Jumat, 28 September 2018

GELAR KEKAYAAN DAN KEMASYHURAN DI MATA ALLAH .


Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Allah swt telah memberikan gelar kepada siapapun ada yang satu, dua bahkan lebih dari dua 

bukan untuk mencari ketenaran di dunia tapi untuk menambah amal ibadahnya guna mendapatkan bekal akhiratnya.

Maka manfaatkan gelar tersebut dengan ketakwaan kepada Allah swt , karena hanya ketakwaanlah yang diterima oleh Allah swt .

Allah swt memberikan kekayaan bukan untuk ditimbun dan menjadi kikir, akan tetapi untuk dimanfaatkan di jalan Allah swt .

Selain dari itu sebagian kekayaannya dikeluarkan dalam bentuk zakat , infaq dan sodaqoh serta untuk membantu mereka yang benar – benar membutuhkan pertolongan .
Dan juga untuk membantu kepentingan umum seperti untuk membangun sekolah, madrasah, jembatan , saluran air dsb .

Kemasyhuran seseorang  di dunia tidak akan ada artinya bila hanya untuk mencari pujian dan sanjungan manusia, maka carilah  cara agar bisa mendapatkan pujian dari Allah swt.

Syekh Ibnu Athoilah berpesan ,

“ Ifdin wujuuda ka fii ardhil kumuul “   Yang artinya , “ Tanamlah dirimu ke dalam bumi kerendahan “

Agama tidak membenarkan atau tidak memerintahkan untuk mencari kemasyhuran atau pujian. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibrahim Adham yaitu

“ Maa shodaqollooha man ahabbasy syahrota “  Yang artinya , “ Tidak benar bertujaun kepada Allah orang yang senang kepada kemasyhuran “

Tenar dan masyhurnya seseorang itu bukan atas penilaian orang lain atau negara akan tetapi oleh pemnilaian Allah swt.

Itulah mengapa dalam hidup ini kita tidak boleh mencela, menghina, menjatuhkan, memfitnah orang lain .

Siapa tahu orang yang dicela dan dihina atau dijatuhkan itu kedudukannya  lebih mulia di mata Allah dari dirinya .

Semoga saja uraian ini bermanfaat untuk kita semuanya . Aaaaamiin.

Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar