Sabtu, 17 Mei 2014

ZUHUD ZUHUD ZUHUD



Apakah yang dimaksud dengan zuhud ? Kenapa ini ditanyakan ? Karena banyak orang yang menyalah artikan dan akhirnya menyalah gunakan, karena ketidak tahuan makna tentang zuhud.

Zuhud adalah suatu pola hidup menghindarkan diri dari gemerlapnya kehidupan dunia. Maksudnya dunia hanya dimanfaatkan sekadarnya saja atau menurut batas-batas yang diperintahkan oleh Allah , istilah bahasa adalah berpola hidup sederhana.

Yang dimaksud dengan sederhana disini adalah tidak berlebih-lebihan di dalam segala hal, namun tidak kikir untuk mengeluarkan apa yang telah dimilikinya.

Bagaimanapun juga hidup kita di dunia ini tidak bisa lepas daripada kebutuhan duniawi. Kenapa ? Karena keberadaan kita di dunia ini butuh, pangan ( makan, minum, dan sejenisnya ), sandang ( pakaian  untuk menutupi aurat ) dan papan ( rumah tempat tinggal ).

Namun perlu diketahui oleh kita bahwa ciri daripada  dunia itu adalah semakin dicari semakin kurang. Semakin besar pendapatan, maka semakin besar pula kekurangannya , sehingga untuk memenuhi hal itu maka akan semakin besar pula pengeluarannya.

Tidak ada bedanya semakin kita menuntut ilmu, maka kita merasa semakin bodoh, semakin tidak mengerti. Semakin tinggi ilmu yang dimiliki, maka akan semakin sadar akan kekurangan diri, kelemahan diri. Itulah ciri ilmu. Maka dari itu bagi yang gemar menuntut ilmu semakin merasa banyak kekurangannya, akan semakin keras pula berusaha untuk menutupi kekurangan tersebut. Dan bagi yang kurang keyakinannya, maka jadilah dia manusia yang berputus asa, stress dan lain sebagainya.

Tak ubahnya kita meminum air laut. Air laut itu rasanya asin. Semakin air laut diminum, maka akan semakin haus rasanya dan semakin ingin minum lebih banyak lagi.

Parahnya kebanyakan di antara kita sering menilai kaya dan miskinnya seseorang itu dilihat dari segi harta bendanya. Orang yang banyak menyimpan harta benda, maka langsung saja difonis dia orang kaya.  Sebaliknya  orang yang tidak berharta, maka serta merta dikatakan orang miskin. Bahkan senang dan susah juga sering diukur orang dengan banyak sedikitnya harta benda.

Akhirnya sebagian besar di antara kita saling berlomba untuk mengejar dan mengumpulkan harta dunia. Padahal dunia ini fana lho, kaya fatamorgana. Kalau dilihat dari jauh kaya ada air, namun begitu didekati ternyata tidak ada air. Dunia yang asli adalah akhirat, dan kehidupan akhiratlah yang kekal abadi sepanjang masa.

Jadi kembali ke masalah zuhud, orang berbuat zuhud itu tujuannya adalah agar bisa dekat dengan Allah, bisa menjadi kekasih Allah. Maka lakukanlah zuhud itu sesuai dengan aturan Allah dan RasulNya. 

Bukan seperti zaman sekarang mereka berzuhud itu dengan mengasingkan diri, mencari tempat sepi, menjauhi dunia, lalu berdiam diri di tempat-tempat kramat, atau menjauhi bergaul dengan masyarakat, berpakaian compang camping atau berpakaian amat sederhana sekali, sampai nampaknya kayanya pakaian yang dipakai terebut tidak dicuci selama seminggu, nampak kotor dan kucel. 

Ada yang menyepi atau menyendiri di gua-gua, hutan, kuburan keramat, kuburan para wali, habib, ustadz, karuhun , leluhur, atau masjid, yang kesemuanya itu dianggapnya memiliki kelebihan, memiliki karamah, berkah, sehingga mereka berduyun-duyun mendatangi tempat tersebut. Apabila niatnya seperti itu agar mendapatkan karamahnya. Maka jatuhlah hukum terhadapnya yaitu perbuatannya dinamakan syirik, dan orangnya disebut musyik. Lalu adakah dampak dari perbuatan tersebut ? Jelas ada. Apakah itu ? Semua amal ibadah yang dikerjakannya dari yang terkecil sampai yang terbesar, yang nampak maupun yang tidak nampak, akan hilang dalam sekejap. Ibarat ada debu di atas batu, lalu disapu bersih oleh datangnya air ( hujan ) dari langit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar