Senin, 29 Agustus 2016

BERBUAT BAIK KEPADA ORANG TUA YANG SUDAH MENINGGAL

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah seru sekalian alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.

Berbuat baik kepada orangtua merupakan satu bentuk ketaatan yang besar nilainya. Allah memerintahkan berbuat baik kepada orangtua langsung dalam kitab-Nya, disandingkan dengan perintah bertauhid kepada-Nya. Ini menunjukkan sangat wajibnya berbuat baik kepada keduanya.

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan beribadah selain kepada-Nya dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. ” (QS. Al-Isra’: 23)

“Beribadahlah kepada Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua.” (QS. Al-Nisa’: 36)

Bahkan terhadap orangtua yang musyrik dan mengajak kepada kesyirikan, Islam tidak membolehkan anak berbuat kurang ajar. Islam tetap memerintahkan berbuat baik kepada keduanya tanpa menuruti ajakan mereka tersebut.

“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik.” (QS. Luqman: 15)

“Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-bapaknya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya.” (QS. Al-Ankabut: 8)


Orangtua menjadi sebab hadirnya seorang manusia di dunia ini. Keduanya telah merawat, menjaga, dan membesarkannya. Ibu begadang bermalam-malam untuk menjaga dan merawatnya saat ia bayi. Semua urusannya dikerjakan oleh ibunya, menyusui, memandikan, menyiapkan baju, menyiapkan makanan dan menyuapi sampai menceboki, dan lainnya.

Bapak banting tulang, peras keringat untuk mencari nafkah guna mencukupi kebutuhan hidupnya. Mengumpulkan duit untuk membelikan makan, baju, mainan, dan biaya sekolah anak-anaknya. Besarnya jasa tersebut, sehingga Allah menposisikan taat kepada orangtua setelah beriman kepada-Nya.

Saat kedua orangtua masih hidup, birrul walidain bisa berupa mentaati perintah keduanya, memuliakan dan menunjukkan rasa sayang kepada keduanya, berbicara yang sopan, diam saat kedua berbicara, tidak membantah petuahnya, mengobatkan saat sakit, melindungi mereka saat terancam, dan memberikan bantuan baik fisik maupun harta saat keduanya membutuhkan.


Sesungguhnya birrul walidain bukan saat meduanya masih hidup, tapi juga berlanjut saat keduanya sudah tiada. Apa saja bentuk berbuat baik kepada orangtua pasca keduanya tiada?


Dari Abu Usaid Malik bin Rabi'ah As-Sa'idiy, ia berkata : Pada suatu waktu kami duduk di samping Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, tiba-tiba datanglah seorang laki-laki dari Bani Salamah, lalu bertanya,

"Wahai Rasulullah, apakah masih ada kesempatan untuk aku berbuat baik kepada kedua orangtuaku setelah mereka meninggal?” Beliau menjawab, “Ya. Mendoakan dan memintakan ampunan untuk keduanya, melaksanakan janji keduanya sesudah meninggal, menyambung jalinan silaturrahim mereka dan memuliakan teman mereka.” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Perkara yang hendaknya dilakukan anak untuk kedua orang tuanya yang sudah meninggal dunia, yaitu:

1. Mendoakan kebaikan untuk keduanya, termasuk di dalamnya melaksanakan shalat jenazah keduany. Intinya memohon kepada Allah agar Allah merahmati keduanya. Dan ini bentuk amal baik kepada orang tua saat mereka masih hidup maupun sudah meninggal. Jika Allah merahmati berarti Allah melimpahkan semua bentuk kebaikan kepada keduanya dan menghindarkan berbagai keburukan dari keduanya.

2. Istighfar untuk keduanya: memohonkan kepada Allah agar mengampuni dosa-dosa keduanya. Ini merupakan kebaikan paling utama sesudah mereka meninggal.

3. Menunaikan janji keduanya setelah meninggal berarti melaksanakan wasiat keduanya. Maka bagi anak, baik laki-laki atau perempuan untuk melaksanakan wasiat keduanya jika sesuai syariat.

4. Memuliakan teman-teman keduanya; termasuk kawan karibnya, rekan kerjanya, kerabatnya keduanya. Seorang anak-anak menghormati dan memuliakan mereka, di antaranya dengan berkata sopan dan baik kepada mereka, menjenguk saat mereka sakit, membantuk saat kesusahan, member hadiah, dan semisalnya.

5. Menyambung silaturahim (hubungan kekerabatan) keduanya, yaitu berbuat baik kepada paman dan bibi dari jalur ayah maupun ibu, kerabat-kerabat mereka. Berbuat baik kepada mereka dan menyambung kekerabatan mereka termasuk memuliakan orang tua.

6.Imfak/Sedekah anda niatkan untuk orang tua sudah meninggal dunia,dan pahala Imfak/sedekah yang anda niatkan kepada orang tua yang sudah meninggal dunia Insy Allah akan sampai kepada mereka.

Sampainya pahala Imfak/sedekah atas nama orang tua yang sudah meninggal dunia disabdakan oleh Rasullullah saw.

Berikut ini sejumlah hadits shahih dari Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam yang menjelaskan faedah dan kebaikan dari sedekah untuk orangtua atau saudara yang sudah meninggal dunia.

“Sesungguhnya ibuku meninggal dunia secara mendadak dan tidak sempat berwasiat. Saya menduga, jika ia bisa berbicara ia akan bersedekah, apakah ada pahala baginya jika aku bersedekah untuknya?" Beliau menjawab, "Ya" (HR. Muslim)

Ibnu Abbas memberitakan kepada kami bahwa Sa'ad bin Ubadah r.a. sedang tidak ada di tempat ketika ibunya meninggal. Ia berkata, "Ya Rasulullah, sesungguhnya ibuku wafat, sedang saya tidak di sana. Apakah sesuatu berguna untuknya, jika kusedekahkan untuknya?" Beliau menjawab, "Ya." Ia berkata, "Sesungguhnya saya persaksikan kepadamu bahwa kebunku Al Mikhraf menjadi sedekah untuk ibuku." (HR. Bukhari)

Seseorang berkata kepada Nabi, "Sesungguhnya ayahku meninggal dunia dan tidak berwasiat, apakah sedekahku bisa menebus (kesalahan) nya?" Beliau menjawab, "Ya" (HR. Muslim)

Seorang laki-laki berkata kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, "Sesungguhnya ibuku meninggal dunia secara mendadak. Saya menduga, jika ia bisa bicara, ia akan bersedekah. Apakah ia bisa mendapatkan pahala jika saya bersedekah untuknya?" Beliau menjawab, "Ya." (HR. Bukhari)

Hadits-hadits shahih dari Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam di atas kiranya cukup bagi kita untuk menjelaskan duduk perkara sedekah dalam bentuk materi yang diniatkan untuk orang tua atau saudara yang sudah meninggal dunia.

Pertama : keseluruhan hadits menjelaskan bolehnya bersedekah yang diniatkan ganjarannya untuk kedua orang tua atau saudara yang sudah meninggal dunia.

Kedua : hadits-hadits di atas juga menjelaskan bahwa pahala dari sedekah akan sampai kepada orang tua atau saudara meskipun mereka sudah meninggal dunia.

Ketiga : hadits-hadits di atas, khususnya hadits yang ketiga, menjelaskan bahwa sedekah untuk orang tua atau saudara yang sudah meninggal dunia juga bisa menebus kesalahan dan dosa-dosa mereka semasa hidupnya.

Dari bahasan ini dapat kita simpulkan bahwa anak muslim wajib berusaha memberikan kebaikan kepada orang tua dan menghilangkan bahaya dari keduanya, saat mereka masih hidup maupun sudah meninggal dunia. 


Karena mereka memiliki banyak jasa terhadap anak-anaknya saat si anak masih kecil, dirawat, disayang, dididik dan dibesarkan. 

Kewajban anak adalah membalas kebaikan mereka dengan kebaikan, pengorbanan dengan pengorbanan, khususnya terhadap ibu. 

Wallahu A’lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar