Rabu, 01 Januari 2014

APAKAH MASIH BERLAKU YANG NAMANYA KEADILAN ?



Abdillah bin Abbas ra berkata," Pada suatu hari,  Aku pernah berada di belakang Nabi saw, lalu beliau bersabda, "Hai nak ! Aku akan mengajar engkau beberapa kalimat; " Jagalah Allah, pasti Allah akan menjaga engkau. Jagalah Allah pasti engkau akan mendapatkan-Nya di hadapanmu. Jika engkau minta, mintalah kepada Allah . Jika engkau minta tolong, mintalah tolong kepada Allah . Ketahuilah bahwa sesungguhnya jika umat ( manusia ) bersatu untuk memberikan manfaat ( kebaikan  ) kepadamu dengan sesuatu , niscaya tiadalah mereka dapat melakukan hal itu, kecuali dengan sesuatu yang telah ditentukan Allah padamu, dan jika  mereka bersatu untuk mencelakakan kamu dengan sesuatu niscaya tiadalah mereka dapat mencelakakan kamu kecuali dengan sesuatu yang lebih ditentukan oleh Allah padamu. Telah diangkat kalam dan telah kering ( tinta ) lembaran-lembaran itu."

Dan Nabi saw juga telah mengingatkan kita dengan sabdanya, " Ta'arraf ilallaahi firrokhoo i ya'rifka fisysyiddati "  yang artinya  " Kenalillah / ingatlah kepada Allah di saat kamu sedang mengalami kejayaan, maka Allah pasti akan memperhatikanmu di saat kamu sedang menderita "

Dari kedua sabda Nabi saw tersebut dapat disimpulkan bahwa Allah akan selalu berserta kita, akan selalu dekat dengan kita, akan selalu memelihara kita, menjaga kita dan menyelamatkan kita apabila kita bisa selalu menjagaNya. Menjaga dalam hal apa, masa Allah dijaga? Dengan sikap dan prilaku kita artinya segala apa yang dilarang olehNya harus kita jauhi dan segala apa yang diperintahkan olehNya dijalaninya.

Semua hal, apapapun yang kita lakukan baik apa itu ucapan ataupun tindakan diperuntukkan hanya untuk Allah, geraknya kita itu juga karena Allah. Jadi kita beribadah itu bukan karena ingin surga dan bukan tidak mau neraka. Akan tetapi yang diharapkan adalah ridonya Allah. Ibadah kita akan diterima Allah apabila dilkukan dengan ikhlas ( tanpa pamrih ), tujuannya hanya satu agar ibadah kita diterima olehNya. Kalau kita masih mengharapkan sesuatu berarti kita masih belum yakin pada Allah bahwa Dia itu Maha Adil. Yang dikatakan adil itu tidak merugikan siapapaun dan tidak ada yang dirugikan olehNya sesuai dengan firmanNya yang artinya , " Barang siapa berbuat kebaikan walau hanya sebesar zarah, maka akan dibalas dengan kebaikan pula dan barang siapa yang berbuat keburukkan walau hanya sebesar zarah maka akan dibalas dengan keburukan pula " Maksud dari ayat ini adalah Allah hanya mau menuruti kemauan manusia, setelah Dia memberikan pedoman dan tuntunan hidup yaitu Al Qur'an yang dibawa dan disampaikan oleh Rasulullah saw.

Oleh karena itu kalau ada manusia yang celaka ,itu bukan karena Allah, akan tetapi atas perbuatan manusia itu sendiri. Sayangnya manusianya banyak yang tidak mengkaji diri, mawas diri mengoreksi diri, kalau ada musibah langsung dicari penyebab kesalahan itu pada orang lain. Apalagi kalau datang ke dukun atau paranormal, pasti akan diberitahukan bahwa musibah yang dialaminya itu adalah hasil perbuatan orang lain. Sudah dia sedang menghadapi masalah yang perlu penyelesaian dan belum juga diselesaikan sudah ditambah masalah yang baru. Itulah kerjaan sang dukun atau paranormal. 

Maka dari itu kalau Allah ingin dekat dengan kita , kitanya yang harus mendekatiNya. Kalau kita tidak mau dekat dengannya, Dia nya juga tidak akan mau dekat dengan kita, karena kita nya dianggap tidak butuh Allah . Sesuai dengan sabda Nabi saw kalau kita lagi dalam keadaan lapang, dalam keadaan sukses mau berusaha tetap mendekati Allah, maka di saat kita dalam kesempitan, di saat kita mengalami kegagalan, maka Allah akan berusaha mendekati kita .

Di penghujung akhir tahun 2013 coba kita lihat bencana di mana-mana, kecelakaan banyak terjadi di mana-mana, tujuan ingin menyenangkan keluarga membawa anak-anak berdarmawisata, namun karena larut asyik menikmati kesenangan, tahu-tahu anaknya tenggelam di kolam renang dan meninggal. Banjir dimana-mana, karena orangtuanya sibuk dengan kerjaannya masing-masing akhirnya kurang kontrol, tidak tahu anaknya main dimana dengan siapa dan apa yang dilakukannya, tahu-tahu ada berita anaknya tenggelam terbawa aliran air bah yang sangat deras dan mati. Dan bagi yang punya anak gadispun juga sama, karena ayah dan ibunya sibuk dengan kerjaannya , jarang komunikasi dengan keluarganya, tahunya kalau anak salah dimarahi, diomelin, gak sadar bahwa dirinya kurang memberikan pembinaan, akhirnya anakpun cari perhatiannya di luar rumahnya , hanya sayangnya salah memilih teman bergaul. Tahu-tahu anaknya telah hamil ada yang 2 bulan ada yang 3 bulan, ada yang membentuk kelompok / . geng Baru orang tuanya sibuk marah - marah kagak keruan, karena nama baik keluarganya merasa tercemar. Berhati-hatilah kalau anak perempuan sudah jam 10 malam masih keluyuran di rumah teman atau di jalan, apakah yang mereka lakukan dengan temannya.

Adanya  kemajuan teknologi yang semakin canggih anak SD ,SLTP saja sudah diberi HP oleh orangtuanya, canggih lagi HP nya, apalagi anak SLTA sementara itu pembinaan moral pada sang anak sangat minim, apalagi yang sudah pada mahir internet, yang dicari itu bukan materi yang akan membawa kemajuan dirinya, tapi yang dicari itu bagaimanakah caranya dia bisa menyenangkan dirinya dengan sarana yang ada. Ujung-ujungnya setelah melihat di gambar atau pada cerita timbullah rasa penasaran ingin membuktikan. Dan disinilah para remaja putra putri rusak moralnya, budi pekerti sudah tidak dipakai lagi, tata-titi, unggah-ungguh sudah tidak berlaku lagi, sopan satun sudah diabaikan, tata tertib sudah tidak berlaku, yang penting tujuannya tercapai, masalah baik buruk yang akan menimpa di belakang hari itu urusan belakangan.

Apabila dikalangan remaja sudah banyak yang rusak, maka mau diapakan negeri Indonesia ini, mau diapakan tanah ibu pertiwi ini. Ini terjadi di kalangan bawah. Apa yang terjadi di kalangan atas, yang sudah punya gelar sarjana, ada yang S1, S2, bahkan S3, namun kenyataan perbuatannya lebih bejad lagi, uang negara di salah gunakan Seorang pimpinan yang seharusnya bisa memberikan suri tauladan yang baik kepada penduduknya, malah menyuruh orang lain disiplin jujur, tapi dirinya melakukan korupsi dsb. Katanya Indonesia itu negara hukum, apakah hukum itu masih bisa dilaksanakan dengan jujur sesuai aturan atau terlalu banyak putusan kebijakan atau bijaksana. Yang namanya bijaksana pasti akan menyimpang dari aturan yang sebenarnya, menyimpangnya ada yang sedikit dan ada pula yang terlalu jauh bahkan sangat jauh dari hukum yang sebenarnya. Yang paling berat itu adalah kalau yang melanggar hukum itu adalah para pelaksana praktisi hukum. Sayang sekali gelar yang didapat dengan melalu proses perjalanan menempuh pendidikan, harga dirinya dijual dengan harta yang nilainya tidak bisa mengembalikan citra nama baiknya. Di dunia semuanya itu bisa selamat akan tetapi di mata Allah semuanya akan diadili dengan seadil-adilnya, jangankan yang nampak yang tidak nampakpun akan diperhitungan. Sungguh Allah itu Maha Cepat perhitungannya dan juga Maha Teliti artinya tidak ada yang terlewatkan sedikitpun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar