Jumat, 28 Maret 2014

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL



Dalam era globalisasi dan informasi ini kehidupan manusia cenderung bersikap individualis. Padahal manusia adalah sebagai makhluk individu juga sekaligus makhluk sosial

Apabila difikirkan lebih jauh kita pasti akan menyadari bahwa kita ini tidak dapat hidup dalam kesendirian. Setiap gerak kehidupan kita tidakbisa lepas dari bantuan orang lain.





Bottom of Form

Di saat kita senang, mendapatkan harta banyak, menjadi orang terpandang di dalam masyarakat,, diangkat menjadi wakil rakyat, kesemuanya itu tidak dilakukan sendirian, akan tetapi pasti memerlukan bantuan orang lain.

Oleh karena itu saling tolong menolong di dalam kehidupan bermasyarakat itu diharuskan, dan itulah yang dikehendaki oleh Islam. Banyak kamum anshar zaman dulu walaupun kehidupannya susah, tapi masih mau saling berbagi untuk saling bantu demi menciptakan ketenteraman kehidupan bersama dengan tidak membeda-bedakan derajat, apalagi keturunan.

Namun di zaman sekarang ini sungguh tidak seperti itu, banyak antara ucapan dan tindakannya itu tidak sesuai. Kalau ditanyakan jawabannya mudah dan amat sederhana yaitu' Sedang dibahas, sedang dibiperbincangkan, sedang dirembukkan, masih dalam proses dan sebagainya "
Anshar itu dengan firmannya di dalam QS Al Hasyr ayat 9 yaitu :
وَالَّذِينَ تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَالْإِيمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۚ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ [٥٩:٩] 
Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung

Dari ayat tersebut dikatakan bahwa orang yang beruntung itu adalah orang yang tidak kikir dan bisa membantu sesamanya dengan bantuan dalam bentuk apapun sesuai dengan kesanggupan. Artinya di dalam membantu itu bisa dengan materi, bisa dengan tenaga atau bisa juga dengan pendapat .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar