Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,
Para sahabat sekalian marilah kita lanjutkan mataeri ini.
Segala amal perbuatan terutama amal kebaikan, tidak bisa terlepas
dari niat. Jadi niat dan amal itu tidak bisa berdiri sendiri. Shalat yang
kita kerjakan tanpa diawali dengan niat adalah tidak sah, begitu pula ibadah -
ibadah lainnya..
Bicara tentang niat, maka erat hubungannya dengan ikhlas. Artinya,
apapun pekerjaan yang kita lakukan, terutama amal taat, hendaknya diawali
dengan niat. Dan niat itu harus ikhlas. Tanpa niat yang ikhlas, maka ibadah
kita sia-sia.
Rasulullah saw bersabda, "Apabila
seseorang mengikhlaskan amal perbuatannya karena Allah selama 40 hari, maka
memancarlah hikmah dari hati dan lidahnya"
Allah berfirman di dalam Q.S Azumar 39 : 3 yang berbunyi ,
" alaa lillaahid
diinul khoolish " ,
yang artinya " Dan
tiadalah mereka disuruh kecuali untuk menyembah Allah dengan mengikhlaskan
keragama" untukNya"
Dari ayat tersebut, kita sebagai orang yang beriman diperintahkan
untuk menyembah Allah secara ikhlas. Artinya penyembahan atau keimanan itu
hendaknya bersih karena Allah, bukan karena malu pada teman, bukan malu pada
atasan, atau kepada siapapun. Namun hati kita harus bersih, niat kita hanya
satu, karena Allah. Inilah yang disebut keimanan yang ikhlas. Allah berfirman
di dalam Q.S Al Kahfi 18 : 110 yang berbunyi " faman kaana yarjuu
liqoooo a robbihii fal ya'mal 'amalan shoolihan walaa yusyrik bi'ibaadati
robbihiiii ahada." yang artinya , " Maka barang siapa yang mengharap
bertemu Tuhannya, hendaklah ia melakukan amal baik dan janganlah menyekutukan
dengan sesuatu apapun dalam menyembah Allah "
Contoh: Contoh kita berniat shalat dan menyempurnakan gerakkannya,
bukan karena Allah, akan tetapi agar kelihatan oleh orang lain bahwa kita ahli
shalat. Atau kita membaca Al Qur'an dengan suara lantunan yang merdu dan suara
keras, tujuannya agar dipuji orang.
Allah berfirman dalam hadits qudtsi yaitu ,"Keikhlasan adalah
salah satu rahasia diantara rahasiaKu, dan kusimpan di hati orang-orang yang
Aku cintai dikalangan para hambaKu"
Sekarang perhatikan suatu Hadits berikut ini : Rasulullah saw
bersabda bahwa pada hari kiamat kelompok atau golongan yang pertama dihisab
adalah golongan orang-orang berilmu / golongan ulama, dan golongan orang-orang
yang mati syahid dalam berjihad.
Allah bertanya kepada para ulama, "Apa yang telah engkau
perbuat dengan ilmumu yang telah Aku titipkan kepadamu ketika berada di dunia
?" Mereka ( ulama ) menjawab, "Ya Allah ilmu yang telah kami miliki
kami manfaatkan untuk shalat malam dan di ujung siang" Allah
menjawab, " Kamu benar-benar pembohong ! Karena ibadah yang kamu lakukan
hanya agar orang lain mengagumimu sehingga keluar kata-kata kamu adalah seorang
ulama. Dan kenyataannya memang seperti itu. Dan celakanya kamu merasa senang
dengan pujian mereka. Hai malaikat Zabaniah lemparkan para ulama itu ke jurang
neraka"
Komentar : Oleh karena itu bagi siapa saja yang merasa
diberi kelebihan di bidang agama, awas hadits ini sebagai peringatan, janganlah
merasa bangga atau terhormat diberi gelar ustadz, kyai, almukarom, gus dll<
hal itu akan ditanyakan oleh Allah, apakah amalnya sudah sesuai dengan gelar
yang ia sandang. Allah tidak melihat semua itu yang dilihat hati orang itu. Dan
Allah itu sungguh Maha Mengetahui rahasia isi hati manusia.
Selanjutnya Allah bertanya kepada orang kaya yang gemar bersedekah,
"Aku telah memberimu banyak harta benda. Kau manfaatkan untuk apa
harta bendamu itu ketika di dunia ?" Mereka menjawab ,"Sebagian dari
harta itu kami sedekahkan kepada fakir miskin, anak yatim dan untuk kepentingan
kemakmuran agama Islam " Allah menjawab, "Kau bohong Q! aku Maha
Mengetahui, sedekah yang kamu lakukan bukan untuk beribadah kepadaku. Niatmu
berbeda yaitu agar dipuji oleh orang lain bahwa kau dikenal sebagai dermawan
dan gemar bersedekah. Begitu orang memujimu, kau merasa senang. Hai malaikat
Zabaniah lemparkan ahli sedekah itu ke jurang neraka"
Komentar : Oleh karena itu janganlah kita berbangga diri dengan
sedekan yang telah kita keluarkan, apakah memang sudah benar-benar sesuai
dengan kehendak Allah. Allah hanya melihat apa yang diperbuat hambaNya yang
ikhlas.
Selanjutnya Allah memanggil orang-orang yang ketika hidupnya
berperang membela agama, dan bertanya "Apakah yang telah engkau lakukan sehingga engkau mati syahid ?" Mereka menjawab, "Ya Allah, aku berjihad itu mengikuti perintahMu, akhirnya aku terbunuh" Allah menjawab, "Engkau pembohong ! Memang kau mati terbunuh di medan peperangan dalam membela agama. Tetapi niatmu tidak ikhlas, hanya ingin dapat pujian agar disebut pemberani, pahlawan Islam. Hai malaikat Zabaiyah lemparkan mereka ke dalam api neraka"
Komentar: Sekali lagi jangan dianggap bahwa Allah tidak mengetahui apa yang kita kerjakan. Jadi apapun yang kita kerjakan dan itu baik menurut kita ,maka belum tentu baik menurut pandangan Allah, sebaliknya yang kita kerjakan itu menurut pandangan manusia hina, belum tentu hina menurut pandangan Allah, hanya Allah lah yang bisa menilai ibadah kita apakan baik atau buruk. Oleh karena itu janganlah kita menghakimi orang lain di dalam penilaian ibadah. Bolehlah kita kasih pandangan, kalau menurut anda ini benar silahkan jalani, tetapi kalau tidak cocok ya sudah lah tidak perlu bertengkar. Karena baik atau buruk yang nanggung bukan orang lain tetapi diri sendiri.
Itulah hubungan antara niat dan ibadah kepada Allah. Dalam beramal taat, niat harus bersih yaitu hanya kepada Allah semata. Oleh karena iutu jagalah diri dan hati kita agar tidak tercemar dari riya, ingin dipuji orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar