Jumat, 21 Juni 2013

T A H U N G A J A H



Assalamu’’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Salam dan bahagia

Selamat berjumpa kembali dengan kami BUTIR URAIAN AYAT AYAT AL QUR'AN dan refleksialamalquran.
T A H U N    G A J A H

Allah berfirman di dalam Q.S Al Fiil : 1 yang berbunyi sebagai berikut
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيلِ [١٠٥:١]
 Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah?

Pada tahun 570 M pembunuhan besar-basaran terjadi terhadap orang-orang Nasrani oleh Zu Nuwaz ,Raja Himyar terakhir , yang beragama Yahudi.  Sebagaimana firman Allah di dalam Q.S Al Buruuj 85 : 4 – 7 yang berbunyi  sebagai berikut

قُتِلَ أَصْحَابُ الْأُخْدُودِ [٨٥:٤]النَّارِ ذَاتِ الْوَقُودِ [٨٥:٥]إِذْ هُمْ عَلَيْهَا قُعُودٌ [٨٥:٦]وَهُمْ عَلَىٰ مَا  يَفْعَلُونَ بِالْمُؤْمِنِينَ شُهُودٌ [٨٥:٧]
Yang artinya berbunyi sebagai berikut Binasa dan terlaknatlah orang-orang yang membuat parit,--- yang berapi (dinyalakan dengan) kayu bakar,--- ketika mereka duduk di sekitarnya,--- sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang yang beriman

Mendengar kejadian ini,Raja Abisinia setelah dihubungi untuk dimintai bantuan, segera mengirim pasukan besar-besaran yang dipimpin oelh Pangeran Aryat ( Al Haris ) dan Abrahah sebagai wakil raja, dan pasukan ini juga dapat menaklukkan Yaman. Setelah Yaman tunduk, terjadilah percekcokan sampai terjadi pertempuran antara Pangeran Aryat dengan Abrahan dan berakhir dengan terbunuhnya Pangeran Aryat. Kemudian Yaman dikuasai oleh Abrahah sebagai wakil raja Abisinia, dan Abrahah diangkat oleh Raja Abisinia sebagai Gubernur di Yaman.

Setelah diangkat menjadi Gubernur Yaman, Abrahah membangun sebuah Katedral besar yang bernama Sa’an, yang konon dibuat dari barang-barang mewah, Batu pualam peninggalan Istana Rati Saba ( Sheba ) dibawanya untuk membangun Katedral tersebut. Salibnya terbuat dari emas dan perak, mimbarnya terbuat dari gading dan kayu hitam.

Tujuan Abrahah membangun itu adalah selain untuk mengambil hati Raja Abisinia, juga ingin merubah perhatian masyarakat Arab yang setia tahun selalu berziarahh ke Ka’bah di Mekah, agar beralih untuk mengunjungi gereja besar Sa’an. Segala cara dilakukan oleh Abrahah terhadap masyarakat Arab, akan tetapi selalu gagal. Maka jalan terkahir satu-satunya adalah Ka’bah harus dihancurkan. Hal ini dilakukan karena terdorong oleh ambisinya dan fanatisme agama. 

Kemudian Abrahah mengerahkan pasukan Gajah secara besar-besaran dibawah pimpinannya. Dan Abrahah berada di paling depan pasukannya dengan menaiki gajah yang terbesar, tujuannya adalah menghancurkan Ka’bah. Bagi orang Arab saat itu Gajah dianggap binatang aneh, karena baru tahu saat itu.

Ringkasnya cerita, setelah Abrahah dan pasukannya memasuki kawasan Hijaz dan sudah hamper mendekati Mekah, Abrahah mengirim pasukan berkuda sebagai kurir. Di dalam perjalanan itu, mereka membawa harta suku Quraisy, diantaranya 200 ekor unta milik Abdul Muthalib bin Hasyim. Melihat besarnya pasukan Abrahah, kaum Quraisy tidak mampu melawan. Lalu Abrahah mengirim seorang , Himyar pengikutnya untuk menemui Abdul Muthalib yang tegap, besar dan tampan, pemimpin di Mekah, dengan pesah bahwa mereka datang bukan untuk berperang, akan tetapi hanya akan menghancurkan Ka’bah saja. Jadi pihak penduduk Mekah tidak perlu mengadakan perlawanan.
Mendengar mereka tidak bermaksud berperang, konon Abdul Muthalib pergi ke markas pasukan gajah tersebut, diantarkan oleh utusan Abrahah, dan diikuti oleh anak-anaknya dan beberapa pemuka Mekah lainnya. Melihat Abdul Muthalib yang tinggi besar tampan dan gagah, turun dari tahtanya untuk menyambut rombongan itu dengan hormat, lalu duduk bersama tamunya.

Menjawab pertanyaan Abrahah melalui penterjemahnya apa yang diperlukan Abdul Muthalib dengan kedatangannya itu, konon 200 ekor ekor unta yang dirampas oleh pasukan Abrahah minta dikembalikan. Abrahah menjawab dengan kagum dan hormat kepada Abdulk Muthalib, kedatangannya itu bukan untuk membicarakan unta yang 200 ekor itu, dan juga bukan karena rumah suci yang mendasari agamanya dan agama nenek moyangnya. Akan tetapi dia ( Abrahah ) dan pasukannya hanya untuk menghancurkan Ka’bah. Abdul Muthalib pun menjawab bahwa dial ah pemilik 200 ekor unta itu, bukan pemilik Ka’bah. Rumah suci itu milik Allah dan Allah akan melindunginya. Abrahah berjanji akan mengembalikan 200 ekor untanya Abdul Muthalib.

Konon Abdul Muthalib dan beberapa pemuka Mekah menawarkan 1/3 kekayaan Tihamah ( rampasan perang ) untuk Abrahah, asalkan tidak mengganggu Ka’bah. Tawaran tersebut ditolak oleh Abrahah. Kemudian Abdul Muthalib dan teman-temannya termasuk untanya yang 200 ekor itu kembali ke Mekah. Dan tidak perlu mengadakan perlawanan. Mereka percaya Ka’bah sudah ada penjaganya.
Setelah kembali ke Mekah, Abdul Muthalib memerintahkan Bani Quraisy keluar dari kota Mekah, agar tidak menjadi korban pasukan Abrahah. Kemudian mereka berdoa kepada Allah agar kota Mekah dilindungi, jangan sampai mereka ( Bani Quraisy ) memohon bantuan kepada berhala-berhala.

Setelah seluruh Kota Mekah sunyi, Abrahah mengerahkan pasukannya dan sudah siiap menghancurkan Ka’bah. Setelah Ka’bah hancur, lalu mereka kembali ke Yaman. Akan tetapi pada saat itu, tiba-tiba pasukan gajahnya merasa dihujani batu yang dibawa oleh sekawanan burung besar. Burung-burung itubtampaknya menyebarkan kuman-kuman wabah yang sangat mematikan, berupa bisul dan letupan letupan kulit, yang diduga sejenis campak ganas. Mereka belum tahu dan belum pernah mengalami kejadian serupa itu. Barangkali wabah itu dibawa angin dari jurusan laut. Tidak sedikit pasukan Abrahah yang binasa, dan Abrahah sendiri mati dalam perjalanan pulang ke negeri Yaman..

Peristiwa ini terjadi pada tahun kelahiran Nabi Muhammad atau kurang 2 bulan sebelum itu. Dan tahun itu oleh orang Mekah dicatat sebagai “ TAHUN GAJAH “ dan diabadikan tonggak perhitungan sebelum Hijrah. Jadi Allah melalui surat Al Kaafiruun ini memperingatkan dan para pengikutnya dengan adanya suatu peristiwa itu menunjukkan betapa besarnya Kekuasaan dan Kebesaran Allah.

Barakallaahufiikum ……….  Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar