Minggu, 02 Juni 2013

TEMPAT MENCARI PAHALA KE 6


Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
Selamat berjumpa lagi dengan RENUNGAN KALBU

TEMPAT MENCARI PAHALA KE 6

Para sahabat semuanya apabila di antara kita termasuk orang yang dikaruniai banyak harta, maka hendaklah disadari, bahwa harta itu letaknya harus selalu di tangan, jangan dibiarkan ia mengasai hati. Ingat harta itu cenderung mengajak pemiliknya untuk membangkang mentaati perintah Allah dan Rasul-Nya. Apabila di antara kita ada yang diberi kedudukan atau jabatan, maka hendaklah disadari bahwa jabatan itu letaknya harus di pangkuan, bukan diduduki. Kalau dipangkuan maka jabatan itu perlu dipelihara, dijaga dan dikembangkan menurut amanat Allah dan Rasul-Nya, namun apabila di duduki maka akan timbul sifat sombong, ego nya muncul, merasa segalanya itu berhasil karena aku, yang lainnya itu hanya  tenaga cadangan, dan biasanya orang yang model begini, kalau diturunkan jabatannya, akan merasa tidak terima, dendampun muncul, merasanya dikerjain orang lain, sentimen atau benci kepadanya, yang akhirnya apa ? sudah jatuh, ditambah ketimpa tangga.

Nabi Muhammad saw saja nampaknya menyadari sangatlah berat dititipi harta yang melimpah. Sikap ini tampak dengan jelas pada prilaku kehidupan sehari-harinya yang nampak terkenal sangat sederhana. Hal ini ditunjukkan melalui Haditsnya

Rasulullah saw bersabda , “Tuhanku telah menawarkan kepadaku untuk menjadikan lapangan di kota Mekah menjadi emas “. Dan aku berkata, “ Jangan Engkau jadikan emas wahai Tuhan ! Tetapi cukupkan bagiku merasa kenyang sehari, lapar sehari. Apabila aku lapar, maka aku akan dapat menghadap dan mengingatMu, dan ketika aku kenyang aku dapat bersyukur memuji-Mu. ( HR Ahmad & Tarmidzi )

Dan dalam hadits lain Rasulullah saw bersabda , “ Sesungguhnya Allah tidak melihat rupa dan hartamu, akan tetapi Allah melihat kepada hati dan amalmu “. ( HR Muslim )

Para sahabat semuanya hati-hati dengan ujian Allah, bentuk ujian dan cobaan Allah itu sudah dipaparkan pada materi sebelumnya. Pada dasarnya ujian Allah itu dibagi menjadi tiga bagian yaitu

  1. Berupa jabatan atau kedudukan ( sudah jelas barusan diterangkan di atas );
  2. Berupa keuangan ( harta benda ) juga sudah jelas barusan di terangkan di atas ).
  3. Wanita atau susila, kebanyakan manusia tidak tahan menghadapi ujian ini karena segalanya dapat dicapai dan dimiliki dengan mudah, terutama uang sungguh benar-benar mudah di dapat. Maaf tidak lelaki maupun tidak wanita semuanya sama. Apalagi di akhir-akhir ini marak dengan adanya pernikahan sirih, pernikahan yang hanya dilakukan berdasarkan syahnya secara agama saja, sedangkan dengan pemerintah tidak ada kaitannya. Begitu suami meninggal barulah berebut masalah warisan harta dan menjadikan permusuhan. Diberikan istri paling banyak empat orang. Ngurus satu istri saja apakah sudah dilaksanakan dengan baik dan benar secara syariat agama apalagi  beristri dua berarti kasih sayangnya harus dibagi dua, nah disinilah awal mulanya timbul dusta, karena merasa dia perlu pengakuan dari kedua istrinya.
Zaman sekarang mana ada orang yang sejujur seperti Rasulullah saw, makanya diberi gelar oleh masyarakat Arab dengan gelar “Al Amiin”. Dan gelar itu tidak menunjukkan dan tidak membuat pengakuan bahwa aku ini seorang yang jujur, akan tetapi mereka melihat dari sikap dan prilaku Rasulullah saw sendiri.

Semoga kita semuanya bisa berusaha untuk menjadi manusia yang jujur, minimalnya mendekati jujur. Ya boleh dibilang begini “ Jangan ada dusta di antara kita “ , berusahalah untuk jujur pada diri sendiri terlebih dahulu, kemudian barulah dengan orang lain. Kalau dengan diri sendiri saja belum bisa berbuat dan bersikap jujur, bagaimana pula terhadap orang lain ?????

Barakallahufiikum……… Salam santun kami untuk para sahabat semuanya, semoga bermanfaat dan dapat diambil hikmahnya serta dapat untuk membuka hati kita yang selama ini telah tertutup.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh
Salam dan bahagia

Penulis      : Ki Kartawijaya Al Adiyat
Pekerjaan: Anggota Perguruan Tamansiswa Cabang Cirebon

Tidak ada komentar:

Posting Komentar