Selasa, 22 Oktober 2013

MANUSIA ZALIM TERHADAP DIRI SENDIRI

Allah swt berfirman di dalam QS Al Baqarah 2 : 57 yaitu :

كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ ۖ وَمَا ظَلَمُونَا وَلَٰكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ [٢:٥٧]  yang artinya adalah sebagai berikut , 

" Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu; dan tidaklah mereka menganiaya Kami; akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.

Dan Dia berfirman juga di dalam QS Al A'raf 7 : 160 yaitu :

 كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ ۚ وَمَا ظَلَمُونَا وَلَٰكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ [٧:١٦٠] yang artinya adalah sebagai berikut , "  

"Makanlah yang baik-baik dari apa yang telah Kami rezekikan kepadamu". Mereka tidak menganiaya Kami, tapi merekalah yang selalu menganiaya dirinya sendiri.


Melalui ke dua ayat ini Allah menerangkan bahwa bacaannya dan artinya sama namun berada di surat yang berbeda, berarti Dia telah mengulangi apa yang telah difirmankan sebelumnya. Kenapa diulang-ulang ? Karena apa yang dilakukan manusia itu justru lebih banyak berbuat zalimnya daripada bersyukur dengan apa yang telah diberikan kepada mereka.

Dianggapnya apa yang telah dimilikinya itu adalah hasil kerja sendiri, tidak ada yang membantunya, adapaun panca indra yang mereka miliki itu dianggapnya adalah merupakan kodrat alam, jadi hal itu dianggap biasa saja, tidak terfikir bahwa itu semuanya adalah Allah yang mengaturnya.

Manusia kebanyakan selalu bekerja keras agar memperoleh hasil yang memuaskan, mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya agar jangan sampai tertimpa kelaparan di masa yang akan datang. Segala cara dilakukan, sampai aturan agama pun dilanggarnya. Agar dosanya tidak ditanggung sendirian, maka hasilnya saling berbagi dengan sesamanya tapi yang ada kaitannya dengan apa yang dikerjakannya, supaya aman.

Dianggapnya kalau hasil yang didapat itu dimakan sendiri maka dosanya takut terlalu besar, selain itu takut kalau ketahuan yang lain nanti rahasianya dibongkar, akhirnya terbentuklah suatu mafia yang kerjaannya sangat rapih dan bersih. Itu didunia lho ? Bisa saja selamat, akan tetapi, manakala mereka mati terus menghadap Allah, maka semua yang dilakukannya itu tidak akan lolos sedikitpun, baik dibalas baik dan buruk dibalas dengan buruk, tidak dirugikan sama sekali.


Contoh misalnya Mr.X kurupsi, agar kerjaannya aman maka sebagian hasilnya  dia bagikan kepada siapa yang berada di atasnya misalnya ada 5 orang, kemudian  yang jabatannya sejajar dengannya agar bungkam dibagi sebagian lagi untuk 5 orang. Karena Mr.X  melakukan ini dibantu oleh beberapa orang ( 5 orang ) di bawahnya, maka sebagian lagi dibagikan kepada 5 orang lagi. Sekarang bagaimanakah kedudukan Mr.X secara hukum agama ? 

1. Mr.X akan menanggung dosa yang diperbuatnya sendiri, dan ditambah dengan dosa2 ke 15 orang tersebut langsung Allah pindahkan ke Mr.X. Sedangkan segala amal ibadah yang telah Mr.X lakukan dari A sampai Z hilang dalam sekejap, dibagikan kepada yang 15 orang tersebut.
2. Setelah ke 15 orang tersebut menerima bingkisan dari Mr.X, lalu uangnya digunakan untuk belanja yang di ridodi Allah, agar dosanya bisa berkurang, karena tahu bahwa uang yang di dapat itu adalah uang yang di dapat dengan cara tidak halal. Allah tidak akan memberikan pahala sedikitpun kepada mereka. Alias amalnya ditolak, walaupun misalnya untuk membangun sebuah masjid yang megah.
3. Sekarang apabila ke 15 orang tersebut uangnya digunakan untuk memuaskan hawa nafsunya, misalnya untuk main perempuan, untuk judi, untuk minum arak, untuk menjalani riba dll, maka dosa perbuatan ke 15 orang itu ditambahkan lagi kepada Mr.X tersebut.

Semoga siapapun yang telah berbuat seperti ini, Allah bukakan pintu hidayahnya agar tidak mengulanginya lagi dan segera memohon ampunan kepada Allah serta bertobat kepada-Nya dengan taubatan nashuha ( tobat yang benar ) . Artinya sesali apa yang telah dilakukannya dan bersumpah untuk tidak mengulanginya. Dan ini merupakan salah satu usaha, adapun ketetapan apakah tobatnya itu dikabulkan atau ditolak Allah, hanya Allah saja yang tahu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar