Selasa, 02 Juli 2013

HARI JADI TAMANSISWA YANG KE 91

Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,
Salam dan bahagia,

Esok hari adalah hari Rabu tanggal 3 Juli tahun 2013
Tanggal  3 Juli merupakan hari jadi berdirinya salah satu Yayasan pendidikan di Indonesia yaitu Yayasan Persatuan Perguruan Tamansiswa yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantara pada tanggal 3 Juli 1922.

Ki Hajar Dewantara adalah salah seorang tokoh pahlawan pendidikan di Indonesia yang bergerak di bidang pendidikan. Beliau adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang pertama di Indonesia. Beliau adalah salah seorang putra  bangsawan Kraton Paku Alaman di Yogyakarta. Nama asli beliau adalah Raden Mas Suwardi Suryaningrat, putra dari Pangeran Suryaningrat.

Gelar Raden Mas rela beliau lepaskan ( tidak dipakai lagi ), dan diganti oleh beliau dengan gelar KI bagi orang Tamansiswa lelaki sedangkan Nyi untuk anggota wanita yang sudah berkeluarga dan NI untuk anggota wanita yang belum berkeluarga.  Dengan harapan siapapun orangnya yang memiliki gelar KI, NYI atau NI berwawasan luas, bisa dituakan, bisa memberikan contoh tontonan sekaligus tuntunan kepada  siapapaun dimana mereka berada dan kemanapun mereka pergi. Disinilah secara filosofi beliau itu orang yang sangat sederhana, beliau tidak perlu gelar dipasang, yang penting kerjanya. Apalah artinya gelarnya hebat-hebat sementara cara kerjanya tidak sesuai dengan profesinya, yang penting itu adalah mutu keberhasilannya.

Oleh karena itu mengapa beliau mendirikan Tamansiswa pada tanggal 3 Juli. Ini juga mengandung filosofi yang sungguh sangat luar biasa. Hampir setiap petuah atau ajaran beliau selalu berpedoman kepada yang tiga diantaranya :

1.      Secara Islami yaitu Iman, Islam  dan  Ikhsan ;

2.      Trilogi kepemimpinan atau Tiga pedoman menjadi pemimpin yaitu
a.       Ing Ngarso Sung Tulodo artinya apabila berada di depan jadilah pemimpin yang bisa menjadi contoh bawahannya ;
b.      Ing Madyo Mangun Karso artinya kalau di tengah atau berbaur dengan yang di bawahnya bisa memberikan inovasi dan motivasi, membangkitkan semangat ;
c.       Tut Wuri Handayani yaitu apabila di belakang  bisa mengawasi, memonitor, mengoreksi

3.      Tri pusat system pendidikan
a.       Pendidikan di keluarga. Ini merupakan modal dasar yang paling utama dan tertutama. Ibarat kita mau bikin rumah adalah fondasinya. Kita  salah bikin fondasi maka rummahpun akan cepat ambruk ;
b.      Pendidikan formal yaitu di sekolah, tempat  sang anak menerima berbagai macam ilmu pengetahuan baik fisik maupun mental oleh para  pamong atau guru ;
c.       Pendidikan non formal yaitu di masyarakat yaitu situasi kehidupan bagaimanakah cara hidup bermasyarakat
Dan hal ini akan terwujud apabila ketiga konponen ini bisa berjalam berdampingan, saling mengisi, saling membantu, saling memanfaatkan, dan saling melestarikan.

4.      Tri pantangan. Di dalam Tamansiswa di  dalam menjani kehidupandan menjalankan roda organisasi dikenal dengan Tri Pantangan atau Tiga Yang Dilarang yaitu
a.       Penyalah gunaan kekuasaan atau penyalah gunaan wewenang. Jadi siapapun yang menduduki jabatan di Tamansiswa dilarang menyalah gunakan kekuasaan yang dipangkunya, bukan jabatan yang didudukinya. Kalau dipangku berarti menerima amanat, memeliharanya, menjaganya (agar jangan cacat), dan mengembangkannya (disesuaikan dengan situasi dan kondisi saat itu). Kalau ada salah seorang Orang Tamansiswa menyalah gunakan ini berarti bukan Orang Tamansiswa.
b.      Penyalah gunaan keuangan. Siapapun yang menjabat atau menangani keuangan apabila disalah gunakan, juga sama bukan orang Tamansiswa  ;
c.       Pager ayu, kalau di pemerintah PP No 10. Seorang lelaki di lingkungan Tamansiswa tidak bolah ( dilarang keras) berpolygami. Dan baik  Orang Tamansiswa lelaki maupun wanita dilarang keras melanggar susila, atau mezalimi sesamanya, karena di Tamansiswa berasaskan kekeluargaan, URIP KEPENAK BARENG.

3 Juli 1922 dan sekarang 3 Juli 2013. Wahai Wong Tamansiswa tanpa sadar usia Tamansiswa sudah menginjak usia yang ke 91. Sudah hampir satu abad, dan tentunya telah memakan berbagai macam asam garam tentang pendidikan. Mari kita rmerenung sejenak kenapa Cabang-Cabang Perguruan Tamansiswa yang banyak tersebar hamper di seluruh peloksok Tanah Air Indonesia diakhir-akhir inibanyak mengalami kemunduran. Yang seharusnya menjadi peolor nomor 1 di bidang pendidikan, apakah salah manegemen, atgau salah niat.
Adapun Juli artinya bulan yang ke tujuh. Maksudnya Wong Tamansiswa dalam mengabdi di Tamansiswa itu bukan mengabdi kepada Ki Hajar Dewantara, akan tetapi mengabdi kepada Tuhan yang sebelumnya menitipkan Tamansiswa itu kepada Ki Hajar Dewantara unttuk diteruskan oleh generasi berikutnya, yang harus dilaksanakan selama tujuh hari ( untuk urusan dunia ), sedangkan untuk bekal akhiratnya yaitu mensujudkan tujuh titik kehidupan dari anggota tubuh kita yaitu muka mewakili seluruh yang ada di kepala, kedua telapak tangan yaitu tentang perbuatan, kedua lutut mewakili kaki dan kesepuluh ibu jari kaki mewakili langkah atau perbuatan. Yng kesemuanya bersujud di hadapan Tuhan sebagai makhluk yang paling hina.

Kalau zamannya Ki Hajar Dewantara berfikirnya fokus hanya satu yaitu bagaimanakah agar rakyat Indonesia ini berubah dari belum tahu menjadi tahu, dari tahu menjadi lebih tahu, dari bodoh menjadi pandai, dari pandai menjadi lebih pandai, dari belum bisa berfikir, menjadi bisa berfikir, yang sudah terbuka fikirannya menjadi tambah terbuka wawasannya yang kesemuanya didasarkan ibadah kepada Tuhan Yang maha Esa, Penguasa seluruh alam semesta ,tidak pernah terfikirkan saya harus dibayar berapa kalau mengabdikan diri di tamansiswa. Sekarang pola berfikirnya sudah banyak bernah, Tamansiswa sudah bukan lagi sebagai lahan ibadah, akan tetapi sebagai lahan kerja, karena ujung-ujungnya materi. Mau masuk mengabdikan diri di Tamansiswa, belum mulai melaksanakan sudah bertanya berapa gajihnya, terus uang transportnya berapa. Sungguh niat yang diawali oleh pendirinya sudah sangat jauh jaraknya antara bumi dan langit.

Semoga hal-hal yang demikian agar bisa dihindari oleh Wong Tamansiswa, Tuhan itu Maha adil. Adilnya Tuhan itu tidak akan merugikan siapapun, apalagi menzalimi, semuanya pasti dikasih rezki. Binatang melata saja Tuhan kasih rezki, apalagi manusia. Jadi kalau Wong Tamansiswa ingin kesejahteraannya naik, maka hidupkanlah Tamansiswa, kembangkan Tamansiswa. Lebarkan sayap Tamansiswa dengan sekuat tenaga sesuai kadar kesanggupan masing-masing. Tamansiswa sehat maka penghuninya ikut sehat. Tamansiswa gemuk maka penghuninya ikut gemuk. Tamansiswa sakit maka penghuninya ikut sakit.
Tamansiswa semakin terkenal, maka penghuninya semakin dihormati dan disegani.

Selamat Hari Jadi Tamansiswa yang ke 91.
Semoga Tamansiswa bisa bangkit kembali, Tamansiswa Tetap Jaya, Tamansiswa Tetap Lestari di negeri Indonesia tercinta ini

Ditulis oleh   : Ki kartawijaya

Pekerjaan      : Anggota Perguruan Tamansiswa Cabang Cirebon

Tidak ada komentar:

Posting Komentar