Senin, 11 Februari 2013

KEBUTUHAN MANUSIA


Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,

Sungguh tidak bisa dipungkiri bahwa setiap manusia termasuk kita semua pasti punya satu pertanyaan yang tidak bisa diingkari tentang dirinya yaitu kenapa kita diciptakan untuk mengisi dunia ini ? Kemudian ada kepentingan apakah atau ada keperluan apakah dengan keberadaan kita di dunia ini ? Karena keberadaan kita bukan sehari atau dua hari, tetapi akan menjalani kontrak hidup yang tidak diketahui oleh kita semua berapa tahunkah kita akan berada di dunia yang tahu hanya Allah swt. Setelah kontrak habis lalu kita pindah kemana ? Keberadaan kita selama di dunia ini pasti punya tugas, lalu tugas apakah gerangan untuk kita semua ? Karena kita semua diberi akal untuk berfikir oleh Allah swt, maka mari kita fikirkan pertanyaan-pertanyaan di atas untuk bisa dijawab dengan sadar diri bahwa kita  awalnya dari tidak ada, kemudian diciptakan oleh Allah menjadi ada, lalu dihidupkan oleh Allah, dan selama keberadaan kita di dunia ini kita telah diberi kehidupan oleh Allah dan pada akhirnya apabila kontrak kita di dunia ini selesai ( telah habis ) kita akan kembali kepada Allah. Oleh karena itu tidaklah mungkin Allah menciptakan kita itu tidak punya maksud dan tujuan. Dan pada saat kita kembali kepada Allah pasti akan ditanyakan semuanya oleh Allah swt , mana oleh-olehnya setelah kita mengembara di dunia yang telah diciptakan olehNya  juga lengkap dengan segala isinya guna memenuhi kebutuhan kita semua, yang kesemuanya itu perlu dikaji secara perlahan, direnungkan untuk difikirkan oleh setiap insan, termasuk kita semua.
Sungguh betapun besarnya kebodohan umat manusia, dan akibat dari kebodohan yang ditimbulkannya, maka Allah swt masih bisa mentolelir, masih bisa memaafkan karena Allah swt itu Maha Pemaaf. Dia akan memaafkan siapa saja yang benar-benar menyadari bahwa dirinya telah melakukan kekeliruan, dirinya telah mengalami kelalaian.  Akan tetapi Allah tidak akan memaafkan siapapun  yang sudah dirinya memang bodoh, tetapi  tidak menyadari akan kebodohannya itu, dia tidak mengerti tetapi tidak berusaha untuk mengerti, dia tidak tahu, tetapi tidak berusaha nuntuk mencari tahu, dia ingin selamat, tetapi tidak mencari jalan untuk mencapai kelematan itu, dia ingin bahagia, tetapi tidak mau menempuh jalan untuk meraih kebahagiaan itu, kita tidak mau mengoreksi tentang jati diri kita, apa yang menjadi keperluan kita dan apakah tugas kita selama kita hidup di dunia ini.
Dan yang lebih celaka lagi adalah  bagi siapapun yang memang sudah bodoh, dia terlena dengan kesenangan dunia sampai lupa siapa dirinya, yang diperturutkan hanya hawa nafsunya saja laksana binatang, tanpa mau berfikir apa yang menjadi kebutuhannya dan juga kewajiban apa yang hatus dilaksanakan selama hidup di dunia ini, serta akibat apakah yang akan dialaminya apabila dirinya lalai, sampai sakaratul maut ( ajal atau kematian ) datang menjemput secara tiba-tiba.
Allah sudah tidak salah terhadap manusia karena setiap manusia itu telah diberi akal. Lalu mengapa akalnya tidak digunakan untuk berfikir tentang jati dirinya, tentang keperluannya, tentang tugas dan kewajibannya  selama dia hidup di dunia. Dan Begitu kematian datang secara tiba-tiba maka putuslah segala-galanya, karena tidak ada yang dibawanya untuk oleh—oleh,maka ketika dibangkitkan dari alam kubur yang ada hanyalah penyesalan. Dan penyeslan ini sungguh taida artinya lagi.
Oleh karena itu marilah sejak saat ini kita persiapkan diri kita dengan memperbanyak bekal  keperluan kita masing-masing untuk kelak di akhirat agar kita jangan bertemu yang dinamakan penyesalan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar