Jumat, 08 Februari 2013

TANAMKAN RASA TAKUT PADA ALLAH ke 1

Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,

Seorang mukmin yang beriman untuk meyakini bahwa Allah itu berkuasa memberi siksa kepada kita, jika kita telah durhaka atau berbuat maksiat kepadaNya. Untuk hal itu maka marilah kita tanamkan rasa takut kepada Allah di lubuk hati kita yang paling dalam.

Jika di dalam hati kita sudah ada rasa takut kepada Allah, maka hal ini merupakan bekal untuk mencapai keselamatan. Artinya dengan memiliki rasa takut kepada Allah, maka kita akan takut berbuat berbuat dosa.  Jika kita takut berbuat dosa, maka akan selamatlah kita dari siksa Allah. Apabila kita  merasa takut terhadap laknat dan siksa Allah, maka pasti punya keyakinan apabila perintah Allah tidak dilaksanakan maka kita akan menjadi durhaka. Kalau sudah durhaka maka pasti Allah mengancamnya dengan siksa. Apabila kita berusaha dengan sekuat tenaga menjauhi semua yang dilarang Allah, karena sesuatu yang dilarang Allah itu, dibenci oleh Allah, kalau kita melaksanakannya, maka Allah pasti marah dan memberikan siksa.

Selain rasa takut kepada Allah harus ditanamkan pula di hati kita rasa harap kepada Allah. Rasa harap itu adalah harapan pahala dan rahmat Allah apabila kita menjalankan segala perintahNya. Apabila rasa takut dan rasa harap sudah kita tanamkan di hati kita dan sudah mempengaruhi jiwa kita dengan kuat, maka kita dengan mudah menjalankan ibadah.

Orang yang merasa takut kepada Allah, tentu sangat risau jika mengingat kematian. Takut mati atau risau akan kematian, bukan karena enggan meninggalkan dunia, akan berpisah dengan orang-orang yang dicintainya, atau berpisah dengan harta kekayaan yang telah dikumpulkannya. Akan tetapi kerisauan ini dirasakan karena kita menyadari bahwa diri kita banyak dosa-dosa yang belum diampuni, lalu tiba-tiba datang ajal menjemputnya. Perasaan seperti ini dipengaruhi pula bahwa amal kebaikan, berupa amal taat kepada Allah yang telah dilakukannya belumlah sempurna. Rasa seperti inilah dinamakan ciri-ciri orang beriman.

Orang yang merasa aman di dunia dari siksa, mereka berbuat apa saja sesuai dengan keinginan hatinya, tenggelam dengan kesenangan di dunia, larut dalam kemaksiatan, lupa bahwa kematian akan datang secara tiba-tiba, mereka tidak mau tahu terhadap kematian, maka kelak di akhirat mereka akan merasakan ketakutan yang luar biasa.

Berbeda dengan orang-orang yang beriman, jika ia mengingat dosa-dosanya, meskipun dosa itu kecil, tetapi ia merasa takut, kemudian mendorong dirinya untuk memperbaiki amal ibadah dan segera bertaubat. Maka sikap ini sesuai dengan sabda Nabi saw, "Ketika hati seorang mukmin bergetar karena takut kepada Allah, maka berjatuhanlah dosa-dosanya seperti daun kering yang berguguran dari tangkainya". Dan dalam hadits lain diterangkan bahwa suatu ketika Rasulullaah saw ditanya "Siapakah yang termasuk dalam kerabat beliau ?" dan beliau menjawab "Keluargaku ialah setiap mukmin yang bertakwa, yang memiliki rasa takut dan rasa harap sampai di hari kiamat. Sedangkan wali-waliku adalah para muttaqin dan masing-masing mempunyai kelebihan, kecuali taqwa kepada Allah"

Oleh karena itu hendaknya kita harus dapat membedakan antara takut kepada Allah dan takut kepada sesama makhluk. Kalau kita takut kepada sesama makhluk, maka kita cenderung untuk menghindari atau menjauhi, agar dapat menyelematkan diri. Akan tetapi takut kepada Allah berbeda, bukannya menjauhi Allah atau menghindari Allah, bukan berarti enggan melaksanakan perintah Allah dan tidak menghiraukan larangan Allah. Bukan itu ! Bukan seperti itu !

Bersambung ..............................

Barakallaahufiikum............. salam santun dari kami kepada para sahabat semuanya............semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua dan dapat diambil hikmahnya serta dapat membuka hati kita yang selama ini telah tertutup...............atas izin Allah swt.

Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar