pendidikan dahulu yang dicanangkan oleh Ki Hajar Dewantara itu masih belum bersifat Nasional ? Apakah karena Ki Hajar Dewantara itu karena orang Jawa, lalu dianggapnya aliran Kejawen ? Karena awal pergerakkan itu dari kelompok Selasa Kliwonan dan pendidikan, dan mereka kebanyakan orang Jawa, sehingga bahasanyapun digunakan bahasa yang lebih merakyat yaitu pituah-pituahnya itu menggunakan bahasa Jawa seperti Tringa ( Ngerti, Ngroso Nglakoni ), Trisa ( Sabutuhe, Sakepenake, Sacukupe ), Trilogi Kepemimpinan ( Ing Ngaro Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani ) dsb.

2. Nama Kebudayaan dihilangkan karena kebudayaan dimasukkan ke dalam departemen kepariwisataan. Secara tulisan berarti di dalam lingkungan pendidikan karena kebudayaan ditiadakan berarti dianggapnya tidak perlu. Yang perlu sumua hal itu yang sifatnya nasional dan kalau bisa merebak ke internasional. Sedangkan manusia dialam hidup itu harus berbudaya, termasuk anak-anak ( siswa ). Budaya itu merupakan buah budi manusia yaitu adat sopan santun, tata titi, budi pekerti., akhlak . Kalau manusia tidak melaksanakan seperti ini berarti tidak memiliki rasa hormat terhadap siapapun apakah dalam berbicara atau dalam bersikap Padahal manusia di dalam melaksanakan hamblum minannaas itu perlu adanya aturan bagaimanakah manusia harus berbicara dan berprilaku terhadap orang lain yang lebih muda darinya, terhadap sesama usia yang sebaya, terhadap yang usianya lebih tua.. Dan  sekarang di akhir-akhir ini marak di kalangan pelajar sering terjadi tawuran, sampai kepada para mahasiswa sebagai calon intelektual memberikan contoh yang kurang baik terhadap adik-adiknya di tingkat SLTA dan SLTP. Sedangkan generasi muda itu merupakan calon penerus bangsa. Mau dibawa kemana negara Republik Indonesia tercinta ini ?

3. Awal adanya Ujian nasional mata pelajadan PPKN ada, namun entah karena pertimbangan apa PPKN ditiadakan. Apakah Pancasila sebagai ideologi negara dan sebagai dasar negara sudah tidak berlaku lagi bagi masyarakat luas, cukup hanya untuk instansi-instansi tertentu saja ? Padahal Ki Hajar Dewantara mendirikan Perguruan Nasional Tamansiswa berdasarkan Pancasila dan berasaskan Pancadarma.

Di akhir-akhir ini dilaksanakan pendidikan karakter di setiap jenjang pendidikan, apakah pendikan yang dahulu dianggap masih belum berkarakter ? Apakah para guru di dalam menyampaikan ilmunya itu tidak menanamkan rasa cinta tanah air, menanamkan jiwa kebangsaan dan menanamkan rasa memeiliki negaranya sendiri ?, yang akhirnya setiap guru mata pelajaran baru diinstriksikan agar menyampaikan pendidikan karakter di setiap tatap muka dengan para siswanya walau hanya beberapa menit, anggap saja dari setiap guru itu harus memberikan atau menanamkan karakter seperti kultum ( kuliah 7 menit ).

NILAI NILAI DIBALIK KELAHIRAN TAMANSISWA




Kelahiran Tamansiswa itu sendiri dapat dinilai sebagai :

1. Bangkitnya kembali suatu bangsa dengan timbulnya jiwa kebangsaan, sebagai kelanjutan kebangkitan nasional yang telah dirintis sejak 1908.
2. Lahirnya pendidikan nasional yang secara antagonis bertentangan dengan pendidikan kolonial Hindia Belanda, baik dari segi filsafat, asas - dasar serta tujuan pendidikannya.

Sebagai lembaga pendidikan nasional, Tamansiswa sejak kelahirannya sudah selalu mengibarkan panji-panji kebangsaan, sebagai ciri khas dan identitasnya. Anak didiknya selalu dididik untuk berjiwa kebangsaan, agar menyatu dengan seluruh bangsanya dan menjadi pejuang-pejuang bangs yang bertanggung jawab.

Secara kutural ( budaya ), pendidikan nasional yang dilaksanakan oleh Tamansiswa menggunakan kebudayaan bangsa sebagai dasarnya, yang sepenuhnya bertentangan dengan pendidikan kolonial. Dimana pendidikan kolonial mendasarkan pendidikannya atas kebudayaan Belanda ( Barat ).

Mengenai materi pendidikannya juga terdapat banyak hal yang bertentangan satu sama lain. Pendidikan nasional Tamansiswa berorientasi nasional, sedangkan pendidikan Belanba berusaha bagaimana bisa membelandakan orang-orang pribumi Indonesia

Dengan pendidikan nasional ,  bangsa Indonesia berusaha untuk menanamkan jiwa merdeka dan semangat kebangsaan. Dengan para pemuda yang berjiwa merdeka dan bersemangat kebangsaan inilah mereka memperjuangkan untuk merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. Dan puncak perjuangan mereka yaitu berupa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945.

Perjuangan tahap pertama telah tercapai yaitu terwujudnya kemerdekaan nusa dan bangsa. Mengapa ini disebut tahap  pertama ? Karena perjuangan selanjutnya adalah dengan mengisi kemerdekaan itu dengan mengadakan berbagai macam kegiatan pembangunan di segala sektor secara terus menerus.

Rabu, 27 November 2013

REAKSI KOLONIAL BELANDA TERHADAP KELAHIRAN TAMANSISWA



Begitu mendengar rakyat pribumi mendirikan kelompok Selasa Kliwonan dan kelompok Pendidikan. Maka masyarakat terpecah menjadi dua kelompok, ada yang setuju dan ada yang tidak.

Bagi yang setuju, karena mereka ingin mengadakan atau merubah nasib bangsanya. Karena yang namanya dijajah , segala sesuatunya serba dibatasi, ruang geraknya bahkan semakin dipersempit, tidak boleh mengami kemajuan. Namun karena hati mereka sudah yakin dan tekad mereka sudah bulat, resiko apapun siap menanggungnya. Semangat mereka bukan semakin mengendor, justru yang terjadi sebaliknya, semakin kuat dan semakin nekat.


Bagi yang tidak setuju dengan kelompok Selasa Kliwonan dan kelompok Pendidikan mencemooh, hati mereka sudah memihak kepada Pemerintah Kolonial Belanda mengatakan bahwa apa yang dilakukan oleh kedua kelompok itu tidak akan mungkin bisa tercapai, suatu usaha yang sia-sia saja. Hal ini jelas bahwa kelompok ini sudah tidak punya kepercayaan terhadap kemampuan bangsanya sendiri.

Hal itu tidak lolos dari pengamatan kaum cendekiawan dan intelektual yang tergolong dalam kaum pergerakkan sangat mendukung sekali. Mreka turut membantu dengan cara apa saja dengan yang dimilikinya. Ada yang turut mengajar, ada yang meminjamkan ruang-ruang untuk kelas belajar, ada juga yang membantu dengan keuangan seadanya. Yang penting kelompok kegiatan bisa berjalan dengan baik dan lancar, dan ini merupakan salah satu partisipasi masyarakat yang sangat membanggakan.

Badi kelompok yang tidak setuju atau yang menentang Suwardi Suryaningrat dan kawan-kawan tidak melayani mereka, dan kepada yang setuju dengan programny dipersilahkan turut membantu kelangsungan hidup Tamansiswa. Dan bagi yang tidak setuju, jangan menghalangi atau mempengaruhi kegiatan tersebut.

SEJARAH KELAIHRAN TAMANSISWA



Para pendiri Tamansiswa umumnya dikenal sebagai " Gerombolan Selasa Kliwonan " . Gerombolan ini terdiri dari sekelompok anggota masyarakat yang berhimpun diri menjadi satu dan pada setiap malem Selasa Kliwon menyelenggarakan suatu saresehan, membicarakan masalah bangsanya, yang pada saat itu bangsa Indonesia masih dijajah oleh bangsa Belanda.

Sungguh nasib bangsa Indonesia nasibnya sangat buruk, melarat, bodoh, mudah diadu domba dsb. Di dalam perkumpulan itu melalui saresehan dicalilah sebab musababnya mengapa bangsa Indonesia nasibnya seperti itu ? Kemudian dicarinya upaya bagaimana untuk mengatasi hal itu agar bangsa Indonesia bisa bangkit harga dirinya, bisa mengubah nasibnya sehingga bisa berdiri sederajat dengan bangsa lain.

Akhirnya mendapatkan suatu kesimpulan yaitu bangsa Indonesia harus merdeka. Untuk mencapai
kemerdekaan itu pasti memerlukan proses, diantaranya bangsa Indonesia harus didik terlebih dahulu. Dan atas dasar musyawarah untuk mencapai kesepakatan bersama, maka dibentuklah suatu pembagian tugas kepada para anggotanya. Anggota gerombolan atau kelompok Selasa Kliwonan ini kebanyakan di antaranya para tokoh masyarakat seperti para tokoh Boedi Oetomo seperti Ki Sutatmo Prawiroworo, Ki Pronowidigdo, Ki Sutopo Wonoboyo, Ki Prawiroworo, Ki Ageng Soeryo Mataram dan Raden Mas Suwardi Suryaningrat.

Dalam pembagian tugan ini pendidikan untuk orang dewasa dipercayakan kepada Ki Ageng Suryo Mataram dengan kawan-kawan. Sedangkan pendidikan untuk anak-anak dipercayakan kepada Raden Mas Suwardi Suryaningrat dengan kawan-kawan. 

Berdasarkan penugasan tersebut, maka RM Suwardi Suryaningrat dan kawan-kawan mendirikan suatu lembaga pendidikan yang waktu itu secara resmi bernama " NATIONAL ONDERWIJS INSTITUUT TAMANSISWO "


KI HAJAR DEWANTARA dan TAMANSISWA


Sebagai lembaga pendidikan yang berkedudukan pula sebagai alat perjuangan bangsanya, sudah sejak kelahirannya Tamansiswa membawakan misi bangsanya. Melalui pendidikan nasional Tamansiswa berkehendak untuk menanamkan harga diri bangsanya sebagai warga suatu nation ( bangsa ) yang bulat dan utuh, yang bersatu dalam gerak cita-cita. Suatu bangsa yang bisa dibangkitkan jiwa kebangsaan dan kemerdekaannya.

Menurut Ki Hajar Dewantara, hanya bangsa yang memiliki jiwa kebangsaan dan semangat merdeka baru akan mampu hidup meredeka dan memegang nasibnya di tangan sendiri.
Perjuangan merebut kemerdekaan, menegakkan keadilan dan mengisi kemerdekaan tidak bisa dikontrakkan kepada bangsa lain, melainkan harus dilaksanakan sendiri oleh bangsa itu.


Faktor-faktor demikian itulah yang merupakan motivasi kehadiran Tamansiswa dan mengapa Tamansiswa meletakkan cita-cita pendidikannya agar para siswanya menjadi manusia yang berjiwa merdeka. Termasuk kepada mereka ( para alumni Tamansiswa ) yang telah bebaur di masyarakat.

KI HAJAR DEWANTARA atau RADEN MAS SUWARDI SURYANINGRAT


Ki Hajar Dewantara sebagai tokoh pendikan sekaligus pahlawan nasional,pendiri perguruan Nasional Tamansiswa, walaupun orangnya sudah meninggal, namun jasa-jasanya masih dikenang sepanjang masa. Beliau walapun seorang darah bangsawan, rela melepskan gelarnya ( Raden Mas berganti menjadi Ki ) demi kepentingan rakyat pribumi.


Mengapa Ki Hajar mau bergabung dengan para penduduk pribumi ? Karena pada saat itu di jaman penjajahan Hindia Belanda , Di jaman kolonial kaum penjajah selalu menekan penduduk pribumi agar tetap bodoh ( melakukan pembodohan ), kebebasannya dikekang dan dibatasi agar jangan sampai kaum kolonial dikalahkan oleh penduduk pribumi.

Beliau pernah menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang pertama kali di Indonesia setelah negeri ini merdeka , bebas dari penjajahan Belanda maupun Jepang. Beliau juga sebagai Ketua Persatuan Wartawan Indonseia yang pertama kali dibentuknya PWI, dan masih banyak lagi jabatan yang pernah beliau pangku.

Kenapa disitilahkan jabatan itu dipangku ? Kalau jabatan diduduki, banyak yang menjadi lupa daratan dan lupa lautan, sampai lupa diri. Namun apabila jabatan itu dipangku ,maka akan selalu terlihat, apakah jabatan itu akan menyengsarakan rakyat Indonesia atau akan meningkatkan harkat derajat dan martabat bangsa Indonesia. 

Apabila kita mendengar Ki Hajar Dewantara, maka tidak akn terpisahkan dengan suatu lembaga pendidikan yaitu Perguruan Nasional Tamansiswa. Dikatakan perguruan istilah Jawanya adalah Paguron ada cirinya yaitu suatu tempat dimana bisa dijadikan rumah tinggal, tempat berlangsungnya proses pendidikan untuk meningkatkan kecerdasan anak bangsa dan juga sekaligus untuk proses pengembangan kebudayaan. Selain itu juga adanya padepokan tempat menginapnya para siswa bagi siswa yang rumahnya jauh dari sekolah.

Disebut Nasional karena perguruan ini tidak hanya satu. Pusatnya memang di Yogyakarta, akan tetapi anak cabangnya banyak, hampir merata ke seluruh Indonesia.

Dikatakan Tamansiswa ( Taman dan Siswa ) Taman adalah tempat bermainnya , belajarnya, hiburannya para siswa sekaligus sebagai isi dari pada taman itu adalah para siswanya. Siswa adalah para anak didik yang berada di lingkungan Tamansiswa. Oleh karena itu para siswanya juga harus mampu bersikap dan berprilaku yang akan menyenangkan siapapun bagi yang melihatnya. Tidaklah dikatakan taman apabila isi daripada taman itu tidak bisa membuat senang para pengunjungnya.

BERIMANLAH KEPADA ALLAH DAN RASUL - NYA


Allah swt berfirman di dalam Q.S Al Baqarah 2: 136 yaitu
قُولُوا آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَا وَمَا أُنْزِلَ إِلَىٰ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ وَمَا أُوتِيَ مُوسَىٰ وَعِيسَىٰ وَمَا أُوتِيَ النَّبِيُّونَ مِنْ رَبِّهِمْ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ [٢:١٣٦]


Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun diantara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".

 Melalui ayat ini Allah memerintahkan kepada Rasul-Nya agar disampaikan kepada umatnya termasuk kita semua  untuk bersama-sama menyatakan bahwa mereka ( Rasul dan umatnya) beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada mereka, kepada Nabi Ibrahim as, Nabi Isma’il as, Nabi Ishaq as, Nabi Yaqub as dan juga kepada anak cucunya termasuk juga apa yang diturunkan kepada Nabi Musa as dan Nabi Isa as.  Allah tidak membeda-bedakan siapapun, semuanya dianggap sama. Dan yang membedakan itu hanyalah taqwanya. .

  Jadi ayat ini menuntun kita andaikata ada yang berbantah-bantahan ( berdebat tentang masalah agama ), apalagi pada saat bertukar fikiran itu mengeluarkan berbagai macam dalil, ini sumbernya dari ini, dari itu, dari kitab ini, dari kitab itu dst. Yang akibatnya akan menimbulkan perpecahan diantara semama manusia. Golongan ini yang merasa paling benar, golongan itu merasa paling dekat dengan Allah, yang akhirnya masing-masing hanya membenarkan golongannya sendiri, bahkan merasa paling benar. Hal ini salah besar. Apalagi antara golongan satu tidak mau berbaur dengan golongan yang lain. Ini malah lebih sesat lagi, terkutuklah model orang-orang yang begini .Karena dampaknya adalah kepada masyarakat yang awam, buta terhadap agama, mereka ingin menjalani agama yang benar, bingung golongan mana yang harus diikuti. Padahal Allah memberikan agama yang terakhir, sebagai agama yang paling sempurna, agama yang diridoi adalah agama Islam. 

Apabila mau menggunakan nama-nama lain silahkan saja, perbedaan itu baik untuk menuju yang satu, asalkan jangan saling menjelekkan, sehingga akan memperburuk suasana. Ini sama saja dengan orang yang membikin kerusakan di bumi. Maka segeralah kembali ke sumbernya yang asli yaitu Al Qur’an dan Hadits, agar bisa menjalin persatuan dan kesatauan umat Islam. Andaikata masih ada yang memeluk agama selain Islam, biarkan saja mereka, kalau ditanya baru dijawab. 


Selasa, 26 November 2013

JAGALAH KESUCIAN TEMPAT BERIBADAH KEPADA ALLAH


Allah berfirman di dalam Q.S Al Hajj 22 : 26 yaitu :
وَإِذْ بَوَّأْنَا لِإِبْرَاهِيمَ مَكَانَ الْبَيْتِ أَنْ لَا تُشْرِكْ بِي شَيْئًا وَطَهِّرْ بَيْتِيَ لِلطَّائِفِينَ وَالْقَائِمِينَ وَالرُّكَّعِ السُّجُودِ [٢٢:٢٦] 

Dan (ingatlah), ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat Baitullah (dengan mengatakan): "Janganlah kamu memperserikatkan sesuatupun dengan Aku dan sucikanlah rumah-Ku ini bagi orang-orang yang thawaf, dan orang-orang yang beribadat dan orang-orang yang ruku' dan sujud.

Melalui ayat ini Allah memberitahukan kepada Nabi Ibrahim as ( juga termasuk kepada kita semua ) yaitu :

1. Jangan mempersekutukan Allah dengan sesuatu selain Dia ;


2. Sucikan rumah Allah artinya sucikan rumah dimana tempat kita tinggal caranya isilah rumah itu oleh penghuninya dengan banyak beribadah kepada Allah, dan bacakan ayat-ayat suci Al Qur'an. Mudah2an rumah tersebut akan kedatangan romat Allah yang akan menentramkan, membuat damai para penghuni rumah tersebut;


3. siapapun yang niatnya beribadat, maka niatkan semua itu karena Allah dan hanya untuk Allah semata, jangan dikotori oleh niat-niat atau keinginan yang lainnya.


4. termasuk saat kita akan mengejakan shalat harus bersuci dul, pakaian kita harus suci dari najis, dan juga tempat dimana kita akan melaksanakan shalat juga harus bersih dan suci nari najis.

JAGALAH KESUCIAN KA'BAH



وَإِذْ جَعَلْنَا الْبَيْتَ مَثَابَةً لِلنَّاسِ وَأَمْنًا وَاتَّخِذُوا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى ۖ وَعَهِدْنَا إِلَىٰ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ أَنْ طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّائِفِينَ وَالْعَاكِفِينَ وَالرُّكَّعِ السُّجُودِ [٢:١٢٥]

Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i'tikaf, yang ruku' dan yang sujud".

Melalui ayat ini Allah memperingatkan kita semua sekaligus memberitahukan bahwa Dia telah menjadikan Baitullah itu sebagai tempat berkumpulnya manusia dari seluruh dunia. 

Karena akan dijadikan tempat berkumpulnya manusia dari seluruh dunia itu maka Dia memerintahkan kepada Nabi Ibrahim as beserta putranya Nabi Ismail as agar mempersiapkan sebagian tempatnya untuk dijadikan tempat shalat. Disamping shalat juga untuk melakukan thawaf dan i'tikaf . Tempat dimana semua derajat manusia di dunia itu sama tidak pejabat tinggi maupun rendah, yang berilmu maun yang tidak, kaya atau miskin , semuanya sama di mata Allah. Dia curahkan kasih sayangnya sama kepada semuanya yang datang ke tempat itu. Oleh karena itu tempat itu harus dijaga kebersihannya

Semua itu sebenarnya hanya merupakan siloka bahwa 
1. Semua manusia harus menyembah, berbakti dan mengabdi kepada Allah,termasuk meminta pertolonganpun hanya kepada Allah.
2. Karena Allah itu Maha Suci, maka kita semua sebelum datang ke Baitullah itu harus dibersihkan dan disucikan dulu hati jiwa dan fikiran kita dari urusan keduniaan. Namun bukan berarti sepulang dari tanah suci kita kembali seperti semula, akan tetapi kita harus lebih menomor satukan lebih mengutamakan urusan akhirat daripada urusan dunia
3. Karena Allah telah meridoi tempat itu maka akan dijaga , dipelihara tentang keamanannya. Maka siapapun yang akan merusak tempat itu, berarti akan merusak dirinya sendiri. Hal ini telah dibuktikan oleh Allah di dalam Al Qur'an surat Al Fiil

ORANG YANG MENGINGKARI ALLAH HIDUPNYA DALAM KERUGIAN


الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلَاوَتِهِ أُولَٰئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ ۗ وَمَنْ يَكْفُرْ بِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ [٢:١٢١]

Orang-orang yang telah Kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi. 

Maelalui ayat ini Allah menjelaskan kepada kita semua yaitu "orang-orang yang telah Kami beri Al Kitab kepadanya " artinya Allah telah memberikan Al Kitab ( Al Qur'an ) kepadanya ( kepada Rasul-Nya ) untuk disampaikan kepada umatnya. Mengapa harus diampaikan kepada umatnya ? Karena Al Qur'an itu merupakan pedoman dan petunjuk hidup bagi manusia agar bisa memuliakan dirinya, sesuai dengan penciptaannya yaitu Allah menciptakan manusia itu sebagai makhluk yang mulia di dunia. Oleh karena itu agar kemuliaannya itu tetap terpelihara, maka Allah memberikan Al Qur'an sebagai tuntunan di dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

" mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya " Dari kalimat ini berarti Allah telah memperingatkan kita semua pasti di antara manusia itu ada yang membacanya tidak benar. Siapakah itu ? Yaitu mereka yang telah memegang Al Qur'an ,lalu menterjemahkannya tidak sesuai dengan kehendak Allah ( ayat ) itu.Bisa saja dia menambahkan atau mengurangkan maksud dan tujuan itu dari yang sebenarnya. Mengapa mereka melakukan itu ? Karena merka mempunyai maksud untuk kepentingan pribadinya atau kepentingan golongannya. Atau mereka menjualnya dengan harga murah maksudnya kalau ada orang yang sedang ditimpa kesusahan, kemudian minta tolong kepadanya, lalu diberinya salah satu atau beberapa ayat dari Al Qur'an, dan mengatakan Insya Allah mudah-mudahan dengan membaca ini masalah anda akan terselesaikan atas izin Allah, Dan agar khasiat ayat ini mujarab, maka harus ada maharnya ( maskawinnya), dan juga ada syarat lainnya, kemudian dia menyebutkan persyaratannya. Atau ada lagi dengan membaca beberapa ayat ini penyakit anda aku pindahkan ke sesuatu ( apa saja yang dia sebutkan misalnya binatang atau lainnya ). Semua itu sungguh perbuatan syirik, kalau mau berobat ya ke dokter, bukan ke yang begitun. Allah saja memberikan segalanya kepada kita syaratnya tidak macam macam, cukup hanya menjalani perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Lalu " mereka itu beriman kepadanya " artinya  kalau sudah meyakini bahwa Al Qur'an itu dari Allah yang dititipkan kepada Rasul-Nya untuk diampaikan kepada kita semua dan dijalaninya dengan baik dan benar sesuai dengan kadar kesanggupan kita masing-masing, berarti kita sudah termasuk golongan orang-orang yang beriman kepada Allah, kepada Rasul-Nya dan kepada Kitab-Nya.

 Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya " artinya siapa saja yang tidak mempercayai Al Qur'an sebagai Kitab Allah, Rasul-Nya yang memberikan penjelasan tentang isi Kitab tersebut, berarti dia telah mengingkari Allah. Dan seharusnya kepada orang-orang yang seperti ini malu kepada Allah, Mereka ingin dikasih sayangi, ingin dicukupi segala kebutuhannya, ingin dilindungi kelamatannya dan ingin ditolong di saat dalam kesulitan, akan tetapi Allah meminta sesuatu kepadanya tidak digubris. Kalau manusia yang benar apabila tidak suka dengan Allah, maka janganlah memakan ciptaan Allah, janganlah tinggal di tempatnya Allah, janganlah melihat semua ciptaan Allah, silahkan saja bikin dunia sendiri di luar ciptaan Allah.

maka mereka itulah orang-orang yang rugi. " artinga mereka itu yang tidak mau menjalani perintah Allah , menjauhiapa yang dilarang Allah, tidak mau mengikuti petunjuk yang disampaikan Rasul-Nya, tidak mau membaca, mengkaji , memahami, dan menghayati ayat-ayat Allah, bahkan yang dibaca dan dipelajari kitab-kitab yang buatan manusia seperti primbon, ramalan bintang, ilmu falak dan yang sejenisnya, akhirnya mereka hidupnya di dalam kesesatan, dan kerugian yang nyata. Hidupnya di dunia ini hanya sia-sia. Padahal di dunia ini hanyalah sementara, akhiratlah kehidupan yang sebenarnya. Di dunia saja hidup perlu bekal, apalagi di akhirat bekalnya harus lebih banyak lagi.