Minggu, 10 Februari 2013

KEUTAMAAN SILATURAHIM


Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,

Agama Islam mengajarkan bahwa tugas manusia berada di dunia ini adalah ibadah. Ibadah tanpa diniati hasilnya tidak ada untuk akhiratnya, walaupun untuk dunia dapat. Karena Allah akan mencatat amal ibadah seseorang manakala diawali dengan niat, niat adanya di dalam hati. Oleh karena  itu setiap apapun yang akan dikerjakan jangan lupa awali lah selalu dengan niat beribadah kepada Allah dan mengikuti tuntunan Rasulullah saw, Insya Allah hasil dari apa yang dikerjakan itu untuk dunianya dapat dan untuk akhiratnyapun dapat.
Ibadah yang ditugaskan Allah kepada kita itu ada dua arah yaitu vertikal dan horizontal. Ibadah yang vertikal adalah bagaimana hubungannya antara si hamba ( makhluk yang diciptakan) dengan Allah ( sebagai Sang Pencipta ) sedangkan ibadah secara horizontal adalah ibadah yang erat kaitannya dengan sesama antar makhluk. Hubungan antar  sesama makhluk harus harmonis ( saling mengasihi, saling menyayangi, saling menghormati saling membantu dst). Salah satunya adalah silaturahim.
Agama Islam mengajarkan bahwa silaturahim ini harus didasari dengan niat atau hati yang tulus, maksudnya buanglah rasa tidak enak padsa hati masing-masing yang akan menghambat jjalannya silaturahim. Barangsiapa yang menggiatkan silaturahim maka Allah akan menambah rohmatNya  kepada orang tersebut, akan melapangkan segala sesuatunya bagi orang tersebut ( Ingat silaturahimnya itu untuk tujuan yang benar menurut ketentuan syariat agama ).
Apa saja manfaat yang dapat diambil dari silaturahim ini  ? Menurut Rasulullah saw yaitu siapa yang ingin dipanjangkan Allah umurnya dan dilapangkan Allah rezekinya, maka hendaklah ia melakukan silaturahim.  Kedua manfaat ini dapat dibuktikan di dalam kehidupan sehari-hari.  Ingat tidak ada manusia yang sempurna di alam semesta ini, masing-masing diberi kelebihan dan kekurangan oleh Allah. Nah, untuk menyempurnakannya, untuk melengkapinya  harus banyak silaturahim. Hilangkan rasa rendah diri saat mau silaturahim. Misalnya Si Miskin mau silaturahim kepada Si Kaya. Si Miskin tidak mau mendatangi rumah Si kaya karena ada kekhawatiran begitu sampai disana dianggapnya mau minta tolong, minta dibantu dll, yang akhirnya tidak jadi ke rumah Si Kaya. Si Kaya pun tidak mau bersilaturahim ke rumahnya Si Miskin karena merasa derajatnya akan jatuh. Yang akhirnya semuanya tidak jadi silaturahim
Oleh karena itu niatilah silaturahim itu dianggap tidak punya masalah dengan siapapun. Pandanglah orang  lain dengan prasangka yang baik ( positif thinking ). Merasa tidak punya musuh. Akhirnya yang didapat dari  silaturahim itu adalah kepribadiannya stabil. Dia tidak pemarah dan sangat mudah memaafkan orang lain yang berbuat salah kepadanya, meskipun orang itu tidak meminta maaf. Hal ini membuat hidupnya menjadi tenang. Dan  Subhanallaah ketenagan ini merupakan modal utama bagi kesehatan jiwa dan raga. Selain itu dia punya banyak relasi. Dia  bisa dengan lapang berbagi rasa dengan teman-temannya. Dia tidak memendam sendiri masalah yang dihadapinya, akan tetapi bersedia untuk saling berbagi, sehingga setiap masalah tidak dipikulnya sendiri. Walaupun tidak dengan materi, minimal teman-temannya dapat member bbantuan dengan pemikiran sehingga beban yang dihadapinya itu minimal berkurang.
Sebaliknya orang yang tidak mau bersilaturahim, hidupnya itu selalu resah dan gelisah, yang ada hanyalah keluh kesah. Takut begitu lah takut begini lah, khawatir nanti akan begitu, begini ……..yang kesemuanya itu hanyalah angan-angan pribadinya saja. Dan kepada orang yang demikian syaitan sungguh sangat menyenanginya dan syaitan akan semakin dekat dengannya. Akhirnya hidupnya itu bagaikan katak dalam tempurung.
Orang yang tidak bersilaturahim berarti orang yang melawan kodratnya sendiri ,melawan fitrahnya sendiri  sebagai makhluk sosial. Dia telah mengisolir diri, makan rasanya tidak enak, tidurpun merasa tidak nyenyak. Dan lama kelamaan akan membawanya kepada kematian. Akhirnya umurnyapun pendek. Inilah akibatnya kalau dia tidak mau menjalin silaturahim.
Akan tetapi orang yang memperbanyak silaturahim, hidupnya tidak mengalami stress. Dalam menghadapi  kehidupan ini, dihadapinya dengan lapang. Kemanapun dia pergi , banyak teman yang minta disinggahi untuk saling berbagi. Mengapa demikian ?  Karena hubungan dengan orang lain dapat terjalin dengan baik. Jiwanya akan tenang, karena tidak dihinggapi perasaan was-was dan ketakutan. Dan akhirnya dia dapat menikmati jalan hidupnya dengan tenang dan berbahagia, tidak ada rasa khawatir dan was-was.
Dalam bersilaturahim ini Nabi Ibrahim telah memberikan tuntunan kepada kita semua melalui Firman Allah di dalam Q.S Asy Syuara 26 : 83 – 84 yang berbunyi,  “Rabbi hablii hukman wa alhiqnii bishshoolihiin . waj’al lii lisaana shidqin fil aakhiriin”   yang artinya sebagai berikut  ( Ibrahim berdo’a ), “ Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh, dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang ( yang datang ) kemudian”
Oleh karenanya jika kita ingin mendapat hikmah maka bergaullah dengan orang-oang yang saleh, orang yang selalu menciptakan kemaslahatan di dalam kehidupan. Dan orang yang demikian apabila telah meninggal dunia, jasanya tetap dikenang, tuntunannya tetap dilanjutkan bahkan dikembangkan oleh generasi berikutnya, inilah yang disebut panjang umur.
Dari ayat ayat di atas adalah bagi kita yang mau bergaul dengan orang-orang yang saleh yang selalu menanamkan kebaikan/kemaslahatan di dalam kehidupan, maka akan mendapatkan hikmah dari Allah, asalkan segala apa yang telah disampaikan itu dijalani oleh kita, dan disinipun kita harus hati-hati, apakan kebaikan yang mereka sampaikan itu sudah sesuai dengan tuntunan syariat agama yang kita jalani. Memang  apapun yang disampaikan itu hasilnya akan dinikmati oleh pribadi yang bersangkutan ( baik atau buruk ), namun kita jangan terjebak oleh ucapannya. Mengapa demikian ? Sekarang banyak berbagai aliran dan golongan yang menggunakan media dakwah yang ujung-ujungnya itu untuk kepentingan organisasi, dan yang paling parah adalah begitu kita masuk ke lingkaran itu, semua saran dan nasihat dari orang lain itu tidak bisa masuk, mereka merasa bahwa ajaran yang telah mereka pelajari itu adalah yang paling baik, paling benar, paling suci. Sehingga apabila keluar dari golongan itu dianggapnya kafir, dan  dianggap murtad jadi harus dibinasakan. Semoga kita tidak terjerumus ke dalamnya. Oleh karena itu berhati-hatilah di dalam mempelajari agama. Sungguh kasihan kepada mereka yang merasa dirinya banyak tidak benar, ingin berubah menjadi benar ,malah terjerumus  kea rah yang menyesatkan.
Sekali lagi marilah kita hidupkan silaturahim, marilah kita galakkan bersilaturahim, karena dengan silaturahim, Allah akan semakin melapangkan jalan kepada kita semua, dan juga akan menambahkan rezki kepada kita semua, selain itu kita akan banyak teman, banyak saudara. Dan karena ketulusan kita bersilaturahim, keikhlasannya dalam bergaul,  teman-teman kita pun tidak segan-segan untuk memberikan bantuan kepada kita, walaupun kita sendiri tidak meminta bantuannya. Siapakah yang menggerakkan itu semua ? Tidak lain tidak bukan yaitu Allah, Tuhan semesta alam.
Sebagaimana Firman  Allah di dalam Q.S 65 : 2 yang berbunyi  , “waman yattaqillaaha yaj’al lahuu makhroja “ ,  yang artinya sebagai berikut , “ Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya”
Dan Firman  Allah di dalam Q.S Ath Thalaq 65 : 3 yang berbunyi , “ wayarzukhu min haitsu laa yahtasibu , waman yatawakkal ‘allalaahi fahuwa hasbuh , innallaaha baalighu amrih , qod ja’alallaahu likulli syai in  qodiiir “  yang artinya sebagai berikut , “ dan Dia memberinya rezki dari arah yang tidak disangka-sangka ( tidak terjangkau oleh akal fikiran manusia ) dan baranbgsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan ( keperluan ) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusanNya. Sungguh , Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu “
Jadi dari kedua ayat di atas Allah menjelaskan bahwa bagi siapapun yang gemar atau yang mau menghidupkan silaturahmi ,maka
1. Dia akan memberikan rezki yang tidak akan terjangkau oleh orang tersebut
2. Apalagi jika dibarengi dengan bertawakal maka orang tersebut akan dicukupi keperluannya olehNya.
Allah melaksanakan urusanNya artinya jika Allah berkehendak memberi apapun kepada siapapun, maka tidak ada yang bisa menolak, dan jika Dia akan mencabut sesuatu dari siapapun maka tidak ada yang bisa mengahalangi kehendakNya.
Kemudian Allah telah mengadakan ketentuan bagi sesuatu artinya apapun yang telah ditetapkan itu sudah berdasarkan Maha Adilnya Allah artinya tidak ada seorangpun yang dirugikan. Masing-masing akan diberi sesuai dengan  apa yang telah dikerjakannya.
Barakallaahufiikum………salam santun dari kami untuk para sahabat semua………semoga bisa diambil manfaatnya bagi kita semua dan dapat diambil hikmahnya dan dapat mmembuka hati kita semua yang selama ini telah tertutup …………Andaikata ada salah tulis atau salah kata, itu mutlak kesalahan kami dan………Ya Allah ampunilah kami akan hal itu………..Dan marilah kita bersihkan dan sucikan hati, jiwa dan akal fikiran kita semua dengan mengucapkan:
Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar