Sabtu, 22 Juni 2019

BANYAK – BANYAKLAH KAJI DIRI DAN KOREKSI DIRI .


Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh. 
Bismillaahirrahaanirrahiim.

Allah swt berfirman yaitu  ,
Yaa ayuhal ladziina aamanut taqullooha wal tanzhur nafsun maa qoddamat lighodin , wattaqullooha .....

Yang artinya
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada ALLAH dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat) , dan bertakwalah kepada Allah……….”
[QS. al-Hasyr: 18].  

Melalui ayat ini Allah swt memberitahuan kepada kita semua bahwa Muhasabah (Mengevaluasi Diri),  adalah  sarana yang dapat membantu seseorang .

Membantu dalam hal apa ?  Agar tahu kelemahan diri, faham akan kekurangan diri , sadar bahwa diri telah banyak berbuat salah, noda dan dosa.

Untuk mengevaluasi diri adalah sebagai berikut:

Pertama, Tidak menutup diri dari saran pihak lain.  
Seorang dapat terbantu untuk mengevaluasi diri,  Dengan bermusyawarah bersama rekan,  Dengan niat untuk mencari kebenaran.  Ini sering terjadi di jaman sahabat Rasulullah. 
“Umar senantiasa membujukku untuk mengevaluasi pendapatku dalam permasalahan itu (mengumpulkan al-Qur-an) hingga Allah melapangkan hatiku dan akupun berpendapat sebagaimana pendapat Umar”
 [HR. Bukhari].

Kedua, Bersahabat dengan rekan yang shaleh. 
Salah satu sarana untuk tetap berada di jalan yang benar,  Dengan meminta nasehat dan mengingatkan kekeliruan kita,  Meminta masukan tentang solusi terbaik bagi suatu permasalahan. 
Bukankah pendapat/pemikiran kita tidak lebih benar dari Rasulullah saw .
Rasulullah saw bersabda: 
“Sesungguhnya aku hanyalah manusia seperti kalian. Aku lupa sebagaimana kalian lupa. Oleh karenanya, ingatkanlah aku ketika diriku lupa”
[HR. Bukhari].
Betapa banyak kezhaliman dapat dihilangkan,  Dan betapa banyak tindakan yang keliru dapat dikoreksi,  Ketika rekan yang shalih menjalankan perannya.

Ketiga, Menyendiri untuk melakukan muhasabah.  
Salah satu bentuk evaluasi diri yang paling berguna,  Adalah menyendiri untuk melakukan muhasabah,  Dan mengoreksi berbagai amalan yang telah dilakukan. 
Diriwayatkan dari Umar bin al-Khaththab, beliau mengatakan: 
“Koreksilah diri kalian sebelum kalian dihisab dan berhiaslah (dengan amal shalih) untuk pagelaran agung (pada hari kiamat kelak)”
[HR. Tirmidzi].
Diriwayatkan dari Maimun bin Mihran, beliau berkata: 
“Hamba tidak dikatakan bertakwa hingga dia mengoreksi dirinya sebagaimana dia mengoreksi rekannya”
[HR. Tirmidzi].

Jika hal ini dilakukan,  Niscaya orang yang melaksanakannya akan beruntung,  

Bukanlah sebuah aib untuk rujuk kepada kebenaran,  Karena musibah sebenarnya,  Ketika terus-menerus melakukan kebatilan.  

Wallahu a’lam.
Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar