Kamis, 21 Maret 2019

CINTAILAH KEKAYAAN AKHIRAT JANGAN MENCINTAI KEKAYAAN DUNIA .


Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh .
Bismillaahirrahmaanirrahiim .

Bila di dalam ibadah , kita sudah bisa menghadirkan hati maka 10 % merupakan ibadah lahir dan 90% merupakan ibadah batin .

Islam tidak melarang kita menjadi kaya . Akan tetapi Islam melarang kita untuk mencintai harta.

Boleh kita kaya dan memang kita harus menjadi orang kaya tapi kayanya itu adalah kaya di akhirat . Bukan kaya di dunia .

Kekayaan di akhirat jelas akan kekal selamanya, tapi kekayaan dunia tidak akan dibawa mati  .

Untuk itu carilah kekayaan akhirat melalui dunia yang sudh kita miliki . Jadi jangan ditimbun saja karena takut miskin, sengsara dan menderita di dunia .

Kita boleh mencintai harta tapi harta yang ada kaitannya dengan urusan akhirat . Kalau hanya harta dunia saja justru Allah sangat membencinya .

Apa saja harta yang ada kaitannya dengan urusan akhirat  ?  Diantaranya adalah harta sedekah, infaq dan zakat .  

Membantu fakir, miskin, anak-anak yatim, kaum yang lemah. Membantu pembangunan yang bermanfaat bagi masyarakat umum seperti sekolah, madrasah, jalan, masjid dsb.

Cintanya cukup hanya kepada Allah semata . Harta itu hanyalah titipan Allah untuk dimanfaatkan sebagai kebutuhan dunia guna memenuhi kebutuhan akhirat kita .

Namun dalam kenyataannya kekayaan dicari, kemudian ditimbun untuk kebutuhan sendiri saja. Tidak mau berbagi dengan yang lain yang kehidupannya sangat miskin .

Islam tidak melarang untuk menduduki jabatan tinggi, asalkan jabatan itu dimanfaatkan untuk menolong mereka yang lemah, untuk mensejahterakan kehidupan bersama, bukan untuk memperkaya diri. Bukan pula untuk menzalimi orang lain . 

Ingat jabatan itu hanyalah amanat Allah. Harta juga titipan dan amanat Allah . Semuanya harus diamalkan dinafkahkan ke jalan yang benar .

Jadi mengamalkan amalan Islam dengan tujuan hendak menjadi orang BERTAQWA, yang lahir 10% saja, yang dalam (ruhaniyah) adalah 90%.

Walaupun amalan lahirnya  hebat, kalau amalan batinnya dalam kosong, kita akan masuk Neraka bila Allah tidak mengampuni kita .

Rasulullah
 saw  mengambil masa tiga belas tahun di Mekah untuk menanam iman dan TAQWA di hati para Sahabat.

Selama sepuluh tahun kemudian, barulah Baginda melaksanakan perintah dan syariat ALLAH – membangun negara kecil yakni di Madinah.

Dibangunkan madrasah yang menjadi kilang untuk mengeluarkan para ilmuan yang BERTAQWA sebagai penyambung dan pelapis perjuangan.

Dibangunkan ekonomi dengan membuka pasar Ansar yang diuruskan oleh Sayidina Abdul Rahman bin Auf.

Begitulah perjuangan itu berkembang dan terus membesar hingga akhirnya tiga perempat dunia menyerah diri kepada Islam. Semua itu bertolak dari TAQWA.

Itulah cara perjuangan Islam yang dibuat oleh Rasulullah
 saw Dan itulah satu-satunya cara yang benar dan tepat.

Semoga uraian ini bermanfaat untuk kita semuanya . Insya Allah .

Wassalamualaikum warahmatullaahi wabarakaatuh .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar