Minggu, 07 September 2014

SURAT AL BAQARAH AYAT 185


Bismillahirrahmaanirrohiin. Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaauh

Allah swt berfirman di dalam QS Al Baqarah ayat 185 -   yang berbunyi :

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ ۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ [٢:١٨٥]

(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.

Melalui ayat ini Allah memberitahukan kepada kita semua bahwa “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia” maksudnya bulan puasa itu namanya Ramadhan, waktu yang ditentukan itu adalah selama sebulan ( bisa 29 hari dan bisa 30 hari ) batas penentuannya adalah dengan melalui hilal.

Di negeri kita Indonesia ini waktu hilal antara Pemerintah, dan Muhammadiyah dan organisasi2 lainnya terkadang beda-beda, sehingga jatuh tempo untuk 1 Syawal ( Hari Raya Idul Fitri ) juga berbeda. Masalah ini adalah masalah keyakinan, biarkan saja berjalan sesuai keyakinan masing-masing. Jangan sampai perbedaan ini yang seharusnya menjadikannya Islam itu indah berbalik, masing-masing merasa benar dan saling menyalahkan antara yang satu dengan yang lain sehingga timbul permusuhan. Hal ini yang tidak disukai Allah, karena apa ? Allah menciptakan agama itu hanya satu yaitu Islam. Kalau yang disebutkan tadi itu hanyalah organisasi. Dan sudah pasti yang namanya organisasi itu pasti ingin menghidupkan dan mengangkat nama organisasi  itu. Hanya terkadang terlalu berlebihan sehingga timbuh perpecahan. Sekali lagi biarkan saja berjalan masing-masing. Toh dosa dan kesalahannya juga ditanggung oleh pribadi masing-masing, bukan oleh organisasi.

Lalu, di dalam bulan Ramadhan itu Allah menurunkan Kitab Al Qur’an, sebagai mukjizatnya Nabi Muhammad saw, sekaligus beliau mendapat tugas dari Allah swt untuk menyampaikan isi Al Qur’an disamping untuk dirinya sendiri umumnya untuk umat manusia yang intinya  memberikan peringatan Allah bagi yang tidak tunduk kepadaNya dan tidak mau mengikuti ajaran beliau, dan memberikan berita gembira kepada mereka yang tunduk, taat, dan patuh kepada Allah serta mengikuti ajaran yang disampaikan oleh Rasulullah.

Lalu, “penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)” maksudnya Al Qur’an yang diturunkan Allah itu semua isinya tentang petunjuk, ada juga cerita tentang para nabi dan rasul yang isinya mengenai sejarah tapi sekaligus sebagai tuntunan, petunjuk tentang hukum-hukum, tentang masalah ilmu pengetahuan dan lain-lainnya. Yang inti dari semua itu isi Al Qur’an itu adalah untuk membedakan mana yang baik mana yang buruk, mana yang akan mencelakakan, mana yang akan menyelamatkan , mana yang akan menguntungkan, mana yang akan merugikan, mana yang akan menyesatkan mana yang akan menyelamatkan, mana yang hak dan mana yang bathil. Dan tentunya kita harus mengikuti petunjuk yang hak yang akan menyelamatkan kita baik selama kita berada di dunia maupun saat kita kembali menghadap Allah mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat.

Lalu, “Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain” maksudnya adalah dimanapun kita berada dan kemanapun kita pergi apabila sudah jatuh bulan Ramadhan, maka diwajibkan berpuasa sesuai dengan ketentuan yang sudah dijelaskan sebelumnya. Apabila ada yang sakit atau dalam perjalanan, atau pekerjaan ( yang memang kondisinya tidak memungkinkan untuk berpuasan, artinya kalau berpuasa akan manjadikan dirinya sakit ) maka diwajibkan berbuka. Tapi pada hari-hari yang lain wajib membayarnya sebanyak hari berpuasa ditinggalkan atau bisa juga dengan membayar fidyah ( memberi satu orang miskin setiap harinya ).

Lalu, “Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu” maksudnya dengan penjelasan tadi adalah silahkan kita semua beribadah kepada Allah sesuai dengan kadar kesanggupan kita masing-masing. Jangan sampai pengabdian ke Allah itu dengan mengada-ada, membuat aturan sendiri yang akhirnya akan memberatkan bagi dirinya. Misalnya di malam hari beribadah kepada Allah, shalat, dzikir dan berdoa, sampai pagi, lalu di siang harinya tidur ,tidak untuk mencari karunia Allah, atau menjauhkan diri dari pergaulan , inginnya mengasingkan diri dari dunia luar dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepadaNya, sehingga tidak bergaul dengan sesamanya. Semua ini salah besar. Allah tidak menghedaki seperti itu. Beribadahlah kepadaNya layaknya menimati makanan sampai benar-benar terasa di lidah sedapnya makanan tersebut ( nikmati ibadah itu sampai terasa di hati dan badan ), jangan menyegerakan agar cepat selesai atau memperlambat tapi terlalu berlebihan.

Lalu, “Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya” artinya setiap melakukan ibadah kepada Allah termasuk berpuasa itu cukup tidak lebih dan tidak kurang. Allah paling tidak menyukai terhadap segala sesuatu yang berlebihan. Memang sebaiknya ibadahnya yang banyak, tapi percumah saja setelah melaksanakan ibadah berlebih itu timbul keluhan, kita sudah melaksanakan itu dan ini sesuai dengan perintahNya , tapi kenapa hidupku bukan semakin berbahagia, sebaliknya semakin sengsara. Dan keluhan ini biasanya keluar tanpa sadar, Dan salahnya lagi bukan disampaikan di depan Allah, disampaikannya itu kepada manusia yang tidak bisa memecahkan solusinya. Itulah mengapa Allah meminta agar kita beribadah kepadaNya itu yang sederhana, cukup .

Lalu, “dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” Maksudnya adalah kita sudah diciptakan oleh Allah sebagai makhluk yang paling semupurna dan mulia di sisiNya di dunia. Jadi kita harus bisa menjaga kemuliaan dan kesempurnaan itu. Jangan dibuat cacat, berbuat sesuatu yang akan menjadikan diri kita cacat, melakukan sesuatu yang akan menjadikan diri kita tidak sempurna lagi. Jika hal ini dilakukan maka sama saja kita tidak bersyukur kepada Allah atas segala pemberianNya. Untuk itulah maka Allah memerintahkan untuk mengagungkanNya, memuliakanNya, mensucikanNya diniatkan untukNya dengan mengikuti petunjuk RasulNya, karena petunjuk yang benar itu hanyalah petunjukNya ( Al Qur’an ) dan petunjuk RasulNya ( Hadist ).

Renungan : Sudahkah kita melaksanakan itu semua ? Sudahkah kita baca Al Qur’annya dan tahukan arti,maksud dan tujuan ayat-ayat yang dibacanya. Kalau tidak punya terjemahnya, mengapa kita tidak berusaha untuk memilikinya, apakah selama ini Allah tidak memberian rezki kepada kita, atau karena terdesak untuk kebutuhan sehari-hari. Berarti sama saja belum yakin bahwa apabila kita mengeluarkan harta kita di jalanNya maka Dia akan menggantikannya dengan berlipat ganda. Sama saja kita belum beriman kepadaNya dan RasulNya serta KitabNya. Wallahu a’lam bish shawab


Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar