Minggu, 21 Mei 2017

BERSERAH DIRI SECARA TOTAL KEPADA ALLAH SWT

Assalaamu’alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuh.
Bismillaahirrahmaanirrahiim.




Wahai saudaraku kita sebagai hamba Allah hanya sekedar menjalani apa yang menjadi perintah-Nya dan menjauhi laranganNya . Di dalam menjalankan perintahNya itu jelas masing-masing berbeda-beda, sesuai dengan profesi nya, dimanapun berada dan kemanapun pergi.  

Dan jangan lupa setelah usaha dilakukan , lalu berdo’a kepada Allah agar apa yang telah dilakukannya senantiasa mendapatkan rido-Nya. Urusan hasilnya itu urusan Allah swt, karena hanya Dia - lah yang penentu segala sesuatu. Itulah makanya kita diperitahkan oleh Allah swt agar senantiasa bertawakal terhadap – Nya . 

Bila kita senantiasa bertawakal kepada-Nya maka jiwa kita akan tenang, tentram dan damai. Baik buruk nya diyakini bahwa semua itu dari Allah. Bila baik disyukuri, dan bila buruk, untuk dikaji, artinya ada yang tidak beres pada diri kita.  

Allah swt berfirman , “  Wa man yatawakkal ‘alalloohi fa huwa hasbuh  “  
Yang artinya  Barangsiapa yang bertawakal ( berserah diri ) kepada Allah swt , maka Dia mencukupi keperluannya “  QS Ath Thalaq  3 . 

Berdasarkan penjelasan ayat ini Allah memberi kita cukup. Arti cukup itu pas, tidak lebih tidak kurang, cukup itu adil. Allah tidak pernah membeda-bedakan siapapun . Namun di dalam kenyataannya masih banyak manusia yang mengeluh , marah. Karena apa yang diperoleh masih belum sesuai dengan keinginannya. Di sinilah manusia masih belum menyadari akan takdirnya. 

Wahai saudaraku apalah artinya kalau kita sudah mengatakan beriman kepada takdir baik dan buruk , tapi masih tetap mengeluh. Bahkan Allah mempertanyakan tentang keimanan terhadap takdirNya , apakah manusia yang harus menerima ketetapanNya , atau Allah yang harus diatur oleh manusia ? 

Bila manusia menyadari akan takdirnya maka keluhan, kemarahan , kekesalan tidak akan terjadi yang ada adalah ketenangan, ketentraman dan kedamaian .  Allah swt berfirman yaitu  , 

“  Yaa ayyatuhan nafsul muth mainnah , irji’ii ilaa robbiki roodhiyatan mardhiiyyah fad khulii fii ‘ibaadii wad khulii jannatii  “  
Yang artinya , “  Hai jiwa yang tenang.  Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.  Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku,  masuklah ke dalam surga-Ku  “  QS Al Fajr  27  -  30  

Rasulullah saw bersabda , “  Seandainya kalian semua bertawakal kepada Allah dengan berserah diri sepenuhnya , niscaya kamu akan mendapat rezeki , seperti rezekinya burung-burung di waktu pagi hari dalam keadaan lapar dan kembalinya dengan perut kenyang “ .  
Wahai saudaraku sabda Rasulullah saw itu jangan ditelan mentah-mentah , tapi harus dikaji, diperdalam , dihayati hikmah dibalik sabda tersebut . Mari kita simak kalimat “ seperti rezekinya burung-burung di waktu pagi hari dalam keadaan lapar dan kembalinya dengan perut kenyang “ maksudnya adalah rezeki akan diperoleh bila kita nya mau berusaha, berencana, berfikir , bekerja keras , bergerak atau bersilaturahmi atau hijrah. Sehingga yang tadinya gak punya apa2 menjadi punya . 

Kemudian janganlah kita memandang kata rezeki dalam arti sempit yaitu yang namanya rezeki itu uang atau duit. Ini salah besar. Tapi pandanglah rezeki dalam arti luas. Yaitu rezeki itu bisa berupa kesehatan, keselamatan, keimanan, teman, ilmu, persaudaraan, uang dsb. 

Bila rezeki hanya difokuskan pada uang saja, maka anda akan capek sendiri , karena yang menentukan pemberian uang itu hanya Allah, termasuk rezeki yang lainnya . Kemudian kalimat “Seandainya kalian semua bertawakal kepada Allah dengan berserah diri sepenuhnya , niscaya kamu akan mendapat rezeki “ 

Wahai saudaraku kata seandainya itu adalah merupakan pilihan artinya bila anda menginginkan sesuatu maka anda harus bergerak.  Kemudian “ bertawakal kepada Allah “ artinya mau bergerak, berfikir, berencana, berusaha, berbuat namun dibarengi dengan berdo’a kepada Allah . Kemudian “ berserah diri sepenuhnya “ artinya setelah melangkah, berbuat dan berdoa, maka serahkan sepenuhnya pada Allah apapun keputusannya, ketetapannya, pemberiannya akan diterima dengan ikhlas . Itulah yang disebut qana’ah ( menerima apa adanya ) , tidak minta ditambah ataupun dikurangi tapi disyukuri bahwa itulah yang terbaik baginya saat ini. 

Bila hal ini diterapkan pada diri anda maka Insya Allah jiwa anda akan tenang, tidak ada beban pikiran, dada terasa lapang . Dan inilah penjelasan dari kalimat “niscaya kamu akan mendapat rezeki “.

Wahai saudaraku hati – hati lah anda bila anda membaca terjemahan ayat – ayat Allah dan kalimat-kalimat sabda Rasulullah saw, jangan ditelan mentah – mentah begitu saja.Supaya anda tidak salah faham. Salah satu contoh hadits lagi Rasulullah bersabda , “ Dunia ini nerakanya orang yang beriman dan surganya orang kafir “ 

Bila kalimat ini diteman mentah2 oleh anda, pasti anda akan berprasangka buruk yaitu bila menjadi orang beriman, maka akan sengsara, menderita. Tapi bila tidak beriman akan bahagia karena bisa bersenang-senang terus . “ Ini salah besar berpendapat  seperti itu “ 

Hikmah dibalik Hadits itu adalah bagi orang beriman tidak mau menyia-nyiakan waktu ( hidup ) yang diberikan Allah terbuang begitu saja. Tapi dimanfaatkan untuk mempersiapkan bekal ( amal soleh ) untuk kebutuhan di akhirat, karena hidup di dunia hanya sekali dan waktunya terbatas . 

Tapi bagi orang yang tidak beriman ( kafir ) mereka yang dicari kesenangan dan kesenangan , bagaimana caranya agar kesenangan dapat diperoleh, apapun caranya tidak peduli apakah cara haram atau halal, yang penting tujuan tercapai.  

Barulah setelah semuanya meninggal dunia, akan berbalik, akhirat itu surganya orang yang beriman dan nerakanya orang yang tidak beriman , yang di dalamnya penuh azab dan siksa.   

Semoga saja uraian ini membuka mata hati kita yang selama ini telah tertutup . Subhanakalloohumma wabihamdika asyhadu anlaa ilaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika  …..  

Walloohu a’lam bish showab…..
Barakalloohu  fiikum ……  
Wassalaamu’alaikum wa Rahmatullaahi wa Barakaatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar