Jumat, 08 Februari 2013

KEUTAMAAN BERSIKAP JUJUR ke 2

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh,

Alkisah setelah Sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a wafat, maka kekhalifahan diserahkan kepada putranya yang bernama Hasan. Karena Hasan pun merasa  kurang mampun untuk melaksanakan amanat tersebut, maka ia berdamai dengan Muaawiyah dan Muawiyahpun menerimanya. Akhirnya kekuasaan berpindah tangan kepada Muawiyah.

Pada suatu hari Muawiyah pergi ke Mekkah, ia mengunjungi penduduk disana siapa saja oarng yang mencintai Ali dan membenci dia. Setelah mengunjungi banyak penduduk, akhirnya dia mendapatkan atau menjumpai seorang perempuan yang telah tua sangat membencinya dan dan sangat mencintai Ali. Kemudian wanita tua itu dipanggil untuk menghadap Muawiyah untuk dimintai keterangan mengapa dia sangat membencinya.

Muawiyah: Wahai nenek yang aku hormati, mengapa nenek sangat mencintai Ali, sebaliknya nenek sangat     membenci aku. 
Wanita tua  : Jika aku berkata jujur, apakah engkau akan mengampuni aku ?
Muawiyah: Aku tidak akan mengampuni siapapun yang berani menentangku. Aku ini penguasa.
Wanita tua: Kala tua berkata seperti itu, maka aku akan bicara terus terang. Aku tidak takut kepada siapapun termasuk kepada tuan. Aku hanya takut kepada hatiku dan aku hanya takut kepada yang menciptakan aku yaitu Allah, Tuhan semesta alam dan Tuhanmu juga.
Muawiyah : Katakanlah segera , wahai nenek tua !
Wanita tua : Baiklah aku lebih mencinta Sayyidina  Ali bin Abi Thalib r.a dari pada engkau hyang katanya sebagai penguasa baru.
Muawiyah : Kenapa nenek bersikap seperti itu  ?!
Wanita tua : Ali  adil terhadap rakyat. Jika ada sesuatu yang harus dibaikan, maka ia bagikan dengan rata dan yang  menerima merasa puas hatinya., sebaliknya tuan Muawiyah telah diberi oleh Allah kekuasaan, bertindak sewenang-wenang, hanya menuruti selera hati sendiri. Dalam hal pembagian jatah, yang suka terhadap tuan akan mendapat jatah banyak dan mereka senang menerimanya karena dapat menjilat bagaikan anjing yang menjulurkan lidahnya untuk menjilat tuannya yang memang senang dijilat, senang dipuji, senang dipuja, senang ditakuti layaknya Fir'aun. Seballiknya yang tidak senang dengan tuan jatahnya hanya dikasih sedikit, bahkan ada yang tidak dapat, sampai mereka ada yang berada dalam kelaparan. Tertnyata tuan akhlaqnya lebih bejad dari binatang, karena tuan punya akal  dan hati akan tetapi zalim terhadap diri sendiri karena tidak digunakan dengan baik. Sedangkan Ali, Subhanallaah , dia suka bersahabat dengan siapapun, naaah, kalau tuan bersahabatnya hanya dengan yang suka kepada tuan.
Muawiyah : Nenek bicara seperti itu, apakah nenek pernah bertemu dengan Ali langsung atau hanya dengar dari orang lain.
Nenek tua : Maaf ttuan, aku sudah beberapa kali bertemu. Kata-katanya sungguh menyejukkan hati. Beliau tidak gila hormat, tidak gila jabatan, tidak pernah menimbun harta karena ttakut miskin.
Muawiyah : Sekarang kamu butuh pertolongan aku tidak, nek ?
Wanita tua : Apakah tuan akan mengabulkan kalau aku minta ?
Muawiyah : Oh, tentuuuu, nenek !!!
Wanita tua : Sekarang aku minta seratus ekor unta betina dengan anaknya, sekaligus penggembalanya.
Muawiyah : Nenek yang aku hormati, untuk apa nenek minta sebanyak itu. Nenek hidupnya sendiri dan sudah tua lagi, nanti bagaimana mengurus unta sebanyak itu !
Wanita tua : Maaf tuan sudah salah menjawab apa yang saya minta. Aku hidup berdua dengan Allah.
Muawiyah : Kenapa begitu  ?
Wanita tua : Allah adalah sahabat karibku disaat aku tidak ada masalah, aku banyak berbincang-bincang denganNya tanpa beban. Sungguh Dia itu Maha Pendengar. Dia selalu mendengarkan dengan penuh perhatian setiap kata-kata yang aku ucapkan. Dan Dia Maha Penyayang. Dia sangat menyayangiku di setiap keadaan.
Muawiyah : Oh, begitu.  Lalu bagaimana ?!
Wanita tua : Dia menentramkan hatiku, disaat aku curhat kepadaNya disetiap aku punya masalah, termasuk masalah yangg sedang aku hadapi ini sekarang.
Muawiyah : Allahu Akbar, ternyata nenek sudah setua ini masih cukup cerdas .
Wanita tua : Dan disaat aku terkena musibah, bencana, kesulitan, bahaya, aku selalu memohon pertongan kepadaNya dan juga meminta perlindungan dariNya. Dia Maha Gagah Perkasa, Maha Kuat, Maha Kuasa atas segala sesuatunya.
Oleh karena itu aku tidak mau menyembah kepada siapapun kecuali hanya kepada Allah. Aku tidak mau berbuat syirik, yang akan menghilangkan segala  amal ibadahku, harta dan anak-anak ku pun tidak akan mampu menolongku bahkan Allah akan melaknatku. dan Dia akan murka kepadaKu.
Muawiyah : Kalau aku mengabulkan permintaan nenek, apakah nenek akan mencintai aku seperti kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib.?
Wanita tua : Maaf, bisa saja saya mencintai tuan, akan tetapi cintaku dan hormatku kepada Ali jauhlebih besar dari pada kepada tuan.
Muawiyah : Mengapa begitu ? tanyanya semakin kaget dan penasaran terhadap nenek tersebut.
Wanita tua Karena yang tuuan lakukan hanya mengharap pujian, mengharap  pengakuan dan mengharapkan penghormatan manusia. Sedangkan Ali tidak butuh semua itu, beliau hanya butuh ridonya Allah swt.

Mendengar jawaban wanita yang jujur dan polos  itu hati Muawiyah tiba-tiba tergetar. Dia seperti baru sadar dari mimpi. Kata-kata wanita itu telah menggunggah kesadarannya. Mendengar kata-kata nenek tua itu, bagaikan pisau yang menyayat hatinya untuk membuang segala kotoran yang telah berkarat, yang telah melekat sekian lama, yang tadinya di dalam kegelapan. Sekarang hatinya manjadi terang benderang, pikirannya jernih dan dari mulutnya meluncur kata-kata yang berbntuk syair :  Jika aku tidak siap sedia, kepada dirimu. Siapa lagi yang diharapkan bersantun kepada temannya?  Terimalah ini, dan semoga engkau senang. Ingatlah dan kenanglah perbuatanku. Semoga Allah membalasnya. Perrang akan aku gantikan dengan sikapku yang mencintai perdamaian. Nenek yang terhormat, sekaranmg apakah yang nenek akan perbuat dengan seratus unta itu  ?"
Wanita tua : Dengan seratus unta itu aku dapat berbuat lebih mulia lagi yaitu air susunya bisa diberikan kepada anak-anak, dan yang lainnya dapat untuk menolong fakir miskin"

Sungguh alangkah mulianya perbuatan wanita tua itu. Ia menyadari apa yang ia terima hanya titipan Allah, apapun bentuknya harus dimanfaatkan atas ridonya Allah. Jangan sampai yang tadinya Allah rido akan berbalik menjadi murka.

Para sahabtku semua, marilah sejak saat ini kita tanamkan kejujuran di dalam hati kita masing-masing, agar kedustaan sirna dalam kebiasaan sehari-hari. Caranya adalah sebagai berikut :
  1. paksalah bersikap jujur atau berlaku jujur;
  2. terpaksa harus bersikap jujur atau berlaku jujur ;
  3. bisa bersikap jujur atau belaku jujur;
  4. biasa bersikap jujur atau berlaku jujur;
  5. bersikap jujur atau berlaku jujur sampai menjadi kebiasaan.
Barakallaahufiikum............salam santun dari kami untuk para sahabat semua............semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua dan dapat diambil hikmahnya......... Adaikan ada tulisan atau kata yang salah, itu kesalahan kami dan...... kami memohon ampunanMu Ya Allah.............  dan marilah kita bersihkan dan sucikan hati kita, jiwa kita dan akal fikiran kita dengan mengucapkan

Laa ilaaha illallaah  Muhammadurrasuulullaah  Allahu Akbar Subhanallaah  Subhanakallaahumma wabihamdika asyhadu alla ilaaha illa anta astghfiruka wa'atuubu ilaik

Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar