Rabu, 23 Oktober 2013

INGATLAH AMANAT ALLAH

Allah swt berfirman di dalam Q.S Al Baqarah 2 : 60 yaitu :

كُلُوا وَاشْرَبُوا مِنْ رِزْقِ اللَّهِ وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ [٢:٦٠]  yang artinya  ;

Makan dan minumlah rezeki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan

Dan Allah swt berfirman di dalam Q.S Al A'raf 7 : 160 yaitu :

وَقَطَّعْنَاهُمُ اثْنَتَيْ عَشْرَةَ أَسْبَاطًا أُمَمًا ۚ وَأَوْحَيْنَا إِلَىٰ مُوسَىٰ إِذِ اسْتَسْقَاهُ قَوْمُهُ أَنِ اضْرِبْ بِعَصَاكَ الْحَجَرَ ۖ فَانْبَجَسَتْ مِنْهُ اثْنَتَا عَشْرَةَ عَيْنًا ۖ قَدْ عَلِمَ كُلُّ أُنَاسٍ مَشْرَبَهُمْ ۚ وَظَلَّلْنَا عَلَيْهِمُ الْغَمَامَ وَأَنْزَلْنَا عَلَيْهِمُ الْمَنَّ وَالسَّلْوَىٰ ۖ كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ ۚ وَمَا ظَلَمُونَا وَلَٰكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ [٧:١٦٠]

Dan mereka Kami bagi menjadi dua belas suku yang masing-masingnya berjumlah besar dan Kami wahyukan kepada Musa ketika kaumnya meminta air kepadanya: "Pukullah batu itu dengan tongkatmu!". Maka memancarlah dari padanya duabelas mata air. Sesungguhnya tiap-tiap suku mengetahui tempat minum masing-masing. Dan Kami naungkan awan di atas mereka dan Kami turunkan kepada mereka manna dan salwa. (Kami berfirman): "Makanlah yang baik-baik dari apa yang telah Kami rezekikan kepadamu". Mereka tidak menganiaya Kami, tapi merekalah yang selalu menganiaya dirinya sendiri.

Melalui kedua ayat di atas Allah swt memberitahukan kepada kita semua bahwa di zaman Nabi Musa as terjadi musim kering ( kemaru ) yang panjang sehingga untuk mendapatkan air untuk minum saja sangat sulit. Akhirnya kaum Bani Israil meminta tolong kepada nabi Musa as untuk memintakan air kepada Allah, karena beliau adalag orang yang dekat dengan Allah, agar mereka terhindar dari kehausan dan terhindar dari bencana penyakita yang ditimbulkan akibat musim kemarau. Allah pun memberikan wahyu kepada beliau agar tongkat yang dipegang beliau di pukulkan ke batu, maka dari bekas pukulan itu akan memancarkan mata air. Karena jumlah kaum Bani Israil banyak, agar tidak berebut, maka beliau memukulkan tongkatnya 12 kali di tempat yang berbeda-beda. Sehingga kaum Bani Israil itu terpecah menjadi 12 suku berdasarkan dimana mereka mengambil air. Kemudian Allah swt menurunkan rezki makanan berupa mana dan salwa untuk makanan mereka, agar mereka terbebas dari bahaya kelaparan. Dan Allah pun berpesan kepada mereka agar memakan makanan yang telah diberikan Allah kepada mereka, jangan memakan makanan yang diharamkan oleh Allah. Apabila apa  mereka melanggar yang diperintahkan Allah berarti sama saja dengan tidak mau mensyukuri apa yang telah diterima oleh mereka, dan mereka termasuk golongan orang-orang yang zalim. Dan mereka dianggap telah menganiaya diri mereka sendiri.

Bukan hanya di zaman Nabi Musa as saja, zaman sekarangpun sama, Allah telah mencukupi berbagai macam kebutuhan kita dari yang terkecil hingga yang terbesar, bukan itu saja, Dia telah melingdungi kita dari berbagai macam gangguan yang akan meresahkan kita, sehingga kita mendapatkan ketentraman, tidur bisa nyenyak. Bangun tidur badan terasa segar, segala apa yang dinginkan telah tersedia di muka bumi ini, termasuk juga yang dari dalam bumi , Allah berikan untuk kita semua. Selain itu Allah juga telah menyelamatkan kita dari berbagai macam bencana, sehingga kemanapun kita pergi dan dimanapun kita berada terasa sangat aman dan nyaman. Apakah semua itu bukan nikmat ? Sadarkah akan hal itu, siapakah yang mengaturnya ? Kalau memang diakuinya sudah saja ? hanya cukup mengakui ? Bukti rasa terima kasihnya mana ? Apakah cukup hanya dengan mengucapkan alhamdulillah saja ? Apa bukti lain yang nyata terhadap Allah bahwa kita telah mengakui segala nikmat-Nya yang telah diterima dan dinikmati itu ? Apakah kita masih tetap membangkang, menentang, memperolok-olok dan mendustakan Allah ? Tidak mau menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya ? Kalau ya masih, berarti derajat kita akan lebih rendah dari pada binatang. Naudzubillaahi min dzaalik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar