Jumat, 22 Maret 2019

PENGHAYATAN MAKNA SABAR .


Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh .
Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Secara psikologis kita bisa memaknai kesabaran sebagai suatu kemampuan untuk menerima, mengelola, dan menyikapi kenyataan yang ada .

Sabar menerima pemberian Allah swt. Tidak protes sedikitpun apa yang telah diterimanya , karena dirinya yakin bahwa yang datang itu adalah yang terbaik dari Allah swt .

Bila yang datang itu sesuai dengan apa yang disukainya , maka ia tidak gugup lalu memperturutkan hawa nafsunya tapi menunggu dulu smbil berfikir apa yang harus dilakukan  agar yang memberi itu merasa senang .

Bila yang datang itu yang tidak disukainya juga tetap bersabar artinya tidak marah, tapi direnunginya karena dibalik yang tidak disukai itu Allah menembunyikan sesuatu yang akan disukainya .

Sabar dalam mengelola  artinya apa yang telah diterimanya itu dikelolanya baik dan bena menurut tuntunan Allah dan rasulNya , jadi bukan hanya untuk dirinya sendiri saja tapi juga untuk Allah [ hal hal yang disukai oleh Alah swt ]. 

Bila tidak dikelola dengan baik yang membuat Allah marah maka itu suatu  perwujudan bahwa ia belum berterima kasih kepada Allah swt .

Sabar dalam menyikapi keadaan , baik dalam keadaan taat atau ingkar . Dalam keadaan taat ibadah yang dikerjakan biasa – biasa saja , tidak berlebih – lebihan.

Dan dalam keadaan ingkar maka tetap memaksakan diri untuk beribadah sama seperti dilakukan saat dalam keadaan taat . Inilah yang disebut itoqomah .

Apapun  yang datang selalu disikapinya dengan sabar , artinya dengan tenang , cermat dan teliti .

Jadi sabar adalah upaya menahan diri dalam melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu untuk mencapai Ridho Allah SWT.

Maka orang yang sabar adalah orang yang mampu menempatkan diri dan bersikap optimal dalam setiap keadaan.

Sabar bukanlah sebuah bentuk keputus asa'an, tapi merupakan optimisme yang terukur.
Orang yang memiliki jiwa sabar maka jauh dari rasa putus asa , segalanya dijalaninya sesuai kemampuan .

Karena dirinya yakin selama diri berusaha untuk berubah, maka Allahpun akan merubahnya , disesuaikan dengan kesanggupan dirinya.

Sabar merupakan derajat atau tingkat kedudukan yang diberikan oleh Allah swt. Semakin kuat rasa sabarnya maka semakin tinggi pula kedudukannya di mata Allah swt .

Ketika menghadapi situasi dimana kita harus marah misalnya, maka marahlah secara bijak dan diniatkan untuk kebaikan bersama , tidak berdasarkan hati tapi berdasarkan nurani.

Kenapa seperti itu ? Kalau dalam hati masih ada dua unsur , baik dan  buruk. Yang baik itu adalah bisikan dari malaikat yang selalu menuntun kebenaran atas izin Allah swt , sedangkan yang buruk adalah bisikan setan yang sealu mengajak kepada kesesatan .

Akan tetapi nurani itu selalu dalam kebenaran , tidak pernah sesat , karena nurani itu merupakan isi hati yang bersih .

Semoga kita dapat menjalani hidup ini dengan penuh kesabaran. Wallaahua’lam .

Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar