Selasa, 18 Februari 2020


BACAAN ATTAHIYYAT ADALAH DIALOG ANTARA RASULULLAH S.A.W
DENGAN ALLAH S.W.T
Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Alhamdulillaahirrahmaanirrahiim.  Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad .

Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’iin  .

Laa ilaaha illa anta subhanaka inni kuntu minadz dzoolimiin.
Ya ayyuhal adziina aamanut taqullooha , haqqo tuqootihi wa antum muslimuun
Amma ba’du ;

Seandainya kita mengetahui bahwa sebagian dari bacaan shalat itu adalah dialog antara Rasulullah saw  dengan Allah swt , tentu kita tidak akan terburu-buru melakukannya.

Allahu Akbar, ternyata bacaan shalat itu dapat membuat kita seperti berada di syurga.

Mari kita camkan dan renungkan kisah berikut ini, tentu akan berlinang air mata kita.

ماشاءالله
Singkat cerita, pada malam itu Jibril a.s mengantarkan Rasulullah Shalallahu'Alaihi Wasallam naik ke Sidratul Muntaha.

Namun karena Jibril a.s tidak diperkenankan untuk mencapai Sidratul Muntaha, maka Jibril a.s pun mengatakan kepada Rasulullah untuk melanjutkan perjalanannya sendiri tanpa dirinya.

Rasulullah saw melanjutkan perjalanan perlahan sambil terkagum-kagum melihat indahnya istana Allah swt  hingga tiba di Arsy.

Setelah sekian lama menjadi seorang Rasul, inilah pertama kalinya Nabi Muhammad saw berhadapan dan berbincang secara langsung dengan Allah swt .

Bayangkanlah betapa indah dan luar biasa dahsyatnya moment ini.. MasyaAllah.

Percakapan antara Nabi Muhammad Rasulullah saw dengan Allah Subhanahu Wata'ala :

Rasulullah saw pun mendekat dan memberi salam penghormatan kepada Allah swt .

"Attahiyyatul mubarokastush shalawatuth thayyibaatulillah = Semua ucapan penghormatan, pengagungan dan pujian hanyalah milik Allah".

Kemudian Allah swt menjawab sapaannya :
"Assalamu 'alaika ayyuhan Nabiyyu warahmatullahi wa barakaatuh =
Segala pemeliharaan dan pertolongan Allah untukmu wahai Nabi, begitu pula rahmat Allah dan segala karunia-Nya".

Mendapatkan jawaban seperti ini, Rasulullah saw tidak merasa jumawa atau berbesar diri, justru beliau tidak lupa dengan umatnya, ini yang membuat kita sangat terharu.

Beliau menjawab dengan ucapan :
"Assalaamu 'alaina wa 'alaa 'ibadallahish shalihiin" = "Semoga perlindungan dan pemeliharaan diberikan kepada kami dan semua hamba Allah yang shalih".

Bacalah percakapan mulia itu sekali lagi, itu adalah percakapan Sang Khaliq dan hamba-NYA, Sang Pencipta dan ciptaan-NYA dan beliau saling menghormati satu sama lain, menghargai satu sama lain .

Dan lihat betapa Rasulullah saw mencintai kita umatnya, bahkan beliau tidak lupa dengan kita ketika beliau di hadapan Allah swt .

Melihat peristiwa ini, para Malaikat yang menyaksikan dari luar Sidratul Muntaha tergetar dan terkagum-kagum betapa Rahman dan Rahimnya Allah swt , betapa mulianya Nabi Muhammad saw .

Kemudian para Malaikat-pun mengucap dengan penuh keyakinan :

"Asyhadu Allaa ilaaha illallah, wa asyhadu anna Muhammaddarrasulullah" = "Kami bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan kami bersaksi bahwa Muhammad itu adalah hamba Allah dan Rasul Allah".

Jadilah rangkaian percakapan dalam peristiwa ini menjadi suatu bacaan dalam shalat yaitu pada posisi Tahiyat Awal dan Akhir, yang kita ikuti dengan shalawat kepada Nabi sebagai sanjungan seorang individu yang menyayangi umatnya.

Mungkin sebelumnya kita tidak terpikirkan arti dan makna kalimat dalam bacaan ini.

Semoga dengan penjelasan singkat ini kita dapat lebih meresapi makna shalat kita.

Sehingga kita dapat merasakan getaran yang dirasakan oleh para Malaikat disaat peristiwa itu.

Dan semoga bermanfaat untuk menambah kekhusyu'an shalat kita.

امين يارب العالمين

            Semoga bermanfat . Wallaahua'lam      

Wassalamu’alaikum warahmatullaahi waarakaatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar