Minggu, 17 Februari 2013

KEHIDUPAN DUNIA MERUPAKAN UJIAN Ke 3



Asssalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,

Marilah kita lanjutkan materi tentang Kehidupan Dunia Merupakan Ujian . Semoga materi yang sebelumnya yang telah kita baca dapat menyadari siapa diri kita dan apa yang harus kita lakukan untuk kepentingan kita sendiri selama kita menjalani kehidupan di dunia untuk menuju kepentingan akhirat kita.

Marilah kita simak Firman Allah di dalam Q.S Al Fajr 89 : 15 – 20 yang berbunyi , “ Fa ammal insaanu idzaa mab talaahu robbuhuu fa akromahuu wana’ammah. Fayaquulu robbii akroman . Wa ammaa idzaa mab talaahuu faqoddaro ‘alayhi rizqohuu fayaquulu robbii ahaanan. Kallaa ballaa tukrimuunal yatiim . Walaa tahaadhdhuuna ‘alaa tho'aamil miskiin . Wata’ kuluunat turootsa aklallamma . Watuhibbuunal maala hubban jamma “  yang artinya sebagai berikut , “ Maka adapun manusia, apabila Tuhan mengujinya lalu memuliakannya dan memberinya kesenangan, maka dia berkata , “Tuhanku telah memuliakanku  . Namun apabila Tuhan mengujinya lalu membatasi rezkinya, maka dia berkata , “Tuhanku telah menghinaku “ . Sekali-kali tidak ! Bahkan kamu tidak memuliakan anak yatim , dan kamu tidak saling mengajak memberi orang miskin , sedang kamu memakan harta  warisan dengan cara mencampurbaurkan (  yang halal dan yang haram ) , dan kamu mencintai harta  dengan kecintaan yang berlebihan “.


Allahu Akbar Subhanallaah alangkah indahnya ayat-ayat diatas. Betapa besarnya rasa kasing sayang Allah terhadap makhlukNya tidak si kaya tidak si miskin, yang diharapkan Allah adalah bisa saling berbagi dengan apa yang telah diberikanNya. Sungguh peringatan atau teguran Allah ini bukan dengan secara kasar namun sebaliknya disampaikan secara halus yang berupa ajakan.

Jangan sampai ucapan yang telah dilakukan oleh mereka diucap ulang oleh kita yaitu disaat kita telah diberikan berbagai kenikmatan berupa jabatan, harta yang banyak atau kesuksesan berarti Allah telah menyayanginya. Pada hal  Allah hanya ingin tahu hati mereka sejauh mana rasa syukurnya kepada Allah atas berbagai kemudahan yang telah diraihnya. Hal ini tidak cukup hanya mengucapkan Alhamdulillaah saja ,akan tetapi harus dibuktikan dengan perbuatannya yaitu bagi yang diberi jabatan dapat melaksanakan amanahnya, bagaimana sikap sebagai pejabat terhadap dirinya sendiri dan terhadap bawahannya sehingga terjadi komunikasi yang harmonis,  bawahannya itu tidak merasa dihakimi akan tetapi merasa dituntun,  dibimbing oleh atasannya itu, rasa kurang puas atau kebencian itu hilang, yang ada adalah rasa saling membutuhkan dan saling mengasihi antar sesama. Begitupula sebaliknya bagi mereka yang sedang mengalami keterpurukan, melakukan usaha gagal, berdagangan selalu dalam kerugian, sampai untuk mencukupi segala kebutuhan sangatlah kurang, mana keluarga  sedang dalam keadaan sakit, uang untuk berobat gak punya dll, janganlah merasa bahwa Allah itu sedang membencinya, sedang tidak suka kepadanya, Allah tidak adil telah memperlakukannya seperti itu. Jauhkan ucapan-ucapan seperti itu. Itu adalah suatu prilaku yang sangat buruk. Artinya telah menuduh Allah jelek. Sekali-kali tidaklah demikian. Sungguh Allah tidak mau menzalimi hambaNya sedikitpun, malah sebaliknya Allah itu sangat, sangat sayang kepada hambaNya, walaupun banyak hambaNya tidak mau melaksanakan perintahNya bahkan ada yang mendustakanNya ,tetap Allah memberinya  rezki, melindunginya, menyelamatkannya ( selagi mereka masih di dunia ) tetapi untuk akhirat Allah sikapnya berbeda lagi semua keputusan itu adalah hak mutlak urusan Allah.

Oleh karena itu  selagi kita  masih diberi kesempatan hidup di  dunia marilah rezki yang telah diberikan oleh Allah itu kita  nafkahkan di jalan Allah, dan sebagian lagi kita santuni anak yatim, fakir miskin, kita bantu bagi mereka yang membutuhkan bantuan, sehingga harta yang kita dapatkan itu dapat menjadi lahan tambahan ibadah, dapat menyelamatkan kita, bukan akan menyesatkan kita dan bukan akan mencelakakan kita. Dan janganlah harta yang telah kita dapatkan dengan susah payah di campur aduk dengan harta yang sedikit, yang akhirnya akan merusak seluruh harta yang halal. Ada pepatah karena nila sedikit, rusaklah susu sebelanga.
Dan Allah mengingatkan kita semua agar di dalam segala hal janganlah mencintai secara berlebihan, apakah itu harta kekayaan, apakah itu jabatan. Kalau hal itu dilakukan maka akan merusak diri sendiri. Baik kekayaan maupun jabatan itu hanyalah titipan Allah yang suatu saat bisa saja diambil oleh yang punya kalau Dia berkehendak. Janganlah memaksakan diri agar bisa bertahan terus yang akhirnya melakukan perbuatan yang menyimpang dari aturan syariat agama demi harta atau jabatan itu.  Akibatnya apa  ?   Segala amal ibadahnya yang selama ini dikumpulkan lenyap dalam sekejap karena semuanya itu ditolak oleh Allah.

Jadi jelaslah bahwa kesuksesan hidup ( kaya, jabatan yang tinggi ) dan kegagalan hidup ( miskin, sengsara, musibah dll ) adalah merupakan ujian Allah bagi seluruh manusia yang ada di alam semesta ini. Dan tidak mungkin ujian Allah itu merupakan perkara yang mudah ditempuh, yang terjadi adalah sebaliknya. Tapi ingat Allah menguji setiap hambaNya itu disesuaikan dengan kadar kesanggupannya. Kesanggupan yang telah diberikan olehNya kepada setiap pribadi masing-masing. Makin besar pahala atau balasan atau imbalan yang diinginkan hambaNya maka makin berat pula Allah mengujinya. Apabila setelah diuji oleh Allah, dan ujian itu terlampaui, teratasi, berarti lulus, barulah Allah memberikan imbalan sesuai dengan ujian yang telah diberikannya.

Bersambung……….Barakallaahufiikum………salam santun dari kami untuk para sahabat semua semoga bermanfaat untuk kita semua dan dapat diambil hikmahnya serta dapat membuka hati kita yang selama ini telah tertutup……….Andaikan ada salah tulis atau kata, itu adalah kesalahan kami dan………Ya Allah ampunilah kami atas hal itu………….Dan marilah kita bersihkan dan sucikan hati, jiwa dan akal fikiran kita semua dengan mengucapkan
Laa ilaaha illallaah Muhammadurrasuulullaah saw Allahu Akbar Subhanallaah Subhanakallaahumma wabihamdika asyahu alla ilaaha illa anta astaghfiruka wa’atuubu ilaik
Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar